Eight

208 16 4
                                    





















Diam-diam, Jiyong mengikuti Seunghyun dan Bom ke dalam Rumah sakit. Dengan hati-hati, ia mengintip keduanya yang mulai masuk ke dalam sebuah ruangan VIP yang terletak di lantai 3. Setelah mereka masuk ke ruangan itu, Jiyong pun segera mengambil langkah seribu dan mengintip keadaan di dalam ruangan dari kaca kecil yang terdapat di pintu. Dan benar saja, di dalam sana ia dapat melihat dengan jelas istrinya, Lee Chaerin tengah terbaring dengan tenang di atas ranjang. Seketika, Jiyong merasakan detak jantungnya tidak karuan.

Akhirnya, akhirnya pencariannya selama ini terbayarkan. Akhirnya ia menemukan Chaerin, wanita yang selama ini telah ia sakiti. Dan sekarang adalah saatnya membayar dosanya. Jiyong, harus menemui Chaerin.

Tapi, baru saja Jiyong hendak membuka pintu itu, niatnya segera urung di saat Dara yang ada di ruangan itu tiba-tiba hendak ke luar ruangan. Jiyong pun spontan bersembunyi di balik kerumunan orang yang ada dikoridor.

Dengan hati-hati, Jiyong mengamati Dara yang berlalu meninggalkan koridor.

“Sepertinya aku harus menunggu ruangan itu kosong dulu. Kalau tidak, aku yakin mereka akan memisahkan aku dengan Chaerin lagi.” batin Jiyong kembali mengintip keadaan di dalam kamar Chaerin dari kaca kecil di pintu.

Setelah merasa puas melepas kerinduannya, Jiyong pun berlalu meninggalkan kamar itu dan melangkah pulang. Tapi sebelumnya ia menyempatkan diri untuk bertanya ke para perawat penjaga koridor.

“Permisi, saya mau tanya, pasien di ruangan no. 21 kelas VIP itu kenapa bisa dirawat disini ya?”

“Oh, maksud tuan nona Lee Chaerin?”

“Ya, Chaerin. Kenapa dia dirawat disini?”

“Nona Lee Chaerin sudah koma sekitar 2 bulan tuan.”

“A-APA?!!” Jiyong tidak bisa mengendalikan rasa kagetnya setelah mendengar ucapan si perawat barusan.

“Anda bilang, dua bulan?!” ujar Jiyong shock.

Sang perawat mengangguk.

“Begitulah tuan. Nona itu sudah koma selama dua bulan. Tapi, anda siapa? Kenapa anda menanyakan keadaannya?” tanya sang perawat penasaran.

Jiyong hanya diam dan langsung berlalu kembali ke ruangan tempat Chaerin dirawat tanpa mengacuhkan suster itu.

“Aneh sekali pria itu.” umpat si perawat yang merasa tidak diacuhkan.

“Tapi, dia tampan ya..” timbrung rekan si perawat yang berdiri di sebelahnya.

“Iya juga sih..” kedua perawat itu pun tertawa kecil.

Sementara itu, Jiyong yang sudah sampai di depan kamar Chaerin segera membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Dan bertepatan saat itu, tiada seorang pun diruangan. Hanya dia dan Chaerin.

Jiyong hanya bisa terdiam termangu menatap wajah tidur Chaerin. Ia meraba dadanya yang terasa sakit melihat perempuan yang sangat ia cintai itu kini tengah terbaring koma di sana. Lututnya terasa lemas dan tak mampu menopang tubuhnya. Sehingga membuatnya terjatuh ke lantai dan berlutut dengan pandangan kabur menatap tubuh Chaerin yang terbaring di atas ranjang.

“Chae.. Aku benar-benar minta maaf..” isak Jiyong mengacak-acak rambutnya dan segera bangkit untuk memeluk tubuh Chaerin yang masih terbaring di atas ranjang.

“Hunchae, kenapa kau begini? Kenapa? Kenapa harus kau yang mengalaminya? Kenapa bukan aku saja??...” Tangis Jiyong mengepal erat tangan Chaerin sambil mengeluskannya ke wajahnya.

Untitled ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang