Nine

365 17 2
                                    























Malam itu di Apartment Bom, tampak Seunghyun dan Dara sedang mengobrol di depan jendela besar yang langsung mengarah ke jalanan dibawahnya. Sementara Yoobin, menyiapkan makanan di dapur untuk kedua temannya itu.

“Hello~ Makanannya datang~” kata Bom membawa nampan berisi Kimchi Bokkumbap ke meja makan. Seunghyun dan Dara pun menghampiri meja makan.

“Hmm~ Baunya lezat sekali~” puji Dara mencium makanan. Seunghyun hanya tersenyum dan duduk di kursi menatap Kimchi bokkumbap ala Bom yang terhidang di atas meja.

“Aku tidak tahu kalau kau bisa memasak.” kata Seunghyun tersenyum kearah Bom sehingga membuat Bom salah tingkah.

“Ah~ Ayo makan, makan! Aku sudah lapar! Jangan memujiku terus.” kata Bom mengalihkan pembicaraan dan duduk di seberang Seunghyun. Seunghyun dan Dara hanya tertawa kecil. Lalu mereka pun menikmati hidangan makan malam mereka bersama.

Beberapa saat kemudian setelah menikmati makan malam buatan Bom, ketiganya pun bersantai di ruang keluarga.

“Uhm, kenapa Rinnie sampai jam segini belum pulang juga ya?” tutur Bom menerawang jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. Seunghyun yang tengah asyik bermain PS dengan Dara hanya menggeleng-geleng ogah.

“Apa dia baik-baik saja ya?” kali ini Dara menghentikan permainannya. Tapi Seunghyun hanya menghela nafas dan melanjutkan bermain,

“Kan sudah ku bilang, kalau ingin semuanya berjalan dengan lancar, kalian harus mempercayai Jiyong. Percayalah padanya. Dia pasti bisa menjaga Chaerin,”

“Ya, ku harap dia memang pantas untuk dipercaya. Karena kalau tidak, aku bersumpah akan membuatnya menyesal telah hidup di dunia ini.” ujar Dara memotong ucapan Seunghyun.

“Benar, aku pun juga akan melakukan hal yang sama.” timbrung Bom.

“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Aku yakin sekali Bom pasti baik-baik saja sekarang bersama Jiyong. Ayo lanjutkan gamenya.” ajak Seunghyun yang berhasil menengahi suasana.






-----------------------------------------






PREKK

Jiyong mengibaskan sprei tempat tidurnya. Lalu ia merapikan sprei itu untuk Chaerin tidur nanti. Agar wanita itu bisa tidur dengan nyenyak setelah hujan-hujanan tadi.

CKLEK..

Baru saja Jiyong selesai membersihkan kamarnya, Chaerin keluar dari kamar mandi dengan kemeja putih milik Jiyong yang kebesaran. Rambut pirangnya digerai karena basah. Dan lekuk tubuhnya terlihat jelas karena kemeja yang lumayan tembus pandang itu.

“Waw, sudah lama sekali aku tidak melihatmu seseksi ini..” goda Jiyong yang disambut dengan senyuman geli Chaerin.

“Bajumu terlalu kebesaran untukku. Dan lihat, aku tidak perlu memakai celana karena dalam baju ini sudah sepahaku,” tutur Chaerin memamerkan kakinya yang jenjang.

“Posemu saat ini benar-benar menggodaku, tahu.” kata Jiyong sumrigah.

“Ah, jangan berpikir yang tidak-tidak. Aku menginap di apartmentmu hanya karena terpaksa tahu. Jadi jangan memanfaatkan keadaan.” kata Chaerin sambil naik ke atas tempat tidur dan berselimut. Jiyong hanya tersenyum geli dan ikut berbaring disamping Chaerin. Ia menatap Chaerin yang kini sedang memunggunginya. Tanpa sadar, iapun tersenyum tipis.

“Tahu tidak? Sudah lama sekali lho aku merindukan momen seperti ini.”

“Oh ya?” Chaerin berbalik dan menghadap ke Jiyong. Sehingga membuat mata kedua insan itu bertemu cukup lama.

Untitled ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang