Five

196 19 3
                                    











Setibanya di rumah sakit, Chaerin langsung diperiksa di ruangan UGD. Sementara Chaerin diperiksa, Seunghyun dan Bom duduk di ruang tunggu menanti kabar dari sang dokter. Cukup lama menunggu dalam diam, beberapa saat kemudian pintu ruang UGD pun terbuka. Kedua orang yang sedari tadi menunggu itupun langsung bangkit dan menghampiri sang dokter yang keluar dari ruangan.

“Dok. Bagaimana keadaan Chaerin?”

Sang dokter menghela nafas. Melihat wajah penasaran mereka, ia mencoba menjawab yang seperlunya saja.

“Sebenarnya, benturan di kepala nona Chaerin cukup parah. Dia kekurangan banyak darah. Tapi kami sudah mengatasi semuanya,”

“Wah~ Benarkah? Syukurlah!” potong Bom bernafas lega, begitupun Seunghyun yang berdiri di sebelahnya.

“Kalau begitu apa kami boleh membesuk Chaerin?” timbrung Seunghyun tidak sabaran.

Si dokter mengangguk sambil tersenyum. Tapi tiba-tiba senyum itu pudar dari wajahnya, sehingga membuat sepasang anak cucu Adam itu terpana.

“Tapi, ada satu hal yang harus ku beri tahukan. Nona Chaerin,”

Bom dapat merasakan detak jantungnya yang tidak karuan menunggu ulasan sang dokter. Begitupun dengan Seunghyun.

“Dia koma.”

DEG

Seketika Seunghyun merasakan jantungnya berhenti berdetak. Matanya menatap kosong ke arah sang Dokter. Sedangkan Bom bergetar hendak melepas air mata yang membendung di pelupuk.

“Do-dokter. Tadi bukankah kau bilang dia baik-baik saja? Tapi, tapi ada apa ini? Kenapa sekarang kau bilang dia koma? Dokter, jangan mempermainkan kami! Katakan yang sebenarnya! Katakan!” bentak Seunghyun menarik kerah baju si Dokter.

“Seunghyun!” Bom segera melerai Seunghyun dan menenangkan pria itu.

Seunghyun menghela nafas dan melepaskan si Dokter.

“Tenang. Saya bisa menjelaskan semuanya. Nona Chaerin memang baik-baik saja. Tidak ada yang bermasalah dengan kondisi fisiknya. Hanya saja, sewaktu memeriksanya tadi, kami menemukan satu jaringan sarafnya yang tidak bekerja. Tapi anehnya, kami menemukan keganjalan disini, biasanya apabila hanya 1 jaringan saraf yang tidak bekerja, ini tidak akan menyebabkan koma. Namun kali ini berbeda, nona Chaerin koma bukan karena tidak bisa bangun, tapi karena tidak ingin bangun.”

“Apa?” Bom menatap si Dokter heran.

“Ya, hal semacam ini memang sangat langka terjadi. Biasanya hal ini terjadi karena keinginan pasien yang tidak ingin hidup kembali. Mereka terlihat lebih nyaman di dalam tidur. Sehingga mereka melawan sistem kerja otak mereka sendiri agar mereka bisa terus tertidur dalam waktu tertentu.”

“A-apa?” Seunghyun mengerutkan dahinya tidak percaya.

“Mungkin ini memang tidak masuk akal. Tapi inilah kenyataannya. Sepertinya nona Chaerin akhir-akhir ini sering menahan tangisnya, sehingga membuat sistem pernafasannya menjadi tidak teratur dan sering menyebabkan sesak nafas. Lalu kami juga menemukan sejumlah kandungan alkohol di darahnya. Apakah dia suka mabuk-mabukan?”

Seunghyun mengernyitkan alisnya dan mengerling Bom,

“Y-ya dok.” jawab Bom ragu.

“Apa? Jadi benar Chaerin suka mabuk-mabukan?” kata Seunghyun kaget.

“Ya, begitulah. Sejak kau pergi, dia menghadapi masalah dirumahnya sendirian dan sering tertekan perasaan. Makanya dia sering ke Bar dan minum-minum. Padahal kami sudah melarangnya, tapi dia tetap pergi kesana dan minum setiap malam.”

Untitled ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang