Sofia duduk ditemani majalah menunggu kepulangan suaminya, dirinya gelisah karena sudah jam sebelas malam, tapi suami yang baru saja mengucap janji suci kepadanya itu tidak juga pulang hingga jam segini.
Tadi selesai dari Masjid dia diantarkan Ibu mertua untuk ke rumah yang ditempati Adam selama ini. Adam memang sudah memiliki rumah sendiri, rumah yang di desain sangat nyaman dan juga modern. Tapi Sofia tidak bisa bernapas lega, karena hampir setiap sudut rumah itu terisi foto seorang wanita yang begitu sempurna bagi mata siapa saja yang memandang.
Adam terlihat nyaman memeluk wanita yang tadi di lihat Sofia di dalam Masjid. Ibu mertuanya sudah menyuruh Sofia berbicara masalah ini dengan Adam atau dia simpan saja semua foto itu. Namun, rasanya percuma jika dia mencopot foto-foto itu tapi Adam masih mencintai wanita yang bernama Bunga itu.
Sofia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan nanti saat bertemu Adam. Pria yang saat mengucap ijab kabul sudah membuatnya jatuh cinta.Sofia kembali duduk di sofa ruang tamu, dan tak lama pintu rumah terbuka. Sofia langsung berdiri ingin menyambut suaminya itu. Sementara Adam sangat terkejut akan kehadiran Sofia.
"Kamu__,""Maaf Mas, tadi Mama Asih yang mengantarkan saya ke rumah Mas Adam." Adam mengangguk, dia langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Dan begitu membuka pintu dia melihat koper serta sajadah yang terbentang di lantai. Adam menarik napas dan membalik tubuhnya, dia terkejut saat Sofia berada di belakangnya.
"Maaf Mas saya belum melipat sajadah nya." Adam melihat wanita itu yang ketakutan. "Ehm..Sofia," suara berat itu menghentikan gerak Sofia. "Ya Mas," jawabnya kembali mendekati Adam.
"Begini saya tidak terbiasa dengan kehadiran kamu. Ehm...maksud saya, saya perlu waktu untuk semua ini." Sofia menundukan kepalanya, ternyata pemikirannya tentang pernikahan di jodohkan ini benar. "Saya mencintai wanita lain." Sofia kembali melihat wajah Adam dan sarat akan luka. "Bukan maksud saya ingin menyakiti kamu, tapi saya juga tidak ingin membohongi kamu. Saya harap kamu mau mengerti keadaan saya." Adam berjalan membuka lemari dan mengambil tas. Dia mengambil beberapa pakaiannya dan juga barang-barang lain yang dia perlukan. "Kamu bisa tidur dikamar ini. Saya akan tidur di kamar sebelah." Adam pergi meninggalkan Sofia sendiri dalam kehampaan dikamar itu.
Sudah satu jam dia terdiam dan kehadiran Adam kembali mengusiknya, "Sofia saya akan keluar, Bunga sakit jadi saya harus menemaninya. Kunci pintu rumah setelah saya pergi, besok akan ada pembantu yang datang memasak dan membersihkan rumah ini. Dia sudah lama bekerja disini namanya mbok Yem." Sofia mengangguk, hatinya tidak bisa terima dengan kenyataan kalau suaminya pergi menemui wanita lain di malam pertama pernikahan mereka.
"Mas," panggil Sofia saat Adam akan pergi.
"Ya,"
"Bukankah tidak baik menemui wanita lain yang bukan muhrimnya apalagi sampai bermalam bersama." Adam menatap dingin Sofia membuat wanita itu takut. "Bunga tidak memiliki siapapun selain aku. Dan dia sedang sakit, aku harap kamu mengerti."
"Tapi Mas aku____,"
"Aku minta jangan berharap lebih dariku Sofia. Aku akan memperlakukanmu dengan baik, tapi ku harap jangan salahkan Bunga. Karena kau yang hadir diantara kami." Sofia bergetar saat kalimat itu dilontarkan Adam. Bagaimana bisa dia menjadi istri yang baik jika suaminya tidak menginginkan kehadirannya.
Sofia menangis malam itu didalam kamar seorang diri. Dia harus bisa membicarakan ini dengan Bunga, dia akan meminta Bunga menikah dengan Mas Adam jika memang Bunga dan Adam ingin menikah. Dia akan rela di madu oleh Adam. Daripada membiarkan suaminya berbuat dosa.
****
Adam membuka pintu apartement Bunga dengan kode yang sudah dia hapal. Kekasihnya itu menghancurkan seluruh isi apartement karena pernikahan dirinya dan Sofia. Bagaimana dia bisa membuat Bunga kembali seperti dulu, dia tahu hati Bunga sangat sakit menerima hal ini.
Perlahan Adam membuka pintu kamar Bunga dia terkejut bukan main saat Bunga sudah memegang gunting di depan kaca rias nya. "Bunga apa yang kau lakukan." Adam membuang gunting itu asal dan memeluk tubuh Bunga yang bergetar. Isak tangis kembali di dengar Adam begitu pilu dan menyayat hatinya."Adam kau kembali?"
"Ya sayang aku disini."
"Aku pikir kau akan menghabiskan malam pertama dengan perempuan wasiat itu. Kalian lalu besok akan pergi berbulan madu dan kembali dengan kabar bahagia bahwa kau akan memiliki anak darinya." Bunga menangis semakin kencang sambil berbicara.
"Dengarkan aku, aku tidak akan melakukan hal itu dengan wanita manapun kecuali kamu Bunga Humaira." Adam menggendong tubuh Bunga kembali ke atas tempat tidur, menyelimuti tubuh Bunga dan duduk di tepi tempat tidur itu. "Lihat aku sudah menjadi perebut suami orang, bahkan di malam pertama kalian." Bunga tertawa di sela tangisannya. "Sayang kau tidak seperti itu. Aku disini karena aku mau." Adam memeluk tubuh Bunga.
Bunga adalah wanita mandiri yang tidak memiliki siapa-siapa. Dia besar di panti asuhan dan bekerja di perusahaan Ayah Adam sebelum Adam memegang perusahaan itu. Bunga adalah wanita pintar, cantik, juga gigih dalam bekerja. Membuatnya di sukai para bos besar di perusahaan itu termasuk Ayah Adam sendiri. Dan setelah Adam memegang alih perusahaan hubungan antara bos dan sekertaris itu berkembang menjadi hubungan cinta dan sepasang kekasih. Tidak ada yang menolak hubungan mereka, semua berjalan layaknya mereka sepasang kekasih dengan pertengkaran kecil sebagai bumbu pelengkapnya.
Hingga permintaan tak terduga ayah Adam sebelum meninggal, yang juga di tuliskan dalam surat untuk dirinya.
Kini dia menyakiti Bunga yang selama ini melengkapi hari-hari nya. "Apa kau akan tetap disini hingga besok?" Adam mengangguk dan mengecup kening Bunga. "Tidurlah aku akan disini dan kita akan ke kantor bersama-sama besok."
Bunga tersenyum dan mencoba memejamkan mata nya.***
Adzan subuh berkumandang membuat Sofia buru-buru bangun dan membersihkan diri. Dia biasa bangun sebelum adzan berkumandang, tapi kali ini dia kesiangan. Sofia menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim lalu membersihkan tempat tidurnya serta turun menuju dapur. Adam benar-benar tidak pulang, pikirnya.
Dia membuat teh untuk dirinya sendiri lalu melihat isi kulkas Adam. Dia baru ingin mengeluarkan bahan-bahan bel rumah sudah berbunyi. Sofia memakai hijabnya lalu membuka pintu, dia melihat wanita yang seumuran Ibunya berdiri didepan pintu menggunakan daster berwarna coklat dan hijab. "Asalammualaikum Bu," sapa Sofia "Ibu mbok Yem ya?" tanyanya sangat ramah. "Iya Mbak. Mbak siapa ya?" tanya Mbok Yem tidak tahu.
"Ayo masuk," ajak Sofia membuka pintu lebar. "Saya Sofia istrinya Mas Adam." Mbok Yem seolah bingung dia lama memandangi wajah Sofia lalu terkejut saat Sofia menyentuh lengannya. "Eh maaf mbak Sofia, saya tahunya mbak Bunga yang jadi istri Mas Adam." Sofia sedikit tersingung, tapi buru-buru dia tepis. "Tidak apa-apa mbok. Mbok mengenal Bunga juga?" Mbok Yem mengangguk ragu tapi senyuman Sofia membuatnya lega. "Apa Bunga sering kesini?"
"Mbak Bunga memang sering kesini, kalau Den bagus sakit atau mau lembur kerja Mbak Bunga pasti menemaninya." Sofia mengerti meski sedikit hatinya seolah tertikam belati. "Apa Bunga suka memasak juga?"
"Oh masakan Mbak Bunga enak banget, Den bagus suka mengajak mbak Bunga kesini buat masak bareng saya." Sofia masih menampilkan senyumnya.
"Memangnya Mas Adam suka masakan apa Mbok?"
"Den bagus suka masakan cah kangkung dan sambal tempe juga ayam goreng kalasan." Sofia mengangguk paham dia sepertinya punya ide membuat Adam mau menerimanya. "Kalau begitu mbok bantu saya masak makanan kesukaan Mas Adam ya."
Tbc 🙏🙏🙏
Semoga berkenan dihati kalian 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengurai Rasa
RomancePatah hati, ketika kekasih menikah dengan orang lain itu pasti. Bunga Humaira, wanita berparas ayu itu memaksa mengukir takdirnya sendiri. Sakit di hatinya tidak akan ada yang bisa merasakan, di tinggal menikah setelah enam tahun menjalin tali asma...