1

35 9 7
                                    

"Tidak ada yang tau tentang perjalanan kehidupan dirinya sendiri. Karena semua sudah di atur oleh Allah"

****

Malam terasa begitu gelap dan mencekam. Sepi dan sunyi. Sesekali hanya terdengar suara jangkrik yang semakin menambah seramya tempat itu.

Ya, pelaku penculikan itu sudah jauh-jauh hari mencari tempat yang menurutnya aman untuk dia bersembunyi dan menyekap korbannya. Anak SD yang tadi siang dia culik dari sekolahnya. Gadis perempuan yang sudah lama dia incar. Anak orang kaya yang baginya akan memberikan banyak tebusan dan membuatnya kaya secara mendadak.

Sekilas terbesit dalam pikirannya untuk melakukan sesuatu yang menurutnya itu akan menyenangkan. Dia akan mencobanya.

"Jangan..!" Suara gadis kecil itu berteriak sejadi-jadinya. Tubuhnya gemetar. Air matanya tak henti-hentinya keluar dari kedua mata bulatnya.

"Jangan.. Aku mohon lepaskan aku ,hiks hiks"

"Hahaa. Gadis cantik.. Kemarilah. Ayo bersenang-senang dulu. Nanti baru boleh pulang" ujar salah satu pria dengan tubuh tinggi besar dan menyeramkan itu. Dia hendak memperkosa gadis kecil yang dia culik tadi.

"Tolong.. !!" Gadis kecil itu masih berusaha. Tapi pria itu semakin mendekat.

Bug bug! Terdengar suara pukulan. Pria yang tadi hampir memperkosanya telah jatuh tersungkur ke tanah.

Dilihatnya lekat-lekat. Tak salah lagi, laki-laki yang berdiri dihadapannya sekarang adalah Herman, ayah gadis kecil itu.

"Asma, anak ayah" ucap Herman memeluk putrinya erat-erat. Dia sangat takut akan kehilangan putri tercintanya.

"Ayah aku takut.. Hiks hiks" ujar Asma kecil. jauh dari dalam hatinya, dia sangat bersyukur terselamatkan dari mara bahaya hari ini.

Beberapa menit kemudian mobil polisi datang ke tempat kejadian. Herman telah melaporkan kehilangan anaknya sebelum dia datang ke tempat itu.

Ya, anaknya diculik. Pelaku penculikan sempat memintak tebusan sebesar 50 juta. Tentu uang segitu tidaklah sulit bagi Herman. Hanya saja Herman tidak ingin menunggu lebih lama lagi dan membiarkan Asma putrinya berada dalam bahaya.

"Jangan takut sayang. Ayah akan melindungi kamu" ujar Herman kemudian dijawab Asma dengan anggukan.

***

10 tahun kemudian

Herman menatap putrinya dengan berkaca-kaca. Dia sangat bangga pada dirinya sendiri, telah mendidik anaknya dengan baik.

Hari ini adalah hari putrinya di wisuda. Asma telah menyelesaikan kuliahnya selama 3,5 tahun dan mendapatkan predikat cum laude.

"Fatimah, kita sudah berhasil mendidiknya dengan baik. Anak kita adalah perempuan yang luar biasa"

"Ayah!" Asma berlari dan memeluk ayahnya. Gadis bercadar itu merasa bahagia hari ini. Dia telah memberikan hadiah istimewa untuk ayahnya. Dia berharap ibunya pun akan bahagia di syurga.

"Mari kita pulang. Ayah sudah memesan tiket pesawat untuk pulang pagi besok. Dan juga sudah menelfon Mbok ina untuk menyiapkan makanan kesukaan kamu saat kita sampai di rumah. Kita akan merayakan keberhasilan kamu dengan makan malam istimewa"

"Benarkah? Aah ayah. Terimakasih" ujar Asma', memeluk ayahnya lagi.

Dia sangat merindukan ayahnya. Bagaimana tidak, untuk mencari ilmu dia harus rela berjauhan dengan ayahnya.

Cinta Sejati Untuk AsmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang