Chapter 8

17 7 0
                                    

Hari jumat sesuai janji Ali semalam ia akan mengajak Ica untuk keluar sekedar jalan-jalan saja. Ali sudah menunggu Ica di ruang tamu bersama bang Iqbal, Iqbal asik juga pikir Ali.

Ali selalu melihat ke arah tangga, "kenapa dia lama" gumam Ali. Iqbal yang mendengar itu langsung kesal pada adik nya itu, karena sudah berani membuat orang menunggu karena terlalu lama. Sedangkan yang ia tahu adik nya tidak suka menunggu apalagi yang tidak pasti.

"Maafin Ica ya udah buat lo nunggu kelamaan" ujar Iqbal dengan segan pada Ali.

Ali tersenyum manis. "Gapapa kok bang"

"Duh jadi gak enak gue sama lo"

"Udah gapapa kok" ujar Ali dengan menepuk pelan pundak Iqbal.

"Ca kenapa lo lama banget di kamar?" teriak Iqbal.

Untung saja bokap dan nyokap sedang ada acara di luar kota jadi Ica hanya tinggal bersama abang nya dan pembantu nya itu.

Setelah teriak tak lama kemudian Ica muncul. Ali yang melihat itu hanya terkesima melihat Ica, penampilan Ica sangat cantik dengan memakai jeans panjang beserta kaus dengan di baluti rompi serta sepatu sneakers nya dan rambut yang di gerai ditambah sedikit hiasan di rambut nya, membuat ia sangat cantik dan imut.

"Wih gila adik gue cantik juga ternyata" puji Iqbal

Ica memutar bola mata nya dengan malas. "Kemana aja lo bang selama Ini?"

"Di sini lah masa di sana"

"Tau ah!"

Ica menatap Ali dan langsung terkejut melihat penampilan Ali, kenapa dia ganteng banget Sih?" pikir Ica.

Tapi ia segera bersikap biasa aja, ia tidak mau ketahuan kalau ia memuji Ali.

"Yuk li berangkat" ajak Ica.

Ali hanya diam saja sambil termenung.

"Hei li?" ujar Ica dengan mengibaskan tangan nya di depan muka Ali.

Ali langsung tersadar dari lamunan nya. "Eh Iya kenapa sayang?"

Ica menautkan alis nya. Sedangkan Iqbal terkejut ketika Ali memanggil Ica dengan sebutan sayang.

"Sayang?" ujar Iqbal.

Ali menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu, "kenapa keceplosan sih" gerutu Ali.

"Eh bukan gitu, maksudnya kenapa ca" ujar Ali dengan kikuk.

"Yaelah kalau sayang gapapa kali" goda Iqbal.

Ica hanya tersenyum malu saja, Ica rasa sekarang pipi nya memerah lagi.

"Sayang beneran juga gapapa" gumam Ica

"Lo mau di sayangin Ali beneran?" ujar Iqbal ketika ia mendengar gumaman Ica.

"Eh apa? Gak kok, udah yuk li berangkat" ujar Ica dengan mengalihkan pembicaraan.

Ali hanya terkekeh saja melihat Ica. "Yaudah yuk" ajak Ali.

"Tau dah yang ngebet banget mau kencan" sindir Iqbal.

"Apaan sih lo" ketus Ica.

"Ayo li" antara sadar atau tidak Ica menggenggam tangan Ali. Ali yang melihat itu hanya diam saja dengan tersenyum. Kapan lagi di pegang sama Ica, pikir Ali dengan tersenyum geli.

"Tangan nya gak mau di lepas nih?" goda Ali sambil menatap genggaman tangan Ica.

Saat sudah di luar Ica baru sadar kalau Ica menggenggam tangan Ali, betapa malu nya Ica terhadap Ali.

The Beach Of The Story With LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang