Part 15

281 41 10
                                    

Berulang kali ku dengar yang mereka katakan.

Pergi

Cari yang lain

Masih banyak cinta diluar sana

Dan sekarang ingin ku katakan, suatu saat kalian pasti akan sangat sulit melakukannya. Jika hati mu sudah tertambat pada satu tempat ternyaman yang selama ini telah lama di huni.

***

Bunga tersenyum saat Asih mengupasinya buah, Adrian sudah pulang saat tadi banyak orang yang menjenguk Bunga. Ada ibu Panti dan juga saudara-saudara Panti yang datang menjenguknya sore tadi.

Lalu setelah semuanya pergi, Asih kembali menemani Bunga. Bunga tidak menolak kehadiran Asih karena baginya Asih layaknya orang tua dirinya sendiri.
"Bunga bagaimana dengan yang Mama katakan? Kamu sudah memikirkan nya?"
Bunga mengangguk seraya tersenyum. "Lalu kamu setuju?"

"Bunga belum tahu Ma. Bunga mau lihat bagaimana kesungguhan hatinya Adam untuk Bunga."

"Mama yakin kalian bisa, kamu dan Sofia adalah dua wanita yang luar biasa. Kalian bisa menganggap sebagai layaknya sahabat."

Bunga dan Asih melihat kearah pintu saat suara Adam dan Sofia yang mengucap salam terdengar.

"Ya ampun Adam kenapa malam-malam bawa Sofia kesini?" Adam hanya tersenyum lalu mengambil tempat duduk disebelah Bunga. "Kamu sudah makan?" Bunga mengangguk. Lalu dia melihat Sofia yang duduk di Sofa dan berbincang dengan Asih.

"Kamu sengaja bawa Sofia?" Adam mengangguk sembari menggenggam tangan Bunga. "Aku khawatir sama kamu, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Sofia dirumah. Kamu tidak marah kan?"

"Mau aku marah juga tidak merubah apapun." Bunga mengangkat bahunya acuh. Melihat Bunga yang bergerak turun dari brankar Adam membantu nya. "Tidak usah aku bisa sendiri." Bunga menolak Adam membantunya dan membiarkan Sofia yang mendekati dirinya. Bunga masuk kedalam kamar mandi dengan ditunggui Sofia di depan pintu.

Menghidupkan keran air Bunga mengeluarkan airmata nya dan menumpahkan segalanya.

"Aku khawatir sama kamu, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Sofia dirumah."

Bunga menghapus airmatanya lalu mencuci muka. Dibuka nya pintu kamar mandi lalu dengan sigap Sofia membantu lagi Bunga ke tempat tidurnya.

Bunga duduk di brankar dengan digendong Adam. Adam tidak tega melihat Bunga terpincang-pincang. Bunga melihat wajah Adam yang juga menatapnya.

Kenangan mereka berputar, masa lalu yang indah itu memberatkan hati Adam melepaskan kehangatan yang dia dan Bunga rasakan. Sofia menyentuh lengan Adam menyadarkan nya kalau dia sudah sangat lama menatap wajah Bunga tanpa berkedip.
"Menikahlah denganku Bunga," ucap Adam tiba-tiba. "Aku berjanji kita akan bahagia seperti dulu lagi. Aku tersiksa dengan ini semua, ku mohon menikahlah denganku." Bunga masih diam dia tidak lagi mau menatap wajah Adam dan hanya memandang lurus kedepan.

Asih menarik tangan Sofia untuk keluar bersamanya. Membiarkan Adam dan Bunga memecahkan masalah mereka.
"Maafkan Mama Sofia, tapi semua ini harus segera di selesaikan. Jika memang harus berakhir mereka berdua harus bisa mengakhirinya dengan baik dan dewasa. Tapi jika cinta mereka sangat kuat, maka kamu yang harus sabar. Mama yakin Adam akan adil buat kamu dan Bunga." Sofia memberikan senyum yang menenangkan hati.

Sementara di dalam sana Adam berlutut di samping Bunga, hati Bunga memang masih untuknya Adam tahu itu. Namun Adam juga tahu kalau Bunga mencoba lepas dari nya. "Jangan menyerah dengan cinta kita Bunga. Ku mohon." Bunga menteskan airmatanya namun masih bungkam. "Menikahlah denganku, maka kita akan sama-sama mewujudkan mimpi kita. Aku berjanji akan terus membahagiakan mu seperti dulu kita bersama." Bunga tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.

"Ku mohon Bunga. Aku sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini. Ku mohon jangan meminta ku memilih lagi. Karna aky tidak mampu. Hatiku begitu menginginkanmu Bunga." Bunga menoleh ke samping tempat dimana Adam berlutut diatas dinginnya keramik kamar itu.

"Bangunlah Adam." Ucapnya tersedu. Dia melihat wajah kusut Adam yang terlihat jalas. Adam duduk didekat Bunga hingga tangan Bunga mampu meraih kedua rahang itu. "Kamu terlalu banyak berpikir, lihat kerutan di kening mu bertambah."

"Aku tidak perduli. Yang aku mau cuma kamu kembali ke hidupku seperti dulu dan kali ini menjadi istri ku. Seperti janji ku padamu." Bunga memeluk Adam ditumpahkannya seluruh sakit yang dia tahan. Meluapkan semua kecewa yang selama ini bersarang hingga kadang membuatnya hampir gila.

"Kau mau menikah denganku?" Bunga mengangguk dalam pelukan Adam dan itu menjadi kembang api yang menyala sangat indah bagi keduanya. "Asal kamu berjanji membuat pesta pernikahan seperti keinginanku."

"Apapun asal kamu tidak menolak menikah denganku lagi." Bunga tersenyum dalam tangisnya. Pelukan ini sangat nyaman, seperti sudah berhari-hari dia berada di gurun pasir yang gersang lalu tiba-tiba dia mendapatkan sebuah Danau dilengkapi pohon-pohon yang rindang.

Diluar kamar Asih menangis dan memeluk Sofia yang menjatuhkan airmatanya. Akhirnya Bunga menerima Adam. Akhirnya Bunga mau menjadi istri kedua Adam. Lalu apakah dengan begini dia akan semakin terlupakan?

Ya Allah aku mencintai nya karena Mu ya Allah...
Dekat kan lah hatiku dan hatinya ya Allah...
Jika memang kau menghendaki begitu.

Bahagiakanlah suami ku ya Allah jika memang Bunga adalah kekasih sejatinya.
Dan lapangkanlah hatiku jika memang Bunga lah yang bisa membuatnya bahagia.

Tbc 💞💞💞

Masih pada puasa gak nih ?

Mengurai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang