With You

772 82 6
                                    




🌙




Eunwoo kembali menghampiri Moonbin dengan es krim di kedua tangannya. Ia masih ingat dengan janjinya kemarin mentraktir Moonbin sebuah es krim. Sederhana memang, tapi setidaknya Eunwoo menepati janjinya.





"Kau akan menghabiskan keduanya?" tanya Moonbin ketika Eunwoo duduk disampingnya.






"Tentu saja tidak. Ingat janjiku kemarin? itu untukmu"






Moonbin tersenyum, "Terimakasih"






Eunwoo menghentikan aktivitas mengunyah cone es krim itu ketika Moonbin menatap lekat wajahnya. Apalagi ketika tangan Moonbin perlahan mengusap sudut bibir Eunwoo, membuat jantungnya hampir melompat dari tempatnya.






"Seperti anak kecil saja"






Eunwoo mengerjapkan matanya berkali kali. Posisi mereka begitu dekat, terlalu dekat. Bahkan kini, ia bisa merasakan hembusan nafas Moonbin. Eunwoo mulai salah tingkah.






"Eum, apa yang akan kita lakukan setelah ini?"







Eunwoo bangkit dari posisinya, sengaja mengalihkan pembicaraan untuk menutupi rasa gugupnya. Ia tidak tau kenapa, tapi hanya berada didekat Moonbin saja sudah membuatnya merasa berbeda dari biasanya.







"Bagaimana dengan jalan jalan? Kupikir tempat ini cukup bagus" jawab Moonbin setelah mengikuti Eunwoo, bangun dari posisinya.








"Tentu"






***





Eunwoo dan Moonbin berjalan beriringan. Hanya satu atau dua patah kata yang keluar dari bibir mereka, masing masing masih sibuk mengagumi pemandangan sekitar, atau mungkin sibuk dengan pemikiran mereka sendiri.






Sesekali ia melirik kearah Moonbin. Tidak, tidak ada yang aneh. Mereka hanya berjalan beriringan, tidak berpegangan tangan atau apa. Eunwoo hanya sedikit penasaran dengan Moonbin. Sedari tadi, pria itu beberapa kali mengusap pipinya sendiri.





"Ada apa denganmu?" tanya Eunwoo tiba tiba







Reflek, Moonbin menoleh, "Apanya?"








"Apa terjadi sesuatu pada pipimu? Sejak tadi kau mengusapnya" tanya Eunwoo jujur, bahkan kini ia berani menatap mata Moonbin.








"Kemarin, serangga menyentuh pipiku"







Eunwoo memegang kedua pipi Moonbin, membawa Moonbin menatap lekat matanya. Eunwoo memberanikan diri mengelus lembut pipi Moonbin, "Dimana? aku tak melihat bekasnya"






Moonbin terkekeh, "Serangga yang kumaksud itu dirimu, Eunwoo. Kemarin kan kau mencium pipiku"








"Eoh?"








Moonbin mengacak rambut Eunwoo setelah pria manis itu melepaskan pegangannya pada kedua pipinya. Melihat dari rona merah yang menjalar dari pipi hingga kedua telinganya, sudah jelas Eunwoo tengah tersipu malu.








"Tak apa, aku menyukai hadiahku, manis"









***







"Kemana?"






Eunwoo tak menggubris perkataan Moonbin, dengan sigap ia melangkah menghampiri gadis kecil diseberang sana. Moonbin yang awalnya hanya terdiam, mulai mengikuti langkah Eunwoo.







"Hei, ada apa denganmu?" tanya Eunwoo sembari menggoyangkan pelan lengan mungil anak kecil itu. Anak kecil itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dari kejauhan, Eunwoo bisa mendengar isak tangisnya. Tetapi, kenapa orang orang disekita ini hanya diam seolah tak melihat?







Perlahan, anak itu mengangkat wajahnya. Ia menatap Eunwoo dengan mata sembabnya, "Eomma..." anak itu kembali menangis.







Eunwoo mengusap punggung anak itu dengan lembut, kemudian mengangkat tubuh mungilnya, "Sudah sudah, jangan menangis."







"Eomma"







Eunwoo merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa buah permen warna warni dari sana, "Lihat, aku punya apa ini. Mau tidak?"







Anak kecil itu mulai menghentikan tangisnya ketika Eunwoo memberikan permen permen itu padanya. Kemudian ia menatap Eunwoo seraya menganggukkan kepalanya.






"Bagus, anak pintar. Ayo kubantu mencari Ibumu" ujar Eunwoo kemudian menggendong anak itu pada Moonbin.






Baru saja Eunwoo akan membuka mulut untuk berbicara, dari seorang wanita paruh baya berlari menghampirinya, "Astaga sayang" ujarnya kemudian mengambil alih anak itu dari gendongan Eunwoo.







"Eomma" anak itu memeluk wanita yang ternyata adalah ibunya.








"Terimakasih ya, nak."








Eunwoo tersenyum, menyaksikan ibu dan anak itu yang mulai melangkah menjauh. Ia tak menyadari bahwa sedari tadi Moonbin memperhatikan tingkah lakunya.







"Ternyata selain cantik, hatimu juga baik" gumam Moonbin pelan.









Tunggu.








Apa? Cantik?









***

 

LE DESTIN  ;  BinWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang