Lihat siapa yang menunggu Raya di depan pintu, dia adalah Keano yang muncul dengan wajah bahagia. Bagaimana tidak bahagia, hari ini mereka berdua akan pergi ke Lombok bersama-sama.
"Tuan putri, mana koper anda?" tanya Keano. Pria itu membungkuk di depan Raya seolah-olah Raya adalah tuan putri. Raya menyerahkan kopernya, dengan senang hati Keano menyambut koper itu.
Tidak henti-hentinya Keano bertindak seperti bawahan Raya. "Tuan putri hati-hati melangkah" kata Keano saat Raya melangkah masuk ke dalam lift. Mati-matian Raya menahan malu saat kedua anak remaja di dalam lift menatapnya.
"Jangan kayak gitu, malu tahu diliatin orang" bisik Raya. Keano malah melingkarkan tangannya di bahu Raya dengan sengaja ingin membuat Raya marah.
"Keano, diliatin orang tahu" kata Raya sambil mengisyaratkan dengan dagunya. Keano melirik kedua anak remaja yang terang-terangan mencuri pandang ke arahnya dan Raya.
"Ada yang ingin ditanyakan?" tanya Keano pada kedua anak remaja perempuan itu. mereka berdua malu-malu menggeleng kemudian membuang muka. Jelas sekali kalau kedua anak remaja itu terkesima dengan wajah Keano.
"Jangan cemburu, aku gak tertarik sama bocah, kurang sexy" bisik Keano, Raya diam saja dan seolah-olah dia bersikap bodo amat pada apa yang dikatakan Keano.
"Gak usah ngambek, aku tau kalau kamu gak suka liat aku interaksi sama perempuan lain selain kamu. Benar gak?" Sabar, Raya sedang berusaha bersabar. Tapi dia tidak ingin kalah dari Keano yang berusaha memprovokasinya.
"Pertama, dari mana kamu ambil kesimpulan kalau aku cemburu? Dari dukun?" Keano menggeleng dan menunjuk dirinya sendiri. Oh, itu adalah kesimpulannya sendiri.
"Kedua, aku gak peduli kamu mau berhubungan dengan siapa aja. Gak ada untung dan ruginya bagi aku" Keano mengangguk, menerima apa semua perkataan Raya seperti anak sekolah dasar.
"Yang ketiga, lepasin tangan kamu. Bahu aku bisa miring sebelah" Keano segera melepaskan rangkulannya di bahu Raya.
"Kalau begini gak akan berat sebelah kan?" Raya ingin mengumpat, tetapi mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara. Wajahnya memerah karena malu dan saat ini Raya benar-benar seperti orang bodoh. Keano memeluk Raya, dengan sengaja menempelkan dahinya ked ahi Raya. Keano tersenyum saat mata mereka bertemu.
Ada bisik-bisik dan tingkah kelabakan dari kedua gadis remaja itu. Hingga akhirnya pintu lift terbuka dan menyisakan mereka berdua. "Pengganggu sudah pergi" kata Keano. Raya diam saja. Dia malu.
"Kamu mau bilang sesuatu?" tanya Keano dengan suara rendah. Aaaaaaah..... Raya mati kutu. Suara Keano sangat sexy dan hal itu membuat Raya lemah.
"Bisa menjauh gak? Kamu gak nyisain oksigen untuk aku" kata Raya malu-malu. Keano menjauhkan wajahnya, tetapi dia berpindah ke samping wajah Raya, mencium pipi wanita itu sekilas kemudian pintu lift terbuka. Mereka sudah tiba di basemant.
Raya berjalan cepat meninggalkan Keano yang tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Raya. "Kamu masih malu-malu? Lupa ya dulu kita pernah tidur bareng?!" teriakan Keano menggema di basemant membuat Raya semakin kehilangan mukanya.
"Shut up! Buruan buka pintu mobilnya!" omel Raya.
Sepanjang perjalanan ke Lombok, Raya adalah santapan Keano. Pria itu sangat jahil, di bandara dengan sengaja Keano meninggalkan kopernya agar dibawa oleh Raya. tetapi setelah iba melihat wajah penuh murka wanita itu, Keano segera berlarian menghampiri Raya kemudian mengelus wajah kusut Raya. Di dalam pesawat kejahilan Keano juga berlanjut, disaat Raya tertidur pulas, Keano sengaja meniup lubang telinga wanita itu hingga Raya terbangun kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Harus Jumpa
RomanceKalau saja saat itu Keano tidak mengeluarkannya di dalam, kalau saja saat itu Raya tidak mengaku hamil, kalau saja mereka berpisah baik-baik, mungkin pertemuan kembali mereka di Terrace Garden Cafe akan baik-baik saja. Note: - Pernah publish di Webc...