Chapter 9

12 7 0
                                    

Sesuai janji Ali malam tadi, Ali akan mengajak Ica ke pantai untuk melihat pemandangan yang indah. Suara gelombang yang berbunyi membuat hati merasa tenang, bau pasir basah yang sangat khas, serta burung yang bertebangan membuat ke indahan tersendiri. Seperti saat ini Ali dan Ica sedang duduk di hamparan pasir yang jauh dari gelombang agar baju mereka tidak basah dengan air laut, Ica yang sangat begitu menikmati ke indahan pasir entah kenapa membuat hati nya merasa damai, tentram, dan tenang. Seolah masalah yang sedang kita hadapi lenyap begitu saja di gantikan dengan semua ini.

Ali yang melihat Ica sangat menikmati pantai ini hanya tersenyum, tak salah ia membawa Ica ke sini. Tempat yang sering Ali kunjungi kala sedang ada masalah atau patah hati.

Tidak ada yang mulai pembicaraan terlebih dahulu mereka sangat menikmati pantai di sore hari yang jauh dari keramaian. Ali sebenarnya sejak tadi gundah karena ingin mengetahui apa jawaban Ica. Apapun yang Ica bicara Ali dengan siap menerima nya walaupun dengan perasaan kecewa sekalipun.

"Ca" panggil Ali.

Ica yang tadi nya sedang menikmati keindahan bunyi gelombang pantai tersebut langsung menoleh ke hadapan Ali.

"Ya, kenapa?" jawab Ica.

Ali yang tadi nya ragu untuk membicarakan tadi malam, segera ia tepis perasaan ragu tersebut ia ingin tahu apa jawaban Ica sebenarnya.

"Em, soal tadi malam--" ujar Ali dengan gantung.

Ica yang langsung mengerti arah pembicaraan Ali langsung menggenggam tangan Ali.

"Gue tau lo mau bilang apa, pasti lo mau tau kan jawaban gue?" ujar Ica dengan serius.

Ali hanya mengangguk saja.

"Jawaban gue--"

"Apa ca?" tanya Ali dengan tak sabaran.

"Gue gak mau, gue--"

"Yaudah gapapa kok, mungkin lebih baik kita jadi temen aja" potong Ali dengan cepat sambil tersenyum miris.

Ica menahan tawa nya, sebenarnya ia hanya bercanda tapi di anggap serius oleh Ali.

"Ali gue kan belum siap ngomong, malah lo potong gitu aja" ujar Ica dengan muka pura-pura kesal.

Ali langsung mendongakkan kepala nya.

"Gue gak mau kalau kita cuman jadi temen, gue mau nya lebih. Dan gue mau kok jadi pacar lo" ujar Ica dengan menahan senyum nya.

Ali langsung tersenyum sumringah, ternyata Ica menerima nya bukan menolak nya.

"Lo serius?" ujar Ali dengan masih tak percaya.

Ica mengangguk dengan tersenyum manis.

Ali yang mendapatkan anggukan dari Ica langsung beranjak begitu saja dan meninggalkan Ica sendiri. Ica menautkan alis mata nya, mau kemana dia? Pikir Ica.

"MAHAL NA MAHAL KITA ICAAAA" teriak Ali di pantai tersebut. Dengan di soraki bunyi gelombang dan bunyi burung bertebangan.

Ica menghampiri Ali dan mengernyitkan dahi nya, Ica tak mengerti maksud ucapan dari Ali tadi.

"Tadi lo bilang apa?" tanya Ica saat sudah tepat di samping Ali.

Ali menoleh dengan tersenyum. "Mahal na mahal kita"

Ica mengernyitkan dahi nya. "Maksudnya?" tanya Ica.

"Aku sangat mencintai kamu Ica"

Ica yang mendengar langsung tersipu malu, Ica yakin sekarang pipi nya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus.

The Beach Of The Story With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang