Pagi ini Krist buru - buru berjalan menuju ruang rapat di lantai 5 gedung manajemennya, karena ia bangun kesiangan. Salahkan pada alarm yang tak mampu membangunkan Krist padahal sudah di atur satu jam sebelum rapat.
Begitu keluar dari lift, ia langsung berjalan cepat hingga...
Bruk!! Ia menabrakkan ujung kepalanya, tidak sampai terjatuh. Tapi kepalanya berbenturan dengan seseorang dihadapan.
"Oh shit!!" Refleks Krist mengumpat sembari mengusap kepalanya, saat ia mendongakkan kepala ia langsung menyesali ucapannya. Digigitnya bibir bawah, menyesal telah mengumpat tanpa tau siapa yang ditabraknya.
"Phi..." Lirihnya
Lelaki yang disebutnya Phi hanya menghela nafasnya kasar sebelum mengambil alih tangan Krist untuk mengusap ujung kepala yang bertabrakan dengan dirinya.
"Jangan mengumpat lagi naa??" Krist mengangguk untuk menanggapi, "Apa masih sakit?" Tanya lelaki itu membuat Krist menggelengkan kepala lemah.
"Kenapa jalan buru-buru?" Tanya lelaki itu lagi, tangan Krist terangkat untuk menghentikan usapan, "Aku bangun kesiangan untuk rapat..."
"Rapatnya belum dimulai, Phi Yui masih dalam perjalanan juga... Phi kan sudah pernah bilang, jalan hati-hati... Kenapa tadi sampai menubruk Phi? Bagaimana kalau menabrak tiang atau tembok? Pasti kepala Nong bisa sakit lebih dari ini kan?" Ia mulai menceramahi Krist.
"Tidak akan aku ulangi..." Ujar Krist sembari menunduk.
"Dulu nong juga bilang begitu..."
"Kali ini janji..." Krist mengangkat wajahnya, menunjukkan keseriusan akan kata-katanya dengan puppy eyes, membuat ia terlihat menggemaskan.
Lelaki itu tersenyum lembut, "Sebaiknya kita kembali ke ruang rapat. Menunggu Phi Yui disana..." Ia berbalik setelah mengatakan itu, berjalan menuju ruangan yang dimaksud diikuti oleh Krist di belakang punggungnya.
Rapat berjalan cukup cepat, hanya 1,5 jam.
Selesai dengan rapat, Krist langsung kabur menuju cafe gedung manajemennya yang ada di lantai bawah. Sendiri? Tentu saja, memangnya mau sama siapa lagi? Phi yang tadi? Oh itu masih sibuk bicara dengan Phi Yui, Krist malas menunggu, ia sudah sangat haus.
"Permisi Phi Krist..." Ucap seseorang gadis diikuti senyuman oleh 4 gadis lain di belakangnya.
"Khab? Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Krist dengan sopan.
"Emmm, kami adalah penggemar mu. Kebetulan kami sedang minum di cafe ini. Daannn, bolehkah kami berfoto denganmu?" Tanya lagi gadis itu dengan sopan dan terlihat ragu, sepertinya dia terlalu excited.
"Tentu. Berikan ponselnya, kita berfoto bersama." Ujar Krist mengulurkan tangan, meminta ponsel salah satu gadis itu.
Tepat saat selesai mengambil gambar, seseorang menghubungi ponselnya. Krist menjilat bibirnya saat membaca nama si pemanggil.
"Ah, maaf. Aku sedang ada panggilan. Aku permisi naa..." Krist berpamitan dengan sopan, sembari membawa gelas minumannya, ia melangkah menjauh setelah menjawab panggilan.
"Halo?"
"Phi tunggu di mobil, phi antar pulang oke?" Ujar suara seorang lelaki diseberang panggilan.
"Tapi..."
"Kenapa? Apa nong ada janji?"
"Itu...."
"Mau phi antar ke tempat janjianmu?"
"Ah tidak... Aku akan pergi sendiri. Phi bisaaaaaaaa...." Krist menggantung kalimatnya saat melihat lelaki yang di telfonnya tengah berdiri di depan loby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemikiran Peraya (Oneshoot Nya SingKrist)
FanfictionSingto Prachya Ruangroj dan Krist Perawat Kongpobe dan Arthit Kumpulan cerita Oneshoot milik SK (PERAYA)