Part 13

238 37 8
                                    

Jangan membicarakan hati ini
Kalau kau masih bermain disana tanpa henti
Jangan menilai Cinta
Kalau kau masih tetap tidak bisa melupakannya

Bunga membuka mata merasakan keributan di sekelilingnya. Saat itu netra nya menangkap sosok Pria yang tidak dia kenali berbicara dengan Asih.

"Oh hai Bunga, kamu sudah sadar?" tanya Pria itu tidak canggung membantu Bunga untuk duduk bersandar.
"Kau siapa?" tanya Bunga tidak menutup rasa tidak sukanya karena Pria yang baru dia lihat itu sudah berani menyentuh tangannya. "Maaf sebelumnya," ujar Pria itu tersenyum lembut. "Aku Adrian, aku yang tidak sengaja menabrak kamu." Bunga mengangguk, dia sudah mendengar dari Asih kejadian sebenarnya. "Rajin-rajinlah membawa mobil mu ke bengkel." Adrian tersenyum begitu juga Asih.

"Bunga, Adrian ini sepupunya Sofia. Dia baru saja tiba di Jakarta." Bunga mengangguk mengerti. "Jadi kamu sepupu Sofia?" Adrian menjawab dengan senyumannya.

"Bunga, Mama pamit pulang sebentar ya. Besok Mama akan kesini lagi. Malam ini Adrian yang akan menjaga kamu." Karena malas membantah Bunga hanya mengiyakannya saja. Lagi pula Mama Adam itu harus beristirahat karena sudah dua hari menjaga Bunga dirumah sakit.

Tidak ada percakapan antara Bunga dan Adrian, yang terdengar hanyalah suara televisi yang dihidupkan Adrian. Hingga Bunga bersuara memecah keheningan diantara mereka.
"Adrian kamu pulang lah, aku tidak apa-apa ditinggal sendiri."

"No, aku sudah berjanji akan menjaga mu hingga besok siang. Jadi aku harus menepati janji ku." Bunga tersenyum miris mendengar kata janji. Entah kenapa dia sekarang terganggu dengan kata itu.

"Kau mau aku belikan sesuatu?" tanya Adrian membuat Bunga berpikir. "Tidak ada." ucapnya dan tersenyum. "Bunga apa aku boleh berteman denganmu?" Bunga tertawa karena pertanyaan aneh itu. "Tidak masalah jika hanya berteman. Aku senang memiliki banyak teman." Adrian mengulurkan tangannya kehadapan Bunga dan Bunga menyambutnya. "Teman." ucap mereka berdua serempak.

"Oh ya aku memberitahukan Sofia kalau kau kecelakaan dan aku penyebabnya, jadi sepertinya mereka akan kembali dari liburan."

"What? Apa Mama Asih tahu." Adrian hanya tersenyum penuh penyesalan. "Sorry, aku tidak tahu kalau itu akan mengganggu Sofia dan Adam. Ehm...maksud ku, kamu.

"Kamu mendengar semuanya?" Bunga menatap penuh selidik ke Adrian dan pria itu mengiyakan nya. "Lalu tanggapan mu tentang ku? Apa menurutmu aku perebut?"

Adrian menyentuh lengan Bunga yang langsung di tepis oleh wanita itu. "Maaf aku tidak bermaksud. Menurutku sebagai orang lain yang mendengar semuanya tadi tidak bisa menyalahkan atau membenarkan posisi kamu." Bunga mengangkat sedikit sudut bibir nya. "Sudah lah tidak usah sungkan jika ingin menghujat ku. Karena memang aku wanita yang jahat. Aku berniat mengambil suami sepupu mu."

"Oh ya? Aku tahu kau tidak sanggup!" Mereka berdua tertawa. "Tante Asih benar kalau kau adalah orang yang mudah diajak berteman."

"Hem...it's me."

"Jika aku minta kau menjadi pacar ku, apa kamu mau?"

"Waw...apa ini cara mu mengungkapkan perasaan?" Mereka berdua kembali tertawa. "Beristirahatlah, aku akan membeli secangkir kopi lalu akan duduk di sofa itu menunggu mu." Bunga tersenyum dan langsung masuk kedalam selimut. Kembali hatinya dirasuki kegelisahan. Itulah yang terjadi jika kesunyian menghampirinya. Hanya membuatnya bertanya tentang hubungannya dengan Adam dan masa depan yang akan dia ambil.

Dia sudah berumur, menjalin hubungan dengan pria lain akan memakan waktu lama. Namun jika dia menikah dengan Adam, Sofia tetap akan ada di dalam rumah tangga nya.
Bunga tidak mau berbagi Adam dengan wanita manapun.

Tekat nya yang tadi sudah yakin ingin meninggalkan Adam menjadi goyah karena terusik mimpinya.

"Adam," ucapnya sebelum menutup mata.

*****

Adam di dalam kamar hotel sibuk kesana kemari memasukan pakaiannya, Sofia bahkam menjadi tidak tahu harus berbuat apa. Dia memberi tahukan Adam kalau Bunga kecelakaan, dan dia juga sudah memberitahu Adam kalau Bunga sudah ditunggui  oleh ibu nya sendiri sehingga Adam tidak perlu khawatir.

Tapi tetap saja Adam cemas, dia bahkan buru-buru memesan tiket pesawat untuk kepulangan mereka.
Sebegitu cemas nya dia akan keadaan Bunga, Adam bahkan sepertinya melupakan kehadirannya. Sedari tadi Pria itu hanya diam dan mencoba menghubungi nomor ponsel Bunga.

Tidak sepatah kata pun Adam ucapkan sedari berangkat dari hotel maupun sampai di Bandara Ngurah rai. Mereka baru tiba satu hari dan harus langsung kembali, benarkah jika Bunga adalah jodoh Adam? Pertanyaan itu terbesit di pikiran Sofia. Tapi Allah sudah menggoreskan takdirnya dengan menikah dengan Adam.

Apa sebenarnya yang akan terjadi padanya jika memang dia tidak bisa meluluhkan hati Adam. Bunga tidak mau berbagi Adam dengannya.
Apakah dia menyakiti Bunga? Apakah kehadirannya sebagai istri menyakiti Adam?

Sofia mengambil tasbih dari dalam tasnya, dia duduk dengan tenang sambil terus berdoa. Sofia sesekali melihat ke arah Adam yang memejamkan mata dengan kening berkerut. Dan hati Sofia terasa perih melihatnya. Apakah kegelisahan itu menyakiti suaminya?

Ya Allah jika memang aku bukan untuk nya
Maka berikanlah hamba petunjuk ya Allah...

Jika hamba adalah parasit bagi suami hamba
Maka ikhlaskan hati hamba untuk melepaskannya.

Tbc 💞💞💞💞

Eak...eak....mana suaranya ini ??

😂😂😂

Mengurai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang