Sembilan.

2K 273 7
                                    

Suasana gedung dengan dekorasi dominan berwarna putih ini terlihat ramai dengan lalu-lalang para karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana gedung dengan dekorasi dominan berwarna putih ini terlihat ramai dengan lalu-lalang para karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka. Waktu baru saja menunjukan pukul 10 pagi saat Hye Rim telah terlihat lesu melihat tumpukan berkas diatas meja yang tersisa dari pekerjaannya kemarin.

"Kau punya jimat penangkal sial?" tanya Hye Rim yang langsung menyibakkan rambut terurainya dengan kasar. Sepupunya terlihat begitu santai duduk dengan secangkir teh hangat dan beberapa berkas yang tengah ia periksa ditangannya disaat Hye Rim tengah kehabisan energi untuk menghadapi situasi menyebalkannya ini.

Jae Mi hanya melemparkan pandangannya sesaat pada Hye Rim dan kembali sibuk dengan beberapa lembar kertas dihadapannya, seolah pertanyaan Hye Rim sama sekali tak menarik untuk ia jawab.

"Ku dengar pria itu menghamili seorang gadis!"

Wanita yang sedari tadi duduk didepan meja kerjanya kini melangkahkan kaki mendekati Jae Mi yang langsung mematung saat mendengar kalimat terakhir yang ia ucapkan.

"Apa gadis itu adalah kau?"

Pandangan Jae Mi langsung tertuju tepat pada mata Hye Rim yang tengah menatapnya dengan begitu tajam. Senyum tipis yang Jae Mi tunjukan kini menjadi tawa seolah gadis itu tengah mendengar sebuah lelucon yang dilontarkan sepupunya.

"Aku hanya pernah makan siang dan menonton di film dengannya, tak pernah ada hubungan lebih dari itu."

"Aku menyadari sepertinya dia menyukaimu."

Pandangan keduanya masih terpaut seolah tak mau terlepas. Hye Rim masih mengintimidasi Jae Mi, ia berharap menemukan jawaban atas perginya Jaehyun 1 bulan lalu tepat dihari pernikahan mereka.

Kini gedung-gedung bertingkat dibalik jendela kaca besar dihadapan Hye Rim terlihat lebih menarik untuk ia pandangi dibanding dengan mata Jae Mi yang terlihat begitu polos. "Entah aku harus berterimakasih atau tidak pada pria itu, pernikahan ku kacau, tapi ternyata Taeil tak bisa aku dapatkan kembali. Aku merasa sangat sial!" terang Hye Rim.

"Jisoo lebih menarik dibanding kau, Hye Rim!"

"Taeil bilang ia menyukai hartaku, tapi saat Jaehyun hilang ia tak memanfaatkan situasi."

Jae Mi mengangguk ringan saat mendengar peryataan Hye Rim, "Mungkin saat ini harta tak menarik lagi untuknya," ucapnya.

Hye Rim kini memperhatikan pantulan Jae Mi pada kaca dihadapannya.

"Kau semakin ingin membuatku bunuh diri?"

Jae Mi tertawa, seputus asa itu ternyata seorang Hye Rim meratapi kisah cintanya dengan si pria penggila harta.

"Esok pagi aku akan pergi ke Beijing."

Hye Rim menghembuskan nafasnya kasar, "Beritahu Lucas bahwa tawaran kerja samanya tak menarik bagiku," ucapnya seakan bosan menyadari bahwa belakangan ini Jae Mi begitu rajin bertemu dengan pria itu.

[Jaehyun] Hold On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang