Sixième partie

532 57 25
                                        

Ada yang masih menunggu?
.


.


.



Memasuki ruang makan, Jieun menemukan hampir semua keluarga kerajaan sudah ada disana. Ia Bingung kenapa ia selalu datang terakhir.

Jieun dan Jimin di sambut oleh butler Jeon. Meminta mereka untuk duduk di kursi yang sudah ditentukan. Jieun tersenyum pada seluruh anggota keluarga kerajaan. Termasuk pada YeonHwa, yang entah masuk keluarga kerajaan atau tidak, Jieun tidak tau.

Selama sarapan berlangsung Jieun lebih banyak diam dan mendengarkan. Inti dari pembicaraannya, Raja Jin Young dan permaisuri Minji akan kembali ke Haneul karena tidak mungkin mereka meninggalkan Haneul terlalu lama. Dan Namjoon menghargai keputusan itu.

Sementara Jimin,

"Waktu yang kau berikan selama tujuh hari 'kan?"

Jieun tersenyum dan mengangguk, "iya, yang mulia."

Maka dengan itu Jin Young ikut tersenyum, "baiklah, Jimin akan tinggal disini untuk tujuh hari kedepan." Lalu Raja park menaruh penuh atensinya pada YeonHwa.
"Dan kau, YeonHwa, kau ingin tetap tinggal disini atau kembali ke Haneul?"

Disini Jieun menyadari bahwa Jin Young adalah raja yang sangat menghargai keputusan orang lain, dan tidak mengambil keputusan secara sepihak.

"Bagaimana kalau YeonHwa tinggal disini?" Celetuk Seojin membuat Jieun ingin menyemburkan air yang baru saja ia telan. Jimin juga sama terkejutnya dengan Jieun. Putri Kim menoleh pada sang kakak yang duduk disampingnya, kakaknya seakan mengatakan 'bukan masalah' jika dilihat dari raut wajahnya.

"Sepertinya kau menyenangkan, aku ingin kau menjadi teman minum teh." Ujar Seojin lagi.
Hei! Lalu aku kau anggap apa, ha?! Pekik Jieun dalam hatinya. Hatinya benar-benar terasa sakit.

Jieun benar-benar ingin menghantamkan kepalanya dimeja saat YeonHwa mengiyakan semua itu. Ia lihat ada kesenangan di raut wajah Jimin. Dadanya bergemuruh seakan ada badai didalam sana.

Sial.

Jieun harus tetap tersenyum sekalipun badai terus berkecamuk di dadanya. Kendati pun hatinya tidak menerima semua ini, ia harus bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bersikap biasa saja bukan berarti Jieun tidak memiliki keinginan untuk menyingkirkan YeonHwa.

Sementara YeonHwa masih tersenyum lebar. Senang sekali rasanya. Beginikah rasanya dianggap oleh keluarga? Hatinya menghangat. Ia tidak pernah sesenang ini sebelumnya. Bibirnya seakan tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

Tanpa sengaja matanya beradu dengan mata Jieun yang juga menatapnya. Gadis itu tersenyum namun YeonHwa tau itu bukan hal baik.





| Z e m b l a n i t y |




Sehabis sarapan tadi, Jin Young dan Minji langsung bersiap untuk kembali ke Haneul, semua barang mereka sudah disiapkan oleh para maid.

Anggota kerajaan Kaeul mengantarkan mereka sampai di pintu utama istana. Jieun ingin mengutuk keadaan ini. Ia berdiri tepat di belakang Jimin dan YeonHwa.

"Minggu depan kami akan datang lagi." Ujar Minji untuk Jimin. Pangeran itu membalasnya dengan anggukan.

"Kami permisi." Jin Young dan Minji masuk ke kereta kuda. Mereka dan rombongannya pun mulai keluar area istana.

"Aku pasti akan merindukan mereka." Ujar YeonHwa, matanya masih terfokus pada kereta kuda yang telah menjauh itu.

"Ayolah, hanya seminggu." Balas Jimin. Ia terkekeh ringan. Jieun lihat, setelah sarapan Jimin terlihat lebih bersemangat. Wajahnya bahkan sangat berseri.

Zemblanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang