5

51.7K 2.3K 50
                                    

Dia buat gue lupa diri.

Malgana Leon Asreno

***

"Jadi lo adiknya kak Vero?" tanya Afha tak percaya.

"Iya. Emang kenapa? Kok lo kayak kaget gitu?" Zia mengeluarkan buku yang akan dipelajari pada jam berikutnya.

"Gila, seriusan ih!" Afha masih tak percaya.

"Emang kenapa sih! Nggak ada untungnya juga gue bohong!" Zia sedikit kesal.

Afha mencebikkan bibirnya. "Lo tahu nggak sih siapa abang lo itu di sekolah ini?"

Zia menyeritkan dahinya, "Siapa?"

"Dia itu anak geng Dalton! Lo harus tahu geng Dalton itu geng terbesar dan terpopuler di sekolah ini karena anggotanya yang ganteng-ganteng dan mereka paling disegani orang-orang karena keseramannya. Apalagi anggota pokoknya, mereka yang tadi duduk sama kakak lo. Ada Kak Vero, Kak Daniel, Kak Kano, Kak Lano, dan Kak Alga. Sumpah gue nggak nyangka kalo Kak Vero punya adik!" jelas Afha terlalu bersemangat.

Benarkah? Bang Vero ikut geng? Dan apa Afha tadi, seram? Seram dari mananya? Pasalnya wajah Vero itu sangat friendly dan konyol. Tingkahnya pun tak jauh beda dari orang gila. Hei, Zia jadi meragukan ucapan Afha.

"Apaan sih lo, lebay! Gue emang adiknya kali!"

"Ya. Gue harap lo baik-baik aja." Afha menatap Zia dengan sedu.

"Emang kenapa?"

"Jangan terlalu deket sama anak geng Dalton. Mereka itu serem-serem, suka tawuran, demen banget masuk bk. Nggak baik lah buat lo."

"Maksud lo, gue nggak boleh deket sama abang gue sendiri?"

Afha menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ng-nggak gitu, gimana ya ...."

"Hem. Udah lah, guru udah masuk tuh!" Zia mengalihkan pandangannya pada seorang guru perempuan yang baru saja masuk kelas.

_

Bel pulang baru saja berbunyi, tapi kelas sudah sepi karena penghuninya keluar duluan. Hanya tinggal Zia, Afha, dan beberapa murid yang mempunyai jadwal piket. Zia tengah membereskan buku dan alat tulisnya, sementara Afha sedang berkirim pesan pada supir pribadinya.

"Lo pulang sama siapa, Zi?" tanya Afha tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel.

"Sama bang Vero."

"Oh, kalo gitu gue duluan ya. Supir udah nunggu di depan."

"Iya," balas Zia.

"Duluan ya!" pamit Afha pada teman-temannya yang piket. Afha menenteng tasnya dan keluar kelas.

Zia selesai membereskan alat tulisnya, kemudian menyusul Afha keluar. Saat sampai di depan pintu, ia melihat Vero yang keluar dari pintu kelas yang berhadapan dengan kelasnya. "Bang Vero!" Zia berteriak.

Vero yang asik bercanda dengan temannya langsung menoleh dan menemukan Zia yang melambai ke arahnya. Vero menghampirinya. "Udah pulang?"

"Iya, bang."

"Kamu kelas sini?" Vero menunjuk kelas yang bertuliskan 11 IPA F. Zia mengangguk sebagai jawaban. Vero mengangguk, ternyata kelas mereka berhadapan. Itu keuntungan bagi Vero agar lebih mudah menjaga adik satu-satunya. "Ya udah. Ayo pulang!"

Vero menggenggam tangan Zia agar mengikutinya. Zia hanya menurut.

"Vero!" Seseorang berteriak memanggil, membuat langkah Vero berhenti dan menatap empat orang yang berjalan ke arahnya.

ZIALGA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang