“Atas izi dariNya, aku mengikhlaskan dirimu”
***
Asma menatap keluar jendela kamarnya. Disana memperlihatkan taman yang tidak terlalu luas namun indah dengan di penuhi bunga mawar putih.
Ya, kamar Asma menghadap ke arah taman bunga miliknya. Dia membuat taman itu untuk mengenang sang bunda. Asma memiliki selera yang sama dengan ibunya, yakni sama-sama menyukai mawar putih.
Taman itu jika di lihat dari jauh hanya menampakkan warnah putih dan hijau. Itu karena taman hanya di penuhi oleh mawar putih saja dengan rumput hijau disana.
Asma meneguk segelas teh manis. Dia merasa hambar dengan perasaannya saat ini. Tanggal pernikahan sudah di tetapkan.
Sekitar dua minggu lagi dia akan menikah dengan dokter Arif Wiraguna.Tapi entah kenapa, dia masih saja merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Tidak ada kesan yang tertinggal, apa itu bahagia atau senang. Apa kini dia mulai ragu untuk menikah? Dia takut berfikir sejauh itu. Mengingat wajah ayahnya yang bahagia saat Asma menerima lamaran Arif, membuat Asma tidak tega.
Zafran? Entah bagaimana kabarnya. Kakak angkatnya itu seperti hilang di telan bumi. Sudah seminggu Sejak lamaran Asma malam itu. Zafran tidak pernah terlihat, baik di rumahnya maupun datang ke rumah Asma. Asma tidak tau kenapa. Tapi dia merasa kehilangan sosok pria itu.
"Assalamualaikum" suara Aisyah membubarkan Asma dari lamunannya.
"Wa'allaikumsalam""Ada apa, Asma?" Tanya Aisyah. Dia merasa sahabatnya itu terlihat kurang baik pagi ini.
"Tidak ada. Aku baik-baik saja" ucap Asma sambil tersenyum. Mencoba memperlihatkan bahwa keadaannya baik-baik saja.
"Bang Zafran apa kabar?"
"Ohh, dia baik-baik saja. Besok malah bang Zafran mau pergi ke malaysia selama 1 bulan untuk mengurus kantor cabang yang disana. Katanya ada sedikit masalah"
"satu bulan? Tapi kan aku dua minggu lagi menikah. Aku ingin bang Zafran datang di acara pernikahanku" ujar Asma.
Dia sedikit kecewa dengan keputusan kakak angkatnya itu yang tiba-tiba akan pergi ke Malaysia. Asma tak masalah jika Zafran pergi. Tapi masalahnya pergi selama 1 bulan, sedangkam pernikahan nya dengan Arif dua minggu lagi.
"Aku sudah mengatakan itu kepada bang Zafran. Tapi, abang masih kekeh mau pergi. masalahnya sangat penting katanya" terang Aisyah, mencoba membuat Asma mengerti.
Aisyah tau bagaimana perasaan Asma saat ini. Bagaimanapun Asma menganggap Zafran kakaknya. Namun abangnya itu tidak bisa bertemu dengan Asma. Abangnya masih sedih dengan keputusan Asma yang menerima lamaran Arif. Tapi Aisyah tidak serta merta menyalahkan Asma. Karena ini semua juga bukan salah Asma. Asma hanya mengikuti kata hatinya yang ingin berbakti kepada ayahnya. Asma juga tidak tau mengenai perasaan abangnya itu. Bang Zafran selalu diam dan menyembunyikan perasaannya terhadap Asma.Mungkin ini takdir yang harus abangnya terima. Dan Aisyahpun tidak bisa berbuat apa-apa.
"Asma, kamu sebentar lagi akan jadi nyonyanya bang Arif. Jadi, jangan sedih seperti ini. Meski bang Zafran tidak bisa datang ke pernikahan kamu, tapi pasti bang Zafran selalu mengirim doa yang terbaik untuk kamu" ujar Aisyah. Dia menangkup kedua pipi Asma dengan tersenyum.
Memberikan semangat kepada Asma agar tidak sedih dengan keputusan abangnya yang lebih memilih pergi ke Malaysia dari pada datang ke pernikahan Asma nanti.
Mendengar penjelasan Aisyah, Asma mengangguk sebagai jawabannya. Dia sangat kecewa tapi dia tidak bisa memaksa agar bang Zafran datang ke pernikahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejati Untuk Asma
EspiritualIni kisah cinta dalam diam antar dua bersaudara tak sedarah. Tentang cinta sejati yang dimiliki pemuda tampan bernama Zafran Akbar kepada adik angkatnya bernama Asma Naura Ibrahim. Zafran diam-diam menyembunyikan perasaan cinta yang besar kepada ad...