6

12 5 0
                                    

“ Karena terlalu dalamnya cinta, Aku memilih diam ”

***

Tik tok! Suara jam dinding terdengar. Di ruangan itu hanya ada Zafran. Ya, Zafran kini berada di ruangan kerja pribadinya. Mulai tadi pagi, Zafran sudah beralih profesi menjadi manajer pemasaran.

Sebenernya, Herman ingin memposisikan Zafran sebagai wakil direktur di perusahaannya. Hanya saja, Zafran menolaknya. Dia tidak ingin langsung berada di posisi tinggi secara cepat. Dia menginginkan adanya usaha dan proses untuk mencapainya. Tidak secara instan.

Bagi seorang Zafran yang genius, tentu rasanya tidak etis bila itu terjadi. Dia untuk mendapatkan predikat cum laude saja harus bekerja keras. Maka, untuk mendapatkan posisi direktur dia juga harus bekerja keras.

"Zafran, kamu belum pulang?" Ujar Herman, berada di ambang pintu kemudian masuk ke ruangan Zafran.

"Ah, iya ayah. Masih ada yang harus Zafran selesaikan hari ini juga" meja terlihat masih penuh dengan berkas-berkas dan laptop yang terbuka di hadapannya.

"Cepat selesaikan, dan segeralah pulang. Nanti ummimu khawatir jika kamu tidak segera pulang"

"Baik, ayah"

"Yasudah, ayah pulang duluan ya. Assalamualaikum" Herman pamit kemudian keluar dari ruangan Zafran.

"Wa'allaikumsalam"

Zafran kembali fokus pada laptop dan berkas-berkasnya. Bekerja di kantor ternyata tidaklah muda. Dia mulai mengeluh sekarang. Mungkin karena dia belum terbiasa dengan banyaknya pekerjaan yang ada.

Huff, Zafran menghelah nafas panjang. Tiba-tiba terbayang Asma dipikirannya.

"Astaghfirullah" dia beristighfar.
Bagaimana bisa dia memikirkan Asma dalam keadaan sibuk seperti ini.

Entah kenapa, Asma terus memenuhi pikirannya. Zafran sudah bekerja keras untuk mengusir Asma dari hati dan pikirannya. Sayangnya selalu gagal. Asma masih terus berada di hatinya.

"Jangan biarkan aku begini ya, Allah. Jika dia bukan jodohku, maka tolong hilangkan dia dari dalam hatiku" ucap Zafran pelan. Hanya dia yang bisa mendengarnya.

Zafran beranjak dari kursi kerjanya lalu bergegas menuju ke toilet. Dia berniat berwudhu dan menjernihkan pikirannya agar bisa fokus kembali.
Akhirnya, diapun melanjutkan pekerjaannya dengan lebih fokus.


***

"Arif aku mohon. Izinkan aku menginap di apartemen kamu, sehari aja. Please.." rengek perempuan itu masih memohon.

Gadis cantik berambut panjang dengan wajah blasteran Indonesia Amerika itu sudah membujuk Arif sejak 15 menit yang lalu. Tapi jawaban Arif masih sama. Arif terus menggelengkan kepala sebagai jawaban atas permintaan gadis itu.

"Ih, kamu tega Arif. Aku kan temanmu, harusnya kamu membantuku. Kamu tega lihat aku jadi gelandangan yang tidur di jalanan? Andai aku punya cukup uang, tentu aku tak akan meminta bantuanmu"

"Ini pake untuk mencari tempat penginapan" ucap Arif, menyodorkan uang kepada gadis yang ada di depannya itu. Tapi gadis itu terus menolaknya. Entah apa yang gadis itu inginkan.

Cinta Sejati Untuk AsmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang