Satria tidak kuasa menahan senyumnya saat ia mendampingi Saga dari turun mobil, sampai ke ruangannya sekarang. Satu kantor langsung heboh. Yaiyalah! Selama ini kebanyakan bapak-bapak, sekarang liat yang masih muda shining, shimmering, splendid gini gimana gak kaya ngeliat oasis di tengah gurun pasir?
"Cengengesan mulu lo? Kenapa sih?"
Saga yang sekarang lagi duduk santai di sofa ruangan Satria, komentar.
"Lo sadar ga sih? They went crazy!"
"Siapa?"
"Cewek-cewek lah? Hello? Lo gak sadar sama sekali?"
Saga memutar bola matanya. "Enggak. Kenapa emang?"
Satria menggelengkan kepalanya, I just can't believe this ignorant brat, "Karyawan cewek pada ga kedip semua ngeliat elo jalan--kita, jalan. Gue? Tampan. Lo? Ya lumayan cakep lah. Kita jalan bareng = ambyar cewek-cewek."
Saga tidak bisa menahan tawanya. Teman masa kecilnya satu ini emang punya tingkat kepercayaan diri yang diatas normal alias narsis. Tapi Saga mengakui sih kalo Satria ini emang ganteng. Cuman ya suka disalahgunain buat main-main sama cewek. Kalo Saga sendiri sih, sering denger juga banyak yang bilang dia ganteng... tapi... Saga malah gak tau sih harus bersikap gimana.
"Gak tau aja ya aslinya Satria Bagaskara tuh brengsek." Komen Saga, yang bikin Satria pengen nimpuk pake plat nama di mejanya.
"Hahaha bangke! Lo juga lah, gak tau aja mereka kalo aslinya Saga tuh asshole,"
Saga kini yang pengen nampol Satria, "Kampret lo. Anyway, Sat, back to reason why I'm here..."
Satria menjentikkan jarinya, "Oh iya! Gue sampe lupa. Serius sekarang serius." Tangannya membuka laci meja kerjanya, mengeluarkan berkas berisi CV dari karyawan Alinea Publishing yang menurut Satria qualified untuk struktur baru dan masih bisa dipertahankan.
"Ini. Ada sekitar 30 orang yang menurut gue masih qualified. Sisanya... meh."
Saga menerima berkasnya,
"Gue pengen yang masih muda. Fresh grad it's okay," ucap Saga sambil membuka-buka berkas itu, menatapnya satu-satu.
"Nope, nope, too old, too young, zero experice.... nope, nope, nope...."
Satria menyenderkan punggungnya ke sofa, "Here we go again, the asshole Saga, ladies and gent!"
"Bacot."
Tangan Saga berhenti membuka berkas, menatap kepada satu profil. Satria menaikkan satu alisnya, "Nemu yang bagus?"
Saga mengerjap, lalu tertawa. Membuat Satria bingung.
Semesta main-main sama gue ya?
Saga gak percaya melihat satu nama yang kini ada di hadapannya.
Keira Citra.
Cewek yang nabrak mobilnya semalam, bahkan SIM nya tersimpan rapi di dompetnya. Saga gak percaya Keira bekerja di Aliena Publishing! Apa ini sebuah kebetulan? Takdir? Entahlah, Saga cuma bisa ketawa.
"Siapa sih? Kenapa sih apa yang bikin lo senyum-senyum??"
Saga mengangguk, "Lo pernah ga sih Sat, ketemu sama random person, entah itu di jalan, di mall, dimanapun—terus at some point, lo ketemu sama orang itu lagi."
Satria tampak berpikir, "Kalo sama orang asing enggak sih, Ga. I don't know. I don't even remember their faces, gue aja bahkan ga inget sama ONS-ONS gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
deadline ✔
Romance[SUDAH TERBIT] Capek jadi budak korporat di Jakarta, Keira Citra resign dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya-Bandung-dan menjadi seorang Editor Buku Fiksi di Alinea Publishing. Hidupnya terasa sempurna saat itu, tapi kehidupannya berub...