WANT IT

276 33 9
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul satu malam tapi jimin masih setia dengan beberapa berkas juga laptop di ruang kerjanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjukan pukul satu malam tapi jimin masih setia dengan beberapa berkas juga laptop di ruang kerjanya. Kaca mata bulat yang dia gunakan sudah terlihat menurun dari pangkal hidungnya, atau mungkin sengaja di gunakan seperti itu karena lebih nyaman untuknya, Namun sangat terlihat jelas mengaggumkan dengan pakaian rumahan biasa dan rambut yang sengaja di turunkan poninya.
Jimin begitu terlihat memukau, Bibir tebal yang acap kali dia kulum saat membaca beberapa dokumen , hidung yang tidak begitu menjulang namun sangat indah dan tak lupa rahang tegas yang sexy tersorot temaram lampu ruangan begitu membuat Aira yang sedari tadi berdiri di ambang pintu tak berhenti memandang laki-laki yang sudah setengah tahun ini hidup bersamanya.
Dengan teh hangat di tangan Aira akhirnya berjalan menuju sang suami yang sangat fokus dengan pekerjaanya bahkan tidak sadar jika Aira sudah berada di sampingnya.

"teh hangat?"

Aira menyodorkan teh tersebut pada jimin, yang di jawab dengan senyuman manis park jimin.

"terimakasih, sayang."

Aira mengangguk, membawa dirinya terduduk di sopa ruangan kerja jimin.

"ini sudah larut, apa tidak bisa di lanjutkan besok saja?"

Jimin melepas kaca matanya  di simpan perlahan di meja kerjanya, lalu membawa teh hangatnya menuju Aira.

"sebentar lagi selesai, dan ini sangat penting tidak bisa di tunda."

Jimin duduk di samping Aira, memandang Aira yang menangguk namun air mukanya jelas menunjukan jika dia tidak suka dengan jawaban jimin.

"kenapa? Apa kau tidak bisa tidur terlebih dahulu tanpaku?"

Aira masih tetap diam, namun malah membawa dirinya berbaring di sopa menjadikan paha jimin sebagai bantalanya.

"entahlah, tapi aku ingin tidur disini, menemanimu bekerja,  apa boleh?"

Jimin menatap mata Aira yang tepat berada di bawahnya, tersenyum sambil mengelus pipi sang istri.

"tapi disini tidak nyaman sayang, badanmu bisa sakit."

Ucap jimin sambil mencubit ujung hidung Aira, Gemasnya luar biasa di saat Aira manja seperti ini.

"tapi aku mau menemanimu, jim."

Jimin terkekeh karena bibir Aira kini sudah mengerucut lucu, lalu dengan tlrasa gemas yang sudah memuncak jimin mengecup singkat bibir itu.

"akhir-akhir ini istriku sangat manja yah, tidak galak seperti dulu."

Jimin bangkit dari duduknya lalu membawa dirinya kembali ke meja kerjanya.
Aira yang melihat itu hanya diam dengan bibir yang semakin cemberut. Dia kan sudah merayu dengan teh hangat agar jimin mau tidur dan beristirahat, tapi jimin malah kembali membuka ke meja kerjanya ,dia lelah sendiri melihat jimin yang terus bekerja beberapa hari ini bahkan sampai tidak tidur.

DUALISMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang