NEW

216 27 6
                                    

Matanya memerah, berembun tak kuasa meninggalkan kembali sang ayah seorang diri untuk menjalani pemgobatanya, Aira sudah sangat bersikeras untuk menjaga sang ayah lebih lama bahkan meminta ijin pula pada jimin, namun yang di dapat penolakan telak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya memerah, berembun tak kuasa meninggalkan kembali sang ayah seorang diri untuk menjalani pemgobatanya, Aira sudah sangat bersikeras untuk menjaga sang ayah lebih lama bahkan meminta ijin pula pada jimin, namun yang di dapat penolakan telak dari sang ayah. Memintanya kembali pulang bersama jimin hari ini juga, jimin hanya bisa menyelus surai hitam milik istrinya sebagai penenang rasa gundahnya, menjalarkan hangat dari belaianya agar sang istri merasa memiliki tempat untuk bersandar.

"sudahlah sayang, jangan cemberut seperti itu."

Aira tetep tak bergeming menunduk pilu dalam penerbangan pulang menuju korea.

" Padahal ayah sudah menyuruhku agar selalu membuatmu tersenyum, tapi apa ini belum sampai korea pun kau sudah cemberut."

Aira menatap jimin dengan bendungan air mata yang sudah hampir jatuh tak tertahan karena dengan sendirinya Aira kembali menangis dan memeluk jimin.

"aku masih ingin bersama ayah.."

Jimin memgangguk , mengelus surai Aira berkali -kali.

"aku tahu, sangat tahu."

Ucap jimin yang kini sudah membawa wajah cantik sang istri untuk menatapnya.

"tapi ayah ingin melewati itu semua tanpa membebanimu, jadi tersenyumlah agar pengorbanan ayah menjalani semua pengobatanya sendiri tidak sia-sia, karena anaknya selalu tersenyum."

Jimin mengecup kening Aira .

"setidaknya tersenyumlah untukku, aku akan sangat terluka jika melihatmu terus menangis seperti ini."

Aira menatap dalam jimin, mencoba sekuat tenaga menahan kesedihanya, hingga tanpa terduga jimin mengecup satu persatu mata Aira, turun ke hidung lalu menuju ke bibir.
Di ciumnya lembut bibir Aira menggecup perlahan tanpa menuntut apapun.

"tersenyumlah, jangan buat aku jadi merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apapun untukmu, di saat seperti ini. "

Aira mengangguk, mencoba menghapus sisa air mata pada pipinya, lalu mencoba tersenyum agar jimin, tidak terus bersedih melihatnya seperti ini.

"ternyata harus di cium dulu baru berhenti, kenapa tidak bilang dari tadi sih."

Ucap jimin yang langsung mendapat cubitan kecil di perutnya dari sang istri.

********

********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DUALISMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang