Two

208 20 0
                                    












"Tuan." Seunghyun menekur memberi hormat kepada Jiyong.

Jiyong hanya menatap Seunghyun sekilas. Lalu kembali menatap Istrinya yang sedang berdiri di depannya. Chaerin menutup mulut dan membelalakkan matanya shock saat mendengar wanita berambut kuncir itu memanggil suaminya dengan panggilan 'sayang'. Di tambah lagi saat ia menyadari tangan suaminya yang sedang merangkul pinggang ramping wanita itu. Hatinya terasa bagai ditusuk oleh ratusan jarum yang sangat tajam. Tapi Chaerin berusaha berpikiran positif. Ia mengesampingkan wanita itu. Dan menggapai lengan Jiyong.

"Jiyong, kemana saja kau selama i..." ucapan Chaerin terputus begitu Jiyong membuang tangannya dengan kasar dan menarik Jooyeon bersamanya.

Chaerin terpaku. Ia hanya bisa diam saat Jiyong berlalu disampingnya begitu saja, terlebih sambil menggenggam tangan wanita itu. Seunghyun yang melihat ekspresi dingin tuannya itu hanya diam mengamati punggung Jiyong yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangan.

"Nyonya," Seunghyun khawatir melihat Chaerin yang sedari tadi terdiam membelakanginya.

"...."

"....."

"Setidaknya aku tahu dia baik-baik saja, ya kan Seunghyun?" Chaerin berbalik dan tersenyum getir kepada Jiyong.

Jiyong yang melihat senyuman palsu Chaerin hanya terpaku. Ia sungguh tidak menyangka istri tuannya itu begitu tabah dan besar hati. Walaupun berat, ia pun mengangguk merespon ucapan wanita di depannya itu.

"Begitulah nyonya"





-------------------------------------------


Ting Tong

Bel rumah berbunyi. Chaerjn yang kebetulan sedang duduk di sofa ruang tamu membukakan pintu sebelum pelayannya mendahului.

KREEK

Tampaklah seorang wanita paruh baya berdiri di depannya. Jantung Chaerin berdegup cukup kencang menyaksikan kedatangan mertuanya itu. Tumben sekali wanita berambut hitam itu mampir ke rumahnya. Mana lagi saat ini ia dan Jiyong sedang ada masalah. Pasti akan gawat sekali kalau ia tahu Jiyong tidak pulang beberapa hari ini.

"Eommanim? Si..silakan masuk.." Chaerin mengajak mertuanya yang bernama Sunhee itu ke dalam rumah. Lalu mempersilahkannya duduk di ruang tamu.

Sun Hee menatap seisi ruangan seksama.

"Mana suamimu?"

"Oh.. dia pergi ke kantor Eommanim." bohong Chaerin.

"Hmm... Kau sendiri, kenapa tidak pergi kuliah?"

"Sekarang 'kan lagi libur, Eomma. Minggu besok baru aku mulai kuliah lagi"

"Ooo.. ohiya, Kau suruhlah Jiyong pulang. Ada yang ingin eomma bicarakan dengannya"

DEG

Jantung Chaerin seolah berhenti berdetak mendengar suruhan mertuanya barusan. Bagaimana bisa ia menyuruh Jiyong pulang? Sedangkan handphone suaminya itu tidak aktif dan tidak bisa dihubungi.

Untitled ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang