BRUKK
Dara menghempaskan tubuhnya ke atas sofa kamar tempat Chaerin dirawat. Seharian ini ia merasa begitu lelah karena harus kuliah Full-time. Tapi walaupun begitu, ia masih saja menyempatkan diri untuk menjaga Chaerin malam ini, sementara Seunghyun dan Bom pergi ke luar mencari makanan. Baru saja ia akan memejamkan mata untuk beristirahat, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Dara pun terpaksa bangkit dan memungut handphonenya dari dalam tas,
“Siapa?” batinnya melihat nomor panggilan yang tidak dikenal. Tanpa pikir panjang, ia mengangkat telepon itu,
“Halo?”
“Dara?? Apa ini kau?”
Dara membelalakkan matanya.
“Suara ini…”
“Jiyong?” terka Dara.
“Ya, ini aku, Jiyong. Dara-ya, tolong beritahu aku keberadaan Chaerin sekarang. Aku ing….”
“Dari mana kau mendapatkan nomor ponselku?!” potong Dara tidak membiarkan Jiyong bicara.
“Yah! Kenapa kau tidak menjawab pertanyaanku saja? Aku ingin bertemu dengan istriku, tapi kenapa kau suka sekali memisahkan aku dengannya?”
“Apa? ‘Istriku’ kau bilang? Bukankah kau sudah meninggalkan Chaerin? Kenapa masih memanggilnya ‘istri’? Apa ingin menyakitinya lagi? Chaerin sudah bahagia dengan Seunghyun. Jadi jangan mengganggu mereka lagi.”
“Ta,”
“Chaerin sangat membencimu. Jadi percuma kau meminta maaf! Semuanya hanya sia-sia. Lebih baik kau menyerah, dan berhenti menghubunginya maupun mencarinya!”
Tut Tut Tut
Dara pun segera menutup teleponnya.
Jiyong hanya terdiam sambil menaruh lesu handphone yang kini ada digenggamannya.
“Jadi, Chaerin tidak akan memaafkanku ya?!” batinnya kecewa.
“Bagaimana?” Tiba-tiba Soojoo datang dan mencoba membangunkan Jiyong dari lamunan singkatnya.
Jiyong hanya menggeleng.
“Sudah ku duga, ini tidak akan berhasil.”
“Huft… Well, aku sudah menduga kalau langkah kita untuk menelponnya memang terlalu terburu-buru. Mana mungkin dia mau memaafkanmu begitu saja. Untuk itu, sepertinya kau memang harus berusaha lebih keras lagi.” Soojoo menepuk pundak Jiyong.
Jiyong hanya berdecak sambil mengangguk berat.
“Aku tahu.”
Di lain sisi,
Dara kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas, lalu ia bangkit dari sofa dan menghampiri Chaerin yang kini masih terbaring di atas tempat tidur.
“Rinnie, maaf. Aku tidak bisa memberitahunya tentang keberadaanmu. Aku takut, kedatangannya hanya akan memperburuk kondisimu. Aku tidak mau kau tersakiti lagi. Aku sangat minta maaf.” batin Dara menatap Chaerin intens. Lalu ia kembali ke sofa dan tertidur.
Tapi tanpa disadari, Chaerin meneteskan air mata lagi. Tiada seorangpun yang tahu kalau ia menangis, karena air mata itu segera tersapu oleh udara yang mengeringkannya.
----------------------------------------------
TAP TAP TAP
Jiyong dan Soojoo berjalan was-was saat mereka ditatapi oleh ratusan pasang mata diruangan karyawan. Padahal dulu setiap Jiyong lewat disana, semua orang akan memberi hormat padanya. Tapi kini, ia bagaikan seorang gembel yang kumal dan tidak disukai di sana. Bisik-bisik para karyawan maupun kerlingan tajam dari mereka cukup membuat Jiyong minder dan enggan. Tapi, sebuah sentuhan lembut tangan Soojoo yang menepuk pelan bahunya mampu membuatnya membulatkan tekad lagi untuk meneruskan perjalanan menuju ruang Direktur dan mengabaikan tatapan-tatapan membunuh itu. Sampai saat itu, setibanya di depan pintu Direktur. Jiyong mengepal erat tangannya. Berusaha memantapkan niatnya untuk memohon diberi kesempatan kedua oleh ayah kandungnya. Soojoo kembali menepuk pundak Jiyong, yang spontan membuat pria itu menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled ✔
FanfictionCast : Jiyong, Chaerin, Choi Seunghyun, Lee Jooyeon Support Cast : Park Bom, Sandara Park, Park Soojoo Setelah menjalani hidup sebagai sepasang suami istri selama 2 tahun. Jiyong dan Chaerin belum juga dikaruniai seorang keturunan. Merasa sudah saat...