Sorry

638 80 17
                                    




🌙





"Eunwoo"





Eunwoo menoleh mendengar suara familiar yang bergema dilorong sekolah sore itu. Dan benar saja, Moonbin berdiri disana. Tadinya Eunwoo berpikir untuk menemui pria itu, hanya saja hari sudah menjelang petang, Eunwoo tidak mau membuat kakaknya dirumah khawatir.





"Ya?"





Moonbin berlari menghampiri Eunwoo, "Maaf, aku tidak bisa memenangkannya"





Raut wajah Moonbin menyiratkan kekecewaan, dia kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa memenangkan pemilihan Ketua OSIS siang tadi. Iya, Moonbin berada satu tingkat dibawah Jungkook dengan perbedaan 26 suara.




Eunwoo tersenyum, perlahan dirangkulnya bahu lebar Moonbin. Membuat pria berbadan atletis itu sedikit terkejut, karena itu adalah pertama kalinya Eunwoo melakukan itu padanya.





"Kenapa minta maaf padaku, huh?"




"Aku tidak bisa menepati janjiku memenangkannya untukmu"




" Sudah lupakan saja, lagipula semuanya bangga padamu. Pidatomu bagus sekali, sungguh. Kata katamu bahkan masih terlintas dipikiranku. 'Kita akan membuat diri kita lebih berguna bagi orang lain'. "




Eunwoo menutup bibirnya dengan kedua tangannya sendiri , "Oh astaga, aku baru tersadar jika aku belum banyak atau bahkan tidak berguna sama sekali bagi orang disekitarku"





Moonbin tertawa, begitu juga dengan Eunwoo. Tangannya bahkan sempat mencubit hidung mancung Eunwoo. Eunwoo benar benar lucu, sangat lucu.





"Daripada bersedih atau menyesal, bagaimana jika kutraktir es krim? Anggap saja itu hadiah dariku"





Eunwoo menatap Moonbin yang tengah mengetuk dagunya dengan ekspresi seolah sedang berpikir.  Ia mengendikan bahunya, "Tidak hanya itu, mungkin kita bisa jalan jalan atau menghabiskan waktu bersama sebentar?"






"Setuju!"






Moonbin menggandeng pelan tangan Eunwoo. Baru beberapa langkah, ia berhenti karena Eunwoo diam saja.






"Kenapa?"






Eunwoo menatap Moonbin dan tangannya yang digandeng hangat oleh pria itu secara bergantian, "Eum, tidak bisa kalau sekarang. Ponselku mati, aku tidak bisa mengabari kakakku"







"Ah, kita bisa pergi lain kali kan?"







Eunwoo melihat senyum itu, senyum Moonbin. Tidak, dia memaksakan senyum itu dan Eunwoo menyadarinya.






"Besok hari minggu. Kita akan menghabiskan waktu bersama. Seharian, oke?"






Moonbin mengangguk. Perlahan, Eunwoo mulai mendekatkan wajahnya pada Moonbin dan mengecup pipi pria itu.







Cup






"Untuk sekarang, anggap saja itu hadiahnya, hehe. Dah, sampai jumpa besok ya"






***





"Noona, dimana bajuku yang biru?"






Eunwoo memiringkan kepalanya untuk menyeimbangkan ponsel yang menempel diantara telinga dan bahunya. Sementara kedua tangannya ia gunakan untuk mengacak acak lemarinya. Baju baju yang tadinya tersusun rapi sekarang sudah tidak karuan.






"Bajumu banyak yang biru, biru yang mana?"






"Yang biru it—"






"Ah, aku menemukannya! Terimakasih noona, aku mencintaimu"






Beep





Eunwoo mematikan sambungan telepon itu sepihak. Bisa dipastikan Yeonwoo disana hanya geleng geleng kepala dengan kelakuan adik satu satunya itu. Eunwoo tersenyum lega, baju yang ia cari lebih dari sepuluh menit yang lalu itu sudah ia temukan.






Sedikit aneh mengingat Eunwoo jarang memperhatikan penampilannya. Ia seringkali tampil sederhana dan seadanya. Tetapi lain halnya dengan pagi ini, hanya karena memilih baju saja ia hampir mengacak acak seisi lemarinya.






"Apa aku sedikit berlebihan? Kan hanya jalan jalan."






Eunwoo membanting tubuhnya ke kasur kesayangannya, "Astaga, ada apa denganku?"






Drrrt Drrrt






Eunwoo mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama yang tertera dilayar benda persegi panjang itu, "Halo, noona? aku sudah menemukannya, tenang saja. Maaf, aku memang ceroboh"





"Noona?"





Deg





Eunwoo melepaskan ponsel itu dari telinganya, menatap layar ponsel itu yang menampilkan nama Moonbin. Astaga, Apa yang terjadi padamu Cha Eunwoo?





***





"Aku baru tau kau bisa menyetir, hehe"






Moonbin yang tadinya fokus pada setir mobilnya menoleh ke arah Eunwoo, "Kakakmu tidak mengajarinya?"






"Tidak, dia bilang takut aku akan menabrak pagar rumah"





Moonbin tertawa mendengarnya, apalagi ketika melihat Eunwoo memajukan bibirnya. Lucu, sangat lucu. Moonbin jadi khawatir dengan jantungnya sendiri. Pasalnya, hari ini kan ia akan menghabiskan waktu seharian dengan makhluk manis disampingnya itu.






***

LE DESTIN  ;  BinWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang