Vote dulu dong wkwk
Jangan jadi silent readers.
Hargai karya saya:))Happy reading!!
Darrel masih melajukan mobilnya, mobil yang mereka tunggangi Hanya bisa berjalan pelan sebab keadaan diluar yang macet.
"Reen besok kerumah gue ya?"Suruh Dina di sela-sela memotong pembicaraan Suci dan Shirin.
"ngapain gue kerumah lu?, Males" Ucap Shirin Berakhir dengan nada malas.
"Jahat banget lu tuh sebagai temen huhu"Balas Dina seraya berpura-pura menangis layaknya anak kecil. Shirin yang melihatnya langsung mentoyor kening Dina yang membuat sang empunya meringis kesal.
"Lo tau Khan gue bodoh mtk?"Ucap Dina memelas.
"Tau banget dong.. udah dari lama malah!"
"Iya udah terserah Lo deh, gue kasian banget sama ade gue Reen"
"Ade Lo Udah pindah emang? dari kapan?" Tanya Shirin. Ya, Dina memang memiliki seorang adik laki-laki berusia 15 tahun tepatnya ia duduk pada kelas 9 SMP. Namanya Zidane Naufal Azhar Ia memang baru pindah sekolah, ia dulu sempat tinggal dengan Kakek neneknya dan bersekolah disana.
"Pindah dari Satu bulan lalu. So, please banget bantu Ade gue kerjain tugas mtk menumpuknya itu Reen..." Mohon nya. "Kalo masih kali, pembagian mah gua bisa. Apalah gue seorang kakak yang otaknya dangkal kalo soal mtk kaya gitu" tambahnya.
"Lho terus kalo dia di tempat kakek nenek Lo siapa yang ngebantu dia?" Tanya Shirin. Suci dan Darrel hanya menyimak.
"Kakek gue hehe.. kakek gue itu tua-tua otaknya melebihi Albert Einstein lho"
"Wahh Kakak kalah sama kakek-kakek berarti haha" Sambung Suci meledek.
"Stts diam ya cantik" Ucapnya pada Suci karena merasa terhina. "Ayolah please besok kerumah gue, bantu Ade gue. Lo Khan pinter mtk" Tambahnya memohon pada Shirin.
"Iyaa Bawel" Ujar Shirin dibalas acungan jempol oleh Dina.
Sekarang keadaan jalan sudah lancar. Darrel telah usai mengantar Dina lalu saat ini mobilnya melaju pada sebuah apartemen yang terlihat cukup besar, dan mobilnya tepat berhenti di depan gedung tersebut. Ya, itu gedung apartemen yang Shirin tempati. Dan sebelumnya Darrel pernah mengantarnya.
Shirin turun dari mobil lalu berucap "Mau mampir dulu gak?"Tanyanya.
"Kamu tinggal sama siapa di gedung ini?" Tanya Darrel mengalihkan.
"Gue di sini sendiri, tapi masih ada keluarga gue disini tepatnya si.. Tante. dia di Bandung tapi kita beda daerah dulu gue tinggal sama Tante dari Smp, Nah kalo Ortu sebenernya asli sini, tapi mereka lebih pilih tinggal di Malang dan titipin gue ke tante"Jawabnya panjang kali lebar. Darrel meng 'oh' ria kan saja seraya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kalian hati-hati ya! Makasih banyak buat semuanya" Ujar Shirun pada keduanya.
"Kak Shirin juga hati-hati. Nanti kapan-kapan suci main ke apart kakak ya?"
Shirin tersenyum Lebar "Boleh banget dong Suci, kapanpun pintu kamar aku selalu ke buka untuk kamu. Nanti kalo mau keapart akunya, kontek-kontek dulu takutnya kamu capek-capek kesini eh akunya lagi gada di apart"
"Assyapp. berarti aku boleh minta nomor wa nya kak Eva dong?" Beo suci seraya menyengir kuda.
"Kamu udah main wa?" Suci menyengir.
"Iyaa. lagi dibolehin kok sama umi"
"Bohong tuh! Dia maksa padahal mah gak di izinin." Cibir Darrel ditengah obrolan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masyaallah Akhi [HIATUS SEMENTARA]
Teen FictionCinta kita adalah cinta yang terbaik, karena kamu meningkatkan imanku dan membantuku di dunia ini, dan karena alasan itulah aku ingin berjumpa lagi denganmu di surga kelak. ~Shirin Al-devaa. Sebelumnya ini judul dari Cahaya rembulan tapi saya ganti...