Life begins at night. - Charlaine Harris
***
"Gue nulis report dulu, Kei," kata Jay partner jagaku hari ini. Report yang tadi dia maksud itu adalah laporan detail bill tamu kami yang baru aja checked out.
Kulihat benda kecil yang melingkari pergelangan tanganku, pukul 3.40 dini hari. Dan tamu kami baru aja pulang. Tapi lebih baik begini, daripada capek jagain room kosong. Kami lebih suka mondar-mandir melayani tamu, tentunya juga karena alasan bonus tipsnya.
Beginilah weekend-ku, memberikan pelayanan bintang lima pada para tamu yang mengunjungi karaoke premium tempatku bekerja. Di saat orang lain sedang terlelap di alam mimpi. Aku sedang memegang kanebo, untuk mengelap meja-meja marmer di depanku.
Mirisnya, tamu-tamu itu bisa menggesekkan kartu ajaibnya dengan nominal jutaan bahkan nggak jarang juga sampai puluhan juta rupiah hanya untuk sekedar bersenang-senang menenggak minuman haram atau pun menyewa pemandu lagu dalam waktu semalam aja.
Dan apa mau dikata, ketika akulah salah satu yang membantu menuangkan minuman haram itu ke gelas-gelas mereka, sampai habis isi di botol, agar mereka segera membeli lagi botol berikutnya.
Kadang rasa dosa itu muncul, sering kali sindiran itu pun datang, entah dari teman sepekerjaan, atau dari orang yang bahkan nggak mengenalku. "Buat apa lo sholat? Orang kerjaan lo aja bikin mabuk orang, percumalah!" Tapi aku nggak menggubris sindiran mereka. Aku tetap taat menjalankan lima waktuku. Urusan dosa, biarlah Allah yang menjadi hakimku.
Room tempatku in charge malam ini, pagi ini-salah satu masalah bagi orang dunia malam macam aku adalah saat menyebutkan waktu gini nih-adalah room standard yang dijaga dua orang pelayan, ya aku sama si Jay tadi.
Ke mana 'tu orang, nulis report aja lama banget?
Walaupun hanya room standard, tapi ruangan ini luasnya kira-kira lima atau bisa jadi enam kali lebih luas dibandingkan kamar kosku, keren bukan?
Selesai mengelap keempat meja marmer dan sebuah meja makan, aku pun menyusun ulang semua tatanan di meja sesuai SOP-Standard Operational Procedure. Meja emang wilayah kekuasaan server-sebutan lain buat kami para pelayan karaoke ini-sedangkan pembersihan lantai dan toilet akan dibantu oleh staf HK-housekeeping.
Kuletakkan kotak tisue yang sudah diisi ulang dan asbak yang telah dibersihkan dari abu rokok pada masing-masing meja di area sofa dan hanya satu kotak tisue tanpa asbak di meja makan. Lalu kuposisikan dua buah wireless mic pada tatakan akriliknya di meja ketiga dari pintu masuk, dan keranjang snacks yang belum diisi ulang di meja kedua.
"Mbak, udah ya," kata mas HK yang sedari tadi menemaniku membersihkan room ini.
"Okay, Mas, makasih. Entar ya ...." Yang kujanjikan padanya barusan adalah jatah mereka. Jadi, dari tips yang kami terima, sudah hal lumrah di sini untuk membaginya dengan para HK, juga staf bar.
Malam ini, tamunya lumayan sih. Pada saat pembayaran bill tadi, aku dan Jay masing-masing diberi tips lembaran warna merah. Sebelumnya, saat tamu ini baru datang dan Jay memberikan oshibori¹, juga sudah menerima selembar uang warna biru. Jadi kalau ditotal, pendapatan tidak tetap kami hari ini, 250 ribu rupiah. Iya, tips ini adalah pendapatan tidak tetap kami, nilainya setiap hari berubah-ubah, tergantung siapa tamunya.
Dengan total tips segitu, setelah dikurangi biaya ini itu, salah satunya untuk mas HK tadi, aku dan Jay masing-masing bisa pulang dengan mengantongi 110 ribu rupiah. Alhamdulillah. Aku selalu mencoba bersyukur dengan apa yang kuperoleh, walau jalannya belum 100% benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Texting (Republish) ✔
Romance[Pemenang GMG Hunting Writers 2021 kategori voucher terbit] - Reading List @WattpadChicklitID kategori benang merah Juni 2021 - Pekerjaan sebagai pelayan di tempat hiburan malam dengan segala fasilitas mewahnya, sering kali dipandang sebelah mata...