Neuvième partie

523 56 20
                                        

Taehyung tau sekarang kenapa Jimin hanya menghindarinya, Jimin membiarkan Taehyung kelelahan dan ia akan menyerangnya nanti. Sial.

Dan sekarang Taehyung sudah mulai kehabisan tenaganya, sialnya, Jimin menyerangnya. Jimin bergerak dengan cepat, gerakannya susah untuk dibaca. Jimin melompat seakan tubuhnya tidak berbobot, gravitasi seakan bukan halangan untuk Jimin.

Tangan Taehyung bergetar, menahan serangan Jimin dengan pedangnya. Ini gawat. Taehyung mencari celah untuk menghindar, dan ia berhasil.

Sekarang Taehyung yang menyerang Jimin, matanya menatap lurus kearah iris coklat milik Jimin. Dari tatapan itu, Taehyung tau lawannya bukan sembarang orang.

Jimin tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, ia membuat gerakan spontan yang membuat pedang Taehyung terlepas dan terlempar— berputar-putar di udara. Jimin menarik kaki Taehyung menggunakan kakinya, sehingga Taehyung kehilangan keseimbangan dan jatuh. Pedang milik Taehyung jatuh dan menancap tepat disamping kepala Taehyung. Bertepatan dengan itu Jimin mengarahkan pedangnya ke tenggorokan Taehyung.

Nafas Taehyung tercekat.

Jimin menjauhkan pedangnya, ia mengulurkan tangannya untuk membantu Taehyung berdiri.
"Kau lincah sekali." Ujar Taehyung saat ia sudah berdiri.

Jimin terkekeh, "terimakasih, kau juga sangat kuat."

"Kalian hebat!" Jimin menoleh kesumber suara, Jieun dengan senyuman lebar menatap kearahnya. Membuat saling bertatapan.

Jimin terkekeh, ada sesuatu didalam dirinya yang memaksa dirinya untuk tersenyum. Lelahnya hilang seketika, digantikan oleh gejolak aneh yang membuat jantungnya berpacu dengan cepat.


| Z e m b l a n i t y |



Di bangku penonton paling atas, YeonHwa melihat semuanya. Dari Permainan pedang yang dilakukan oleh dua pangeran dari dua kerajaan sampai Jieun yang menikmati tontonannya.

Cih, psikopat.

Permainan telah usai memang, kedua pangeran itu juga sudah meninggalkan amfiteater dan beristirahat, namun Jieun dan seorang Pelayan pribadinya masih setia tinggal disini.

YeonHwa melangkah mendekat, tangannya tersilang didada. "Jadi, apa kau puas dengan tontonanmu itu?" Ujar YeonHwa.

Jieun tidak terkejut, gadis itu hanya menanggapinya dengan senyuman miring.
"Bukankah itu tontonan menarik? Bahkan kau sampai ikut menonton semuanya. Iya 'kan, YeonHwa?"

YeonHwa berusaha untuk tenang, kendati matanya menatap Jieun dengan nyalang.
"Hmm, kau benar. Namun sayang sekali aku tidak menikmati tontonanmu itu."

Mendengar itu Jieun terkekeh sinis, ia menoleh dan menatap YeonHwa "apa aku memintamu untuk menikmati semua itu?"

YeonHwa menelan Salivanya, ia kalah telak. Ingin rasanya YeonHwa memotong lidah sialan itu.

YeonHwa berdeham.

"Sepertinya kau memang ingin membunuh salah satu dari mereka ya,"

Puteri kim merotasikan kedua maniknya, Jieun tidak menyukai keadaan saat ini.
"Aku tidak pernah mengatakan hal itu."

Ingin rasanya YeonHwa meludahi wajah cantik milik Jieun. Satu helaan nafas terdengar dari bibir YeonHwa.
"Aku tidak tau apa yang didalam pikiranmu.  Tapi, aku rasa kau sangat menginginkan perjodohan ini. Kau memiliki sebuah tujuan kan?"

Zemblanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang