Part 4

233 34 7
                                    

Adam menatap sosok istrinya itu tidak mengerti. Wajah Bunga sendiri seolah menantang Sofia. "Apa yang ingin kamu katakan, kamu katakan saja diruangan saya." Adam berjalan membawa Bunga bersamanya untuk masuk kedalam ruang kerja nya. "Mas maaf. Tapi saya ingin berbicara dari hati ke hati kepada Bunga."

"Hati?" tanya Bunga seolah mengejek.

"Hati mana yang kamu maksud? Hati kamu yang tersakiti karena suami kamu bersama ku semalam?" Bunga menatap sengit Sofia yang dibalas dengan gelengan kepala Sofia serta senyum lembut.

"Hati kita bertiga Bunga. Hati saya sebagai istri tentu merasa sakit karena suami saya meninggalkan saya di malam pengantin kami." Bunga mendengus tak suka.

"Tapi yang saya ingin bicarakan adalah bukan tentang hati saya. Melainkan kita bertiga. Bisakah kita membicarakannya Bunga?"

"Kamu silahkan bicarakan masalah itu dengan nya." Bunga menunjuk Adam lalu melepaskan genggaman tangan Adam.

"Saya rela Mas Adam menikah lagi dengan kamu." Bunga berhenti di ambang pintu saat kalimat itu keluar dari mulut Sofia. Dia menarik napas nya lelah lalu menghampiri Sofia dengan senyum ramah yang dibuat-buat.

"Oh Sofia yang baik hati, terimakasih Sofia. Tapi aku tidak mau berbagi cinta Adam dengan wanita lain. Aku tidak mau dia berbagi tubuhnya dengan wanita lain. Apa kamu mengerti !"

"Bunga," teriak Adam menghentikan ucapan kasar lainnya yang akan Bunga katakan kepada Sofia.

"APA!!"

"Kau tidak bisa berbicara seperti itu kepada Sofia. Dia sudah berbesar hati ingin aku menikah lagi. Ini adalah solusi untuk masalah kita."

"Oh tentu sebagai seorang Pria kau mau memiliki dua istri yang bisa melayani mu. Tapi aku tidak mau Adam kau tahu sedari dulu apa yang aku mau, apa yang aku impikan sampai wanita sialan ini datang."

"BUNGA!!" Wajah Adam memerah karena perkataan Bunga, dia tahu Bunga akan marah kepadanya setelah ini tapi Bunga juga harus tahu batasan dalam berbicara.

"Apa Adam? Kau marah aku menyebutnya Sialan? Aku hanya mengatakan hal yang sejujurnya. Dia memang kesialan dalam hidupku." Sofia melihat amarah yang meletup-letup itu dan dia mengerti.

Tak lama Bunga terisak dan bahu nya bergetar, Sofia ingin menyentuhnya namun Bunga menghindar. "Menyedihkan bukan?" Sofia yang ditatap nanar oleh Bunga. Adam juga mendekat ingin memeluk Bunga tapi lagi Bunga menolak.
"Kau boleh menyebutku sebagai perebut suami mu karena memang itu yang akan aku lakukan. Aku tidak mau menjadi istri kedua Adam aku mau dia hanya untuk ku."
Bunga menatap sengit Sofia. Wajah sedihnya tadi berubah menjadi raut kebencian.

"Jika aku adalah perebut suami orang lalu kau apa?"

"Kau adalah perebut kekasih orang. Mungkin kau berpikir ikatan sepasang kekasih tidak lah sakral, tapi ikatan yang aku dan Adam jalani dulu tetap melibatkan perasaan, hati, cinta. Lalu kau datang menghancurkan ikatan itu."

"Selama enam tahun banyak janji yang aku dan Adam ucapkan. Dan dia harus menepati janji nya." Bunga sudah lebih tenang airmata nya tidak lagi turun dia tersenyum kepada Sofia yang diam sedari tadi.

"Bisakah aku meminta mu melepaskan Adam untuk ku Sofia? Bukankah kau memiliki hati yang maha baik nya."
Sofia terdiam dia melihat wajah Adam yang frustasi tapi dia tahu Adam mencintai Bunga bukan dirinya.

"Maaf Bunga. Perceraian adalah hal yang dibenci Allah, dan aku tidak mau melakukan hal yang dibenci oleh Allah." Bunga berjalan mundur sambil tertawa dia tertawa begitu keras. "Selamat kalau begitu. Karena aku akan terus menghantui dirimu." Bunga tertawa lagi lalu keluar ruangan Adam. Diluar ruangan Adam bahu nya kembali bergetar, dengan langkah lelah dia berjalan menuju tangga darurat, tempat teraman bagi nya untuk menangis sepuasnya.

"Kau pulanglah." ucap Adam kepada Sofia yang berjalan untuk membereskan makanan yang dia bawa tadi, makanan yang tidak sempat Adam sentuh.

"Apa Mas akan pulang nanti?" pertanyaan Sofia tidak bisa dijawab Adam. Dia sendiri bingung harus bagaimana. "Kalau bisa pulang ya Mas. Nanti malam Ibu akan datang kerumah." Adam mengangguk lalu Sofia menyalami tangan Adam.

Sementara Bunga menangis terisak di tangga darurat kantor tanpa ada yang tahu. Hidungnya memerah, mata nya bengkak. Dia harus segera merebut Adam dari wanita wasiat itu. Bunga tidak boleh memberikan sedikit waktu saja bagi Adam untuk bersama wanita itu. Bunga membersihkan sisa airmata nya lalu kembali berjalan ke ruangan Adam.

"Adam," panggilnya dan Pria yang dipanggil itu menoleh dari balik layar komputer nya.

"Apa aku bisa ijin pulang? Kepala ku sangat sakit." Adam yang begitu khawatir langsung berdiri menghampiri Bunga. "Apa kau mau ke Dokter?" Bunga menggelengkan kepalanya dan menepis tangan Adam. "Aku hanya butuh pelukanmu." Adam mengecup kening Bunga. "Menikahlah denganku Bunga, maka semua masalah ini beres. Sofia sudah menyetujui nya."

"Sofia setuju tapi aku tidak!" Didalam hati nya Adam akan mencoba terus membujuk Bunga nanti. Yang penting sekarang Bunga tidak menjauhi nya. "Baiklah. Aku akan turuti apapun kemauanmu." Bunga tersenyum lalu memeluk Adam.

"Ayo aku antar kamu pulang."

****

Tempat bekal yang Sofia bawa dilihat aneh oleh mbok Yem. Tapi mbok Yem tahu kemungkinan yang terjadi, dia mendekati Sofia sembari membawakan teh hangat.
"Ndok kamu harus sabar kalau mau merebut hati suami kamu." Lalu mbok Yem menutup mulutnya yang sudah lancang.

"Tidak apa-apa mbok. Sepertinya saya memang membutuhkan teman untuk membicarakan ini." Sofia tersenyum lalu menyuruh mbok Yem duduk di sebelahnya.

"Apa mbok Yem dekat dengan Bunga?" Mbok Yem mengangguk.

"Mbak Bunga itu baik sekali. Dia sering membelikan saya baju dan juga cucu-cucu saya. Bahkan dia sering datang ke rumah reyot saya membelikan kami makanan dan juga mainan buat cucu saya."

"Mbak Bunga itu yatim piatu, waktu dia berpacaran dengan mas Adam dia bilang dia sudah menganggap saya sebagai nenek nya. Serta Ibu Asih dan Pak Bachtiar adalah kedua orang tua nya. Bapak dan Ibu juga sangat baik kepada Mbak Bunga, ya orang nya juga baik gitu."

"Kalau mbak Sofia mau merebut hati den bagus mbak harus banyak sabar ya mbak." Sofia mengangguk dan berterimakasih kepada mbok Yem.

*****

Malam pun datang, Sofia sudah menyiapkan makan malam untuk kedatangan Ibu nya juga sekalian makan malam pertama dengan suami nya. Namun sudah jam tujuh malam Adam belum juga pulang, Sofia cemas dan bertanya-tanya. Apakah Adam bersama Bunga? Tapi Adam berjanji akan pulang malam ini.

Bunyi bel membuat Sofia meninggalkan meja makan dan beralih ke pintu utama rumah yang di dominan warna biru muda itu. Sofia membuka pintu dan sangat terkejut melihat Adam datang bersamaan dengan Bunga.
"Assalamuallaikum," sapa nya dan Adam menjawab nya begitu juga Bunga yang tampil tanpa make up. Hanya kaos putih dan celana jeans yang membungkus tubuh wanita itu.

Adam langsung masuk ke dalam rumah bersamaan dengan Bunga yang membawa kopernya. Sofia bertanya-tanya apa maksud Adam dan Bunga, kenapa wanita itu membawa koper nya?

Tbc ☻☻☻

Please jangan timpuk aku 😂

Mengurai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang