You're The Best, Moonbin

622 87 6
                                    

🌙



"Eunu, kau sudah ti—"



Bruk



Eunwoo yang sedari tadi berguling guling dikasurnya pun terjatuh ke lantai. Lengkap dengan selimut yang membungkus tubuhnya.



"Astaga, apa yang kau lakukan?"



Wanita berkaos hitam dengan rambut terurai itu berjalan tergopoh menghampiri Eunwoo. Setelah meletakkan nampan bawaannya yang berisi beberapa makanan itu, ia lantas menghampiri Eunwoo dan membantunya bangun.



"Kau membuatku terkejut, noona"



Yeonwoo terkekeh pelan, adiknya yang satu ini memang benar benar menggemaskan. Meski dari luar Eunwoo terlihat seperti seorang pria sempurna, nyatanya ketika bersama Yeonwoo ia selalu bertingkah seperti anak kecil.



Eunwoo mengerucutkan bibirnya lucu ketika jari jari lentik Yeonwoo mencubiti pipinya, "Noona, sakit hih"



"Iyaiya maaf" Yeonwoo menghentikan aktivitasnya mencubiti Eunwoo. Pandangannya kembali ke arah nampan bawaannya tadi, "Kau belum makan, kan? ayo makan"



Eunwoo menatap Yeonwoo yang duduk disampingnya ditepi kasur. Yeonwoo tersenyum lembut. Wajah tulusnya terlihat dengan jelas.



Setelah perceraian kedua orang tua mereka, Yeonwoo lah yang mengurus Eunwoo dan segala keperluannya. Bahkan, Yeonwoo yang membesarkan Eunwoo.



Yeonwoo bekerja sangat keras menghidupi dirinya sendiri dan Eunwoo. Meski kedua orang tuanya yang kini berada jauh dari mereka tetap mengirimkan uang yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit untuk kelangsungan hidup Yeonwoo dan Eunwoo, tetap saja Yeonwoo bekerja.




Bagi Yeonwoo, satu satunya harta berharga yang ia miliki hanyalah Eunwoo. Oleh karena itu, Yeonwoo sangat menyayangi dan menjaga Eunwoo. Ia bahkan seolah tidak peduli pada dirinya sendiri. Yang terpenting baginya hanyalah Eunwoo, Eunwoo dan Eunwoo.




Eunwoo memeluk Yeonwoo, "Noona, kapan aku akan berhenti membuatmu khawatir? maafkan aku"





Jari jari Yeonwoo mengelus surai Eunwoo dengan lembut, menyamankan posisi adik satu satunya itu ketika memeluknya. Memorinya berputar, ia mengingat kala itu ketika kedua orang tuanya bercerai, Eunwoo masih berusia lima tahun. Yeonwoo bersikeras agar ia yang merawat Eunwoo kecil. Ia tak mau salah satu orang tuanya membawa Eunwoo, ia tak mau berpisah dari Eunwoo.





Eunwoo anak yang baik. Meski saat itu ia masih kecil, Eunwoo tak pernah menangis hanya karena hal sepele, ataupun menanyakan kedua orang tuanya. Sama halnya Yeonwoo, Eunwoo tidak ingin membuat Yeonwoo bersedih.




Beberapa kali Eunwoo kecil melihat kakaknya itu menangis sendirian. Ia berpikir bahwa Yeonwoo menangis karena dirinya nakal. Sejak saat itu, Eunwoo selalu berusaha membuat Yeonwoo bangga dan bahagia. Ia suka melihat Yeonwoo tertawa ataupun menangis jika itu tangis bahagia.




"Noona juga pasti belum makan kan? Kita makan bersama saja!"






***


Tepuk tangan bersahutan ketika Jeon Wonwoo, salah satu kandidat Ketua OSIS menyampaikan pidato resminya. Hari ini, adalah hari pemilihan Ketua OSIS secara voting yang dilakukan seluruh warga sekolah.



"Baiklah, sekarang saatnya nomor urut dua. Park Jihyo, silahkan"



Jihyo tersenyum lebar, kemudian memulai pidatonya.


LE DESTIN  ;  BinWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang