Quality Time

10 1 0
                                    

"Udah lama ya kak kita gak makan bertiga di luar kaya gini" ucap Luna.

"Kamu happy?" tanya Nona.

"Happy doooonnggg.. Gratis hahaha" jawab Luna senang.

Raut wajah bahagia Nona terlihat bahagia karena Luna bahagia. Nona tersenyum tipis merasakan kebahagiaan itu.

"Kak. Ada yang mau kakak omongin ya sama kita?" tanya Kana.

Kana yang memiliki kepekaan besar ini membuat Nona tertawa kecil. Kana ini pintar sekali membaca pikiran orang dan membaca situasi.

"Hehhee kamu ini dek. Tau aja. Hemmm dek. Aku mau nikah, boleh?" tanya Nona yang membuat Luna tersedak kaget dan membuat Kana melongo tanpa kedip.

"HAH?! Kakak mau nikah?! Sama siapa? Emang kakak punya pacar?" tanya Luna.

Nona mengubah posisi duduknya agar lebih relax. Agar Nona bisa menjelaskan maksud dan tujuannya dengan baik kepada adik-adiknya ini.

"Bukan pacar. Namanya Dimas Saputra. Dia ngajak aku ta'aruf. Aku ketemu dia dua hari yang lalu di toko. Awalnya dia beli pisang goreng doang. Terus kita ngobrol tentang bisnis. Dia minta nomor aku dan ya aku kasih. Semalem dia bilang kalo dia mau ngelamar aku, mau ke rumah sama orang tuanya" jawab Nona.

"Terus kenapa kakak tanyanya ke kita? Bukan ke mama papa?" tanya Kana.

"Karena kalian itu prioritas. Aku gamau aku nikah tanpa restu kalian. Karena nanti keadaannya akan beda dek." jawab Nona.

Kana dan Luna pun terdiam, seolah mencerna dengan baik penjelasan yang diberikan Nona.

"Dek?" panggil Nona yang membuyarkan lamunannya Kana.

"Kok aku? Bontot dulu coba" sahut Kana.

"Lah kenapa aku dulu sih kak?" tanya Luna bingung.

"Udah jawab aja sih" timpal Kana.

Luna yang masih memakai baju seragam sekolah menggaruk kepalanya kebingungan.

"Yaaa gimana yaaaa.. Aku sih ngizinin aja. Kalau emang kak Nona udah yakin dan sayang sama orang itu, gak ada salahnya kan?" jawab Luna yang lanjut memakan makanannya.

"Kalo kamu dek?" tanya Nona ke Kana.

"Aku? Yaaaa apa yang Luna bilang bener sih kak." jawab Kana singkat.

"Tapi kamu ngeizinin aku gak?" tanya Nona.

Belum sempat Kana menjawab pertanyaan Nona, telepon Kana berdering. Ratna menelepon meminta mereka bertiga untuk pulang karena ada sepupu dari Pekanbaru datang.

Melepasmu?
Mungkin aku takut, tapi bukankah itu harus?

KANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang