EPILOGUE

1.3K 189 58
                                    

❄❄❄

Peralihan musim dingin ke musim semi masih termasuk waktu yang cocok untuk saling mengikat janji pernikahan. Maka di sinilah Hyungi berdiri sekarang. Ia berada di depan sebuah pintu kamar lantai dua gedung, menatap jauh ke luar jendela kaca besar di depannya. Kemudian tanpa sadar bibirnya menorehkan senyum tipis hampir tak kentara. Pria itu mengucap berkali-kali di dalam hati, ia juga membuat janji dengan dirinya sendiri tak akan mengacaukan upacara sakral mereka berdua.

Setidaknya ia berusaha memegang kontrol kembali jika nantinya akan kambuh di tengah acara.

"Hyungi-ya, ayo turun. Acaranya sudah akan dimulai," seru Jaesung buru-buru. Lima menit kemudian, Hyungi pergi menuju tempat sakral itu. Ia berdiri di salah satu sisi kafe Bitter & Sweet yang telah disulap dengan dekorasi serba putih yang cantik. Termasuk bagian bunga mawar putih yang memenuhi latar hingga ke sudut ruangan.

Membosankan? Oh tentu saja tidak baginya. Apalagi tempat milik Hyungi itu telah dipadati oleh orang-orang tersayang mereka. Bahkan Taewon dan kekasihnya pun hadir di situ.

Mimik wajah pria itu sempat tegang, menggosok-gosokkan tangannya cemas. Namun semua rasa ganjil itu sirna begitu ia mendapati sosok wanita mungil --- dibantu oleh hak sepatu setinggi 7 senti--- berjalan ke arahnya. Bibirnya bahkan sempat bercelah kecil saat melihat pemandangan menggiurkan itu. Gaun terbuka di bagian bahu hingga tulang selangka, serta riasan sederhana tertutup oleh kerudung transparan. Selama ini Hyungi tak berani memimpikan seluruh adegan nyata tersebut.

Seoli tersipu canggung saat berdiri di sisi Hyungi, lalu mencebik seraya bergumam, "Hyungi Oppa, jangan menatap aneh pada penampilanku."

"Tidak kok. Kau cantik hari ini."

"Lalu besok?"

"Kita lihat saja nanti bagaimana dirimu saat berada di bawah kendaliku," bisik Hyungi dengan raut menyebalkan.

"Acara bisa dilanjutkan? Atau sepertinya kalian berdua ingin langsung ke bagian inti lalu memisahkan diri?" sela sosok pria paruh baya di depan mereka.

Gadis itu menyengir lalu siku tangannya menusuk ke pinggang Hyungi. "Ahh, maafkan kami."

***

Mungkin sebagian besar orang akan bosan dengan rutinitas yang sama di tempat yang sama pula. Namun tidak dengan apa yang dirasakan oleh Seoli. Gadis itu sudah sangat terbiasa mendampingi Hyungi seharian mulai dari mata itu terbuka hingga terpejam kembali. Rupanya satu karyawan yang Hyungi miliki itu bernilai sangat mahal sampai-sampai harus dinikahi olehnya.

Mulut kecil gadis itu tampak penuh saat mengunyah hasil percobaan barunya keik lembut beraroma kopi yang nikmat. Tentang rasa, seoli tetap konsisten ingin menyajikan yang terbaik. Sesekali ia mengernyit kuat, merasakan ada yang kurang dari kue semi manis buatannya. Setelah agak lama berpikir, ia menyodorkan sepotong ke mulut Hyungi.

"Aish, seharusnya aku lebih mengecilkan skala penggilingan biji kopi tadi. Tsk... Aroma juga rasa kopinya kurang begitu kuat. Aku benar kan, Oppa?"

Hyungi terkekeh mengeluh, "Kau berikan aku batu panggang sekalipun akan kumakan. Keik ini sudah sangat enak, dasar perfeksionis aneh."

Seoli kembali berdecak lalu memukul bahu suaminya menggunakan spatula bekas adonan. Membuat Hyungi yang tadinya tertawa lalu seketika berdiam tak sengaja menyambar sisa adonan mentah di samping mereka berdua. Dalam sekejap Seoli menarik Hyungi ke dalam pelukannya begitu erat. Wanita itu merasakan deru napas terengah-engah dari Hyungi dan ia berusaha mengusap punggung gemetaran milik pria itu. Ia terus terusan membisikkan kalimat penenang di telinga suaminya.

Snowy Miracle (✔) [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang