Feby Putri - Usik
(Oke, mungkin ini tidak nyambung dengan cerita, tapi tak apa karena aku memang sedang mendengarkan lagu ini.)...
Aku akan menceritakan tentang seorang gadis yang sedang merasa muak dengan cerita yang ia baca.
Lembaran-lembaran penuh drama itu seolah menyihir setiap pasang mata.
Tapi, tidak denganku.Terlalu jengah untukku kembali mendengar kisah serupa. Gadis yang beruntung selalu terlukis dalam cerita, ya, meskipun memiliki kisah pahit.
Sepahit apa pun kisah itu, pasti ada sosok lelaki yang menjaganya dengan baik.
Iya, sosok yang selalu hadir dalam kisah percintaan sebuah novel.
Apa hidup selalu seperti itu?
Kenyataannya tidak semua orang memiliki keberuntungan serupa.
Tidak semua orang memiliki pangeran yang selalu menjaganya.Tidak sejak kecil juga saat dewasa.
Mengapa? Kisah itu selalu menyajikan sosok lelaki yang tangguh dalam menjaga perempuannya.
Adakah perempuan yang benar-benar sendiri, tanpa sosok lelaki?
Adakah perempuan yang merasakan pahitnya hidup seorang diri?
Mengapa penulis tak menciptakan perempuan yang begitu menderita?
Apa terlampau khawatir bahwa kisahnya takkan menarik bila tak ada sosok lelaki semacam itu. Justru itu yang membuatku jengah.
Membuat gadis di luar sana semakin teriris.
Membuat gadis di luar sana mungkin semakin terpojok.Semakin mengasihani dirinya sendiri atas nasib yang ia terima.
Semakin menangisi kisahnya sendiri yang tak bisa sebahagia perempuan dalam cerita.Aku, mungkin terlalu sibuk dengan persoalan ruwet. Tak sempat memikirkan sosok lelaki itu.
Tak juga sebagai penghibur atau pelepur lara.
Aku terlalu sibuk memikirkan cara untuk tetap bertahan hidup.
Cara untuk tetap bisa tersenyum.Bagiku memikirkan sosok lelaki penjaga bak malaikat terlalu klise.
Selain sosoknya yang tak pernah ada, juga diriku yang terlampau jengah.
Namun, aku tak pernah menyalahkan mereka semua. Atau pun tokoh-tokoh yang berada dalam novel.
Hanya saja aku berpikir mungkin ceritaku atau gadis di luar sana akan lebih indah pada akhirnya nanti. Atau mungkin tidak sama sekali.
Kukira bahagia tak hanya dari persoalan cinta.
Mereka memang hebat, tapi aku tetap menganggap kisah kelamku paling hebat. Juga diriku yang mampu bertahan.
Biarkan aku atau kamu yang akan menjadi saksi kehidupan ini.
...
Salam.
Mungkin ini bisa mewakili ribuan hati yang terpaksa terpendam karena kalah dengan kisah pada umumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seharusnya Kita Tidak Menyerah
PoesiaMau baca silakan, tidak juga tak mengapa. Karena tulisan ini saya dedikasikan untuk diri sendiri, menggambarkan hidup sekitar saya, jadi orang lain tak perlu tahu apa yang saya rasa, apalagi teman saya. Semoga mereka tidak membaca ini. °°°°°°°°°°°°...