"Adek kan udah bilang gak mau punya adik lagi ma" ucapnya sesegukkan setelah beberapa menit menangis "adek gak mau punya adik" ulangnya lagi, mengusap kasar pipinya yang basa oleh air mata.
Arka baru pulang sekolah shock mendapati berita bahwa mamanya hamil lagi. Hal yang tidak pernah diinginkannya yaitu memiliki seoarang adik. Menurutnya jika dia memiliki adik lagi, maka kasih sayang papa, mama dan abangnya akan berkurang kepadanya atau bahkan sama sekali tidak akan menyayanginya seperti sekarang ini.
"Sayang" ucap Nana mendekat berusaha membujuk dengan meraih tangan Arka yang langsung ditepis oleh anaknya itu.
"Adek bilang nggak mau ya enggak ma!" Bentak Arka lalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya dengan mata yang sudah banjir oleh air mata.
Hadi dan Nana sebelumnya sudah mengira jika bakalan seperti ini, tapi rezeky tuhan tidak mungkin di tolak menurut mereka.
"Yang" lirih Nana kepada suaminya yang masih menatap punggung anak bungsunya itu.
Hadi mendekati istrinya tersebut yang sudah menahan tangis sedari tadi "Kamu tenang dulu ya, biar aku ngomong sama adek" ucapnya mengusap pipi Nana yang basah oleh air mata.
"Kalau adek gak mau dengerin gimana? Kamu kan tau sendiri adek gimana Yang" ucap Nana yang masih tidak percaya pada suaminya bisa menenangkan anaknya itu.
Hadi tersenyum "aku tau, bagaimana bisa aku gak tau sama sifat anakku sendiri Yang" ucapnya tenang dengan mengusap kepala istrinya "segimanapun manjanya adek, aku percaya adek gak setega dan seegois itu" ucapnya berhenti sejenak, "Dan kalaupun adek gak mau dengerin aku juga, kita punya Abang. Kita tau sendiri, adek sayang banget sama abangnya" lanjutnya kembali membuat perasaan Nana kembali tenang.
Hadi menarik tubuh Nana masuk kedalam pelukannya "Udah jangan sedih lagi, ntar babynya ikutan sedih lagi" ucapnya mengusap punggung Nana agar lebih tenang.
"Sayang tunggu disini biar aku keatas ngomong sama adek dulu ya" ucapnya setelah melepas pelukannya dari Nana yang dijawab dengan anggukan.
Tak lama setelah Hadi pergi menyusul Arka menuju kamar anaknya itu, Raka datang dengan wajah yang jauh berbalik dengan Arka.
Ya, Raka datang dengan wajah yang ceria mengingat sebelumnya mama dan papanya sudah menelfon dan memberitahunya mengenai berita kehamilan mamanya itu.
"Assalammualaikum" Ucap Raka riang memasuki rumah dan mendapati mamanya yang sedang melamun.
"Waalaikumsalam bang" ucap Nana dengan wajah sedih dan membuat keceriaan Raka sebelumnya hilang gitu saja.
"Ma, kenapa? Adek bayinya gak kenapa-kenapa kan?" Tanyanya panik melirik sekilas perut mamanya yang masih datar tersebut.
Nana terpaksa memberi senyum palsunya kepada anak sulung yang berada didepannya ini "gak kenapa-kenapa sayang. Adek bayinya baik-baik aja kok" ucapnya mengelus pipi anaknya itu.
Raka yang belum puas dengan jawaban mamanya itu kembali bertanya lagi "kalau gak kenapa-kenapa terus kenapa muka mama sedih gini? Kenapa? Ada yang sakit?" Tanyanya khawatir.
Mendengar kekhwatiran dari anaknya ini membuat Nana tak bisa menahan air matanya lagi, setetes air mata kembali terjatuh membasahi pipinya "adek gak mau mama hamil, gak pengen punya adik lagi" ucap Nana dengan sesegukan "mama yang salah, mama Udah tau adek gak mau punya adik, tapi tetep juga hamil" lanjutnya kembali menahan kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA
Teen FictionSEQUEL OF A PERFECT FATHER (Duda) Arka si anak bungsu di keluarga Yudhistira, yang memiliki sifat manja dan jutek, harus menerima kenyataan kalau dirinya segera punya adik, yaitu Zekana Yudhistira. Awalnya Raka menolak keras deng...