Saga terbangun karena bunyi alarm ponsel Satria. Yang punya ponselnya malah nggak bangun. Padahal alarmnya kenceng parah. Yah, namanya juga sensitif. It's fucking 4 am, ngapain dah si Satria alarm jam segini?! Dengan malas, Saga bangun dari kasurnya. Harus matiin alarm nya Satria.
Kamar Satria berantakkan. Emang kaga ada yang ngurus ni anak. Ibunya ikut bapaknya ke Brazil, soalnya bokapnya jadi Dubes disana. Gak punya adek ataupun kakak. Ya emang Cuma punya Saga aja sih. Waktu Satria bilang kangen itu Satria serius. Abis dia beneran sendirian di Indonesia. Satria punya banyak temen sebenernya, banyak banget malah, tapi cuma Saga yang bener-bener mengerti Satria. Rata-rata temennya Satria nemenin dia cuma buat fame sama bisnis aja (walau mereka nggak menunjukkan, but somehow, Satria tau siapa aja yang tulus jadi teman dia).
Akhirnya mati juga itu alarm. Saga berjalan kembali masuk ke kamarnya. Saat mengecek ponselnya, ada satu nomor tidak dikenal mengiriminya pesan. Eung? Siapa...
Awalnya Saga mikir dulu. Oh! Cewek yang semalem!
Ada sepercik kebahagiaan waktu dia mendapat pesan dari gadis itu (mengingat dia gak bisa tidur karena Satria "menakutinya" soal keadaan Keira). Dia juga jadi kembali ingat namanya. Keira. Dengan cepat Saga menyimpan nomor Keira.
Dia kira di jam 4 gini Keira gaakan langsung bales. Tapi betapa kagetnya melihat typing indicator yang muncul gak lama setelah Saga membalas pesan Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
deadline ✔
Romantizm[SUDAH TERBIT] Capek jadi budak korporat di Jakarta, Keira Citra resign dan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya-Bandung-dan menjadi seorang Editor Buku Fiksi di Alinea Publishing. Hidupnya terasa sempurna saat itu, tapi kehidupannya berub...