Cahpter 20

3.4K 134 49
                                    

Dentingan demi dentingan terdengar bagi mereka yang dekat dengan diorang,dan bagi yang masih hidup dan nampak pertarungannya.
Hanya saja itu semua hanyalah khayalan semata,yang merasakan sensasi adrenalin dari pertarungannya tentu saja diorang yang tengah bertarung habis-habisan di wilayah istana.
Berbagai teknik dan kuasa yang diorang miliki,ia keluarkan demi memenang sebuah pertarungan dan mengalahkan musuhnya.

"Kau masih belum dapat kalahkan aku,seharusnya hormatilah yang lagi tua darimu,bukan berlawan dan nak membunuhku. Bukankah itu tak sopan?,lebih baik menyerah je lah dan aku tak kan usik siapapun jika kamu menyerahkan dirimu padaku. Amacam?"

"Selagi kau adalah musuh,tak de ayat dan perilaku yang kene disopankan yang pantas untukmu. Lagi pulak kita belum tahu juga siapa yang menang dan jangan harap,aku tak kan pernah ikuti kemauanmu itu"

"Hmm...dikasih hati malah minta jantung"

"Tau tak pe,kan aku dah cakap. Jangan berbelas kasih padaku,sebab aku pun tak kan berbelas kasih padamu juga,walau rupa kamu masih nampak muda,namun jiwa kau tetap dah menua"

"Ayoyo...kapten yang kejam,sesuai keiinginanku."tersenyum picik.

Tetibe ada kabut yang menghalangi yang mengelilingi sekitaran istana,dan musuh itulah yang buat kabut supaya menghalangi jarak pandang dari lawan bicaranya.

"Aku kene tunggu beberapa tahun lagi supaya boleh mendapatkanmu"

"Jangan banyak berharap,sebab aku tak kan penuhi harapanmu "

"Ohh..ya?"bisiknya,tepat ditelinganya.

[ Ishh...,apesal dia boleh ada di belakangku?] Memutar tubuhnya ke belakang dan mengayunkan pedangnya,namun hanya angin saja yang ia tebas.

"Jangan gegabah,rasa takutmu itu lah yang sebenarnya menghalangimu kan?,kita dah berkali-kali bertarung,namun perasaan takutmu rupanya masih ada. "Mengelus rambut panjang milik lawannya lalu sedikit menciumnya,yang merasa rambutnya diusik langsung segera menghindar dan masih bersiaga tuk menyerang.

[ Dia memperingatkanku?,jadi Arvis ini nak bertarung dengan lawan yang setara?,dan lawan yang pantas itu adalah yang tak kenal ngan rasa takut? ]

Kabut yang putih tersebut masih saja menyelimutinya,kegunaannya adalah tuk mengelabui akan keberadaannya.
Satu-satunya cara ialah kene menghilangkan kabut yang mengganggu tersebut.
Kemudia ia mengeluarkan pistol yang ia simpan di salah satu kakinya,dan ia tembakkan ke atas. Muncullah cahaya yang membumbung tinggi,lalu sebilah tongkat ia arahkan ke atas dan di sekelilingnya muncul api lepastu ia tenbakkan ke satu bola cahaya tadi.
Cahaya pun semakin terang dan melenyapkan semua kabut yang menghalangi jarak pandangnya.
Hanya saja,sebab dia lengah,sekarang lawan ada tepat didepan matanya dan langsung memukul perutnya hingga ia kena tolak ke belakang sampai puluhan meter dan terjatuh hampir menabrak pokok kering.



****





Kaizo dan Wis masih berjalan,namun tetibe ada cahaya yang menyilaukan dan menghapuskan semua kabut yang ada,tetapi ada bayangan macam seseorang yang mengarah pada diorang berdua.

Kaizo dan Wis berjaga-jaga jika itu musuh.
Tetapi......

BRUKK.......

Kaizo tak jadi gunakan pedang tenaga dia.
Kaizo menangkap seseorang dengan kedua tangannya,dia terluka dan mengeluarkan sebercak darah dari mulutnya.

"Uhhh...."decihnya,merasakan sakit di bagian perutnya.
Lalu segera mengelap darah di pinggir bibirnya dengan punggung tangannya.
"Sampai bila kau akan menggendongku macam ni?"

Kaizo hanya menatap siapa yang tengah ada di kedua tangannya itu.
[Liyn!]

"Turunkan dia"sela Wis.
Kaizo segera menurunkan perempuan tu,lalu Wis sambung ucapannya tadi.
"Berhentilah,ini hanya mimpi. Masa lalu biarlah berlalu,yang harus kene kamu hadapi itu adalah hadapanmu"

Fang adik Ku TersayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang