4. Menuju Dunia Halu

150 24 3
                                    

Dunia Halu adalah tempat mereka yang terbuang oleh kenyataan

Zia berjalan seorang diri menyusuri jalanan sepi. komplek cerama memang sepi, sedari awal Zia memilih tempat ini karna penduduk rata-ratanya berumah besar, rumah mewah dan megah yang hanya dijadikan layaknya halte sebelum mereka kembali ke-kesibukan mereka masing-masing. Hanya rumah Zia yang kecil, terselip dibeberapa bangunan megah.

Zia kepikiran dengan hal yang baru saja menimpanya. Bagaimana bisa Zio berkata hal sekeji itu? Mengingat hal indah yang pernah mereka jalani, hal ini terasa mustahil. Zio tau persis bagaimana kokohnya Zia menjaga kehormatannya? Tapi semuanya ambruk bagai perumahan diterpa badai.

Zio yang diam-diam disanjung olehnya, Zio yang selalu dianggapnya sang juara kini berubah menjadi monster terjahat yang belum pernah ditemuinya.

Zia membuka handle pintunya dengan lemas. Seakan saripati makanan yang tadi dikonsumsinya tak ada gunanya. Tampa membuka sepatu, Tas, dan melepas baju yang sudah berbau. Ia menghempaskan badannya ditempat tidur empuknya, Zia sangat menyayangi harta satu-satunya itu.
Zia mengelus-elus tempat tidurnya dengan penuh perasaan, lalu menenangkan tubuhnya yang kelelahan, dan tampa Zia sadari, ia sudah terlelap.

🔸🔹🔸

Dilorong yang gelap gulita Zia berlari tampa ujung. Zia terus berlari tampa tau mana arah yang sebenarnya tidak buntuh, dan akhirnya Ia terjatuh karna sangat kelelahan. Tiba-tiba bayangan gelap menghampiri Zia, perlahan suara hentakan kaki semakin terdengar jelas. Zia bingung harus lari kemana lagi?

Sosok itu akhirnya tiba dihadapannya. Zia merinding ketakutan, Ntah kenapa Kini Zia dibaluti darah? Darah terus mengalir dari seluruh tubuhnya, ternyata! Darah itu berasal dari Mata, telinga, hidung, mulut, dan semua ujung jari tangan dan kakinya.

Zia pun perlahan melangkahkan kakinya mundur. Kakinya semakin sulit untuk digerakkan, Zia tersandung batu dan terjatuh lagi, ternyata sosok itu tidak hanya satu, ada banyak.

Sosok itu tertawa menyeringai, mereka tidak kalah menyeramkan dibanding tampilan Zia sekarang. Kulit mereka pucat dan banyak bekas lebam diseluruh tubuhnya, Mereka berjalan seolah tak bernyawa.

Setiap kali 5 detik mereka akan meregangkan leher mereka hingga bersuara, bahkan beberapa diantara mereka menarik lehernya sendiri hingga putus. Hawa keberadaan mereka sangat dingin dan menyengat hati Zia. Hembusan nafas mereka terdengar seperti orang yang sedang mengidap asma. "Ayo pulang!" Ajak mereka pada Zia, dan hampir menyentuh Zia. "Aaaa!!!" Teriak Zia ketakutan dan ....

"Huf hufs hufs ..." Zia terbangun dari tidurnya, seluruh badannya dibasahi keringat. Sejenak Zia panik dan masih gemetaran, namun setelah kembali menenangkan dirinya. Akhirnya Zia bisa bernafas dengan teratur lagi.

Zia memandangi seluruh tubuhnya yang masih berantakan dan berbau. "aaakh ..." Zia mendercak malas, kemudian memilih untuk mandi dan sedikit merapikan kamar berantakannya, yang penuh dengan bungkus cemilan. meski masih mendercak-dercak tiap kali Zia menggerakkan tubuhnya untuk membereskan tempat itu, dengan keadaan sangat terpaksa Zia harus tetap melakukannya, meski sudah tengah malam. Ia pikir, kalau inilah Faktor penghantar mimpi buruk nya itu, Yah! Zia adalah seorang mageran sejati.

🔹🔸🔹

Zia berjalan lunglai dengan mata lebam, karna tidak bisa tidur setelah mimpi buruk itu. "Hallo nona! Mau beli ice cream?" tanya pria paruh baya pada Zia, Pria itu bertubuh gendut dan berkumis tebal yang hampir menutupi lubang hidungnya, Sejenak Zia memandang pria itu aneh. "Pak perlu ditawarin napas buatan?" Tanya Zia dalam hati, Zia hampir melontarkan pertanyaan bodohnya ini. namun, memilih mengurungkan pertanyaannya saja, Berhubung Zia sedang tidak ingin cari masalah.

DUNIA HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang