2

19 8 9
                                    

"Betapa Allah yang maha membolak balikkan hati. Tiada yang tau pasti, kemana hati akan berlabu"

***

Asma meneguk secankir jus jeruk yang tadi dia pesan. Legah. Itu yang kini dia rasakan. Setelah satu jam berkeliling mencari buku novel yang dia idam-idamkan, akhirnya sekarang dia bisa bernafas lega karena apa yang dia cari sudah dia dapatkan.

Asma bangkit dari kursi nya berniat untuk beranjak pulang. Tapi tiba-tiba seseorang menabrak tubuhnya dari belakang.

"Awww" rintih Asma. Karena bagaimanapun benturan itu cukup keras hinggah mampu merobohkan keseimbangan tubuhnya.

"Ya Allah mbak, maafkan saya. Saya benar-benar tidak melihat mbak tad.. " kata gadis berjilbab hitam itu khawatir, namun kemudian kata-katanya bergantung.

"Asma'?" Lanjut perempuan itu bertanya, memastikan bahwa perempuan yang ada di hadapannya ini adalah Asma, sahabatnya saat masih mondok dulu.

"Eh, Aisyah? " tanya Asma balik, tak percaya. Perempuan yang menabraknya ternyata sahabatnya sendiri.

"Ya Allah. Asma aku rindu kamu" ujar Aisyah seraya mengulurkan tangannya membantu Asma berdiri kemudian memelukknya dengan sangat erat.

"Hehe, aku juga kangen sama kamu aisyah" Asma balas memeluk.

"Kamu kapan balik ke jakarta? Kok gak bilang-bilang sih, jahat kamu" Aisyah mencubit pipi Asma gemas.

Pasalnya sahabatnya ini tidak memberi kabar jika sudah kembali ke jakarta. Mereka sudah terpisah cukup lama sejak Asma melanjutkan studynya di jogja, sedangkan Aisyah tetap kuliah di jakarta.

"Maaf ya Aisyah. Aku belum bilang ke kamu kalau aku sudah kembali ke jakarta. Aku lupa" Asma jadi pelupa akhir-akhir ini. Keterlaluan sekali dia, bisa melupakan sahabatnya sendiri.

"Yasudah gak papa. Yang penting aku bisa ketemu sama kamu. Senang sekali rasanya" Aisyah kembali memeluk sahabatnya itu.

***

Pemuda bernama Zafran itu melirik jam tangannya. Sudah hampir 20 menit dia menunggu Aisyah. Adik perempuannya itu memang suka sekali membuatnya menunggu.

Untung saja siang ini dia tidak ada kesibukan. Jika ada, dia bisa menjamin adiknya itu tidak akan lepas dari omelannya.

Selang 10 menit kemudian, Zafran melihat Aisyah keluar dari Mall. Tapi Aisyah tidak sendiri, ada seorang perempuan bercadar di sampingnya.

"Aisyah sama siapa itu?" Zafran bertanya-tanya sendiri. Zafran berfikir-fikir. Sepertinya dia pernah melihat perempuan itu, tapi entah dimana.

"Yaudah Aisyah, aku duluan ya. Soalnya udah di tungguin pak Rahmat di mobil" pamit Asma.

Dia terpaksa menyudahi pertemuan mereka hari ini. Dia tidak tega jika harus menyuruh pak Rahmat, supir pribadinya untuk menunggu lama.

Apalagi hari ini Asma juga punya janji dengan dokter Ayu untuk konsultasi mengenai trauma nya itu.

"Oh ok. Hati-hati ya Asma' .besok kita ketemu lagi ya"

"Insyaallah. Besok kita ketemu lagi”

“Assalamualaikum"

Cinta Sejati Untuk AsmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang