Part 5

259 39 13
                                    

Bunga melihat sekitar rumah yang biasa dia datangi itu, disana sudah tidak ada lagi foto-foto dirinya yang dulu menghiasi rumah. Dia tahu pasti foto nya membuat Sofia tidak nyaman. Bunga beralih ke dapur untuk mengambil air putih untuk Adam sedangkan Sofia hanya terus terdiam di depan pintu rumah itu.

Sofia tersadar saat dilihatnya Bunga sudah memberikan segelas air putih untuk suami nya. Sofia melihat bagaimana pintarnya Bunga melayani Adam meski mereka belum menikah. "Sofia kenapa kamu masih disana ? apa Mama kamu tidak jadi datang ?" Sofia tersenyum dan berjalan mendekati Adam dia duduk di sebelah Adam tanpa memperdulikan Bunga, bukan maksud menegaskan siapa posisi nya hanya saja Sofia ingin duduk dekat dengan Adam. "Mama mungkin sebentar lagi akan sampai." Sofia memberi tahu.

"Bunga kenapa membawa koper kesini ?" tanya nya lembut takut kalau Bunga akan tersinggung. Tapi Bunga malah tertawa kecil menatap Adam. "Kau takut ya aku akan tinggal disini ? dirumah yang memang seharusnya aku dan Adam tinggali?"

"Tenang saja Sofia aku akan pergi jauh ke tempat yang sangat indah. Dan mungkin sekitar satu minggu aku akan kembali." Ada kelegaan di hati Sofia namun sepertinya Bunga mempermainkannya. Wanita itu tertawa lagi dan kali ini Adam meraih tangan Bunga. "Lihat wajah nya tadi sayang dia sudah bernapas lega."

"Bunga jangan menjahili nya." Tegur Adam.

"Oh Sofia sayang, aku memang akan pergi tapi tentunya dengan kekasihku tercinta." Sofia menatap Adam yang masih setia melihat tawa bahagia Bunga, sedangkan Sofia sudah sangat kecewa.

"Apa benar Mas?" Adam mengangguk. "Ada pekerjaan di kantor cabang Bintan jadi aku dan Bunga harus meninjau nya." Sofia masih berpikir benarkah memang pekerjaan. "Maaf jika kau terkejut. Bunga baru mendapatkan email nya tadi sore saat kami di apartement." Adam berkata sejujurnya, ini memang bukanlah suatu kebohongan yang dia dan Bunga lakukan. Bunga tidak sejahat itu.

"Sofia apa kau mau ikut ?" tanya Bunga mengejutkan Adam dan Sofia atas pertanyaan itu. "Ikutlah jika mau ikut. Tenang saja sayang aku sama sekali tidak keberatan." Bunga masih berdiri sedangkan Sofia dan Adam menatapnya tak percaya. "Aku serius. Akan lebih baik Sofia ikut kita ke Bintan."

"Ya itu benar sekali. Ah...siapa wanita cantik yang mengusulkan rencana itu." Suara seorang wanita membuat mereka bertiga melihat ke arah pintu. Bunga juga terkejut karena ada yang menyambung kalimatnya.

"Mama," panggil Sofia lalu berjalan menghampiri Ibu nya. Adam dan Bunga ikut mendekat membuat wanita itu melihat kearah Adam seraya tersenyum hangat, namun saat Bunga mendekat dia terkejut bukan main. "Kau Bunga bukan?" Bunga tersenyum penuh sopan kepada Mama Sofia. "Iya bu saya Bunga."

"Kau wanita yang datang ke Masjid kan? Kekasih Adam." Bunga mengangguk lagi, membuat Mama mertua Adam itu melihat kearah Adam serta Sofia. "Ibu tenang saja, saya hanya menjalin hubungan sebagai sekertaris Adam sekarang." Bunga merendahkan dirinya sendiri sebelum semua permainannya terbongkar. "Apa kau yang mengusulkan Sofia ikut ke Bintan tadi?" Bunga mengangguk lalu tiba-tiba Maryam__Ibu mertua Adam itu memeluk Bunga hangat. "Terimkasih Bunga, kau memang benar-benar wanita yang baik. Asih benar tentang dirimu, kau wanita baik." Sebelah alis Bunga terangkat tapi Sofia dan Adam tersenyum tulus melihat penyambutan Maryam untuk Bunga.

Makan malam berlanjut dengan harmonis layak nya mereka keluarga yang bahagia, hati Bunga menghangat merasakan kebaikan dari Maryam serta Sofia. Dia dan Adam juga tidak berpura-pura tersenyum. Memang Bunga tidak suka saat Sofia melayani Adam saat mengambilkan makanan namun dia tidak ingin merubah kehangatan malam itu karena rasa cemburu nya. "Jadi kalian akan pergi besok pagi?" tanya Maryam dan Adam mengangguk. "Sofia apa kata Bunga benar. Lebih baik kamu ikut saja nak." Bunga mengangguk semangat sementara Adam takut Bunga nya berulah dengan ide ini.

"Baiklah aku akan ikut. Tidak apa-apa kan Mas?"

"Ya, tentu." jawab Adam seadanya.

"Nak Bunga apa akan menginap disini malam ini ?"

"Rencana nya begitu Tante, karena Apartement saya jauh dari Bandara jadi akan menghemat waktu kalau kami langsung berangkat dari rumah Adam. Tante juga menginap kan?" tanya Bunga masih dengan senyumannya.

"Ya tante memang berencana menginap disini, lalu besok kembali ke Bandung."

"Bagaimana jika kita satu kamar saja malam ini tante? Ah pasti akan banyak hal yang bisa kita ceritakan Bersama semisalnya pertemuan tante dulu dengan Papa nya Sofia." Bunga terdengar sangat bahagia. Adam yang tahu begitulah memang sifat Bunga yang dia cintai tidak terkejut dengan cara Bunga dekat dengan orang lain. Tapi Sofia, wanita itu berpikir bagaimana bisa Bunga terlihat baik-baik saja didepan Mama nya.

Sofia dan Bunga bersama-sama membersihkan sisa makan malam sementara Adam dan Maryam berbincang di ruang keluarga. Tidak ada percakapan antara Bunga dan Sofia. Bunga terlihat hapal dimana letak semua perabotan sementara Sofia masih butuh membuka laci-laci hanya untuk mencari dimana letak sendok dan mangkuk. "Letak mangkuk ada di kanan sebelah washtafel di laci nomor dua." ucap Bunga memberitahukan Sofia yang masih sangat bingung. "Desain dapur ini memang dibuat dengan sangat terperinci, semua karena tadinya aku suka semua barang perabotan ku tersimpan didalam laci agar tidak terlihat berantakan serta mudah dihinggapi debu." Sofia merasa tersindir akan ucapan Bunga dan dia hanya bisa mengatakan kata "Maaf."

"Maaf mu tidak cukup untuk membuat semua ini menjadi lebih baik bagi ku. Bisakah kata maaf mu disertai dengan tindakan?" Sofia mengerti maksud Bunga dan dia ingin berbicara lagi.

"Aku memang harus menerima kenyataan ini, tapi aku juga akan terus berusaha agar semua impian ku terwujud. Tapi tentu nya tidak disertai dengan dirimu. Pilihanmu ada dua Sofia, bertaruh denganku atau melepas apa yang seharusnya menjadi milikku."

TBC .

Ini ada yang baca gak ya ? kira-kira yang menang Sofia apa Bunga hayoo ??? wkwkwkwkwkw

Mengurai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang