0.7

989 144 14
                                    

Perawat itu kembali menutup pintu ruang rawat Jiyeon dan sesaat menatap nya kembali. Kemudian ia pergi dengan menyimpan ponselnya ke dalam saku. Jiyeon tidak pernah berfikir bahkan membayangkan akan dalam keadaan dimana ia dan Jungkook akan bertengkar setelah hubungan mereka berakhir.
"ya hyung. Aku sedang sibuk sekarang" kata Jungkook berbicara pada salah satu member yang menghubunginya. Ia lebih memilih keluar untuk sementara waktu agar emosinya sedikit lebih tenang.
"maaf aku tidak bisa ikut"
"baiklah, tidak masalah. Tapi kau dimana ?"
"nanti akan aku beri tahu. Sudah dulu ya hyung" pungkasnya.

Jungkook kembali meletakkan ponsel di atas meja, ia menatap ke depan layar televisi yang menunjukkan iklan yang mereka bintangi. Sebenarnya, ia tidak tahu kenapa ia begitu kesal saat Jaehyun mengatakan bahwa Jiyeon berada di Korea. Ia sebenarnya tidak ingin menemui Jiyeon, namun pada akhirnya ia berada disini setelah membalas pesan singkat Jaehyun sendiri. Mungkin karena ia merasa bahwa Jiyeon datang bukan untuk dirinya, melainkan untuk orang lain. Apalagi, itu adalah Jaehyun seseorang yang juga ia kenal. Namun hingga sekarang, sebenarnya ia tidak tahu hubungan apa yang terjalin antara keduanya setelah hubungan nya dan Jiyeon berakhir.

Sudah hampir satu jam lebih Jungkook belum kembali ke kamar. Jiyeon menjadi gelisah, ia kira pria tersebut tidak akan lama berada di luar. Dilangkahkan kakinya keluar dari kamar hanya untuk sekedar mencari sosok pria tersebut. Ia tidak bisa menghubungi, hingga saat ini ia tidak memiliki nomor pria tersebut. Ia semakin gelisah, kala belum menemukan Jungkook meskipun ia sudah berjalan mengelilingi koridor lantai ia menginap. Bahkan sekarang ia turun ke lantai bawah. Haruskah ia bertanya pada Jaehyun dan meminta nomor Jungkook darinya.

Kaki nya lelah, Jiyeon pun memilih duduk di salah satu deretan kursi dengan pasien bahkan pengunjung yang lainnya. Mereka tengah asik menonton salah satu drama. Jungkook baru saja keluar dari dalam lift dan bergegas ingin kembali ke kamar Jiyeon, tapi saat itu tanpa sengaja ia menangkap sosok Jiyeon yang tengah bersama dengan pasien lainnya. Ia pun datang menghampiri, berdiri di depannya.
"apa yang kau lakukan ?" tanyanya.
Atensi Jiyeon teralihkan. Sesaat ia menatap kedua mata Jungkook dan memilih diam.
"kenapa berada di sini ?" kata pria itu lagi.
"aku mencemaskan mu" balas Jiyeon.

Terteguh medengar untuk sesaat. Pria itu bertanya kenapa harus mencemaskannya, dia baik baik saja. Yang sakit bukan dirinya, dan seharusnya Jiyeon berada didalam kamar.
"kau terlalu lama berada di luar. Aku mencemaskan mu" kata Jiyeon lagi. Ia hampir meraih tangan Jungkook kala pria itu menawarkan bantuan, namun Jiyeon membiarkan tangannya mengambang ke udara.
"aku bisa sendiri" kata Jiyeon sembari meraih stang infus agar ia bisa berdiri sendiri. Jungkook menatap tangannya yang enggan Jiyeon jamah, kemudian ia memilih menyusul wanita itu.
"dia seperti member boyband ?" kata salah satu orang yang bersama dengan Jiyeon tadi.

"aku membeli makan malam" kata Jungkook meskipun Jiyeon tidak bertanya.
"apa yang kau beli ?"
Mereka berbicara ringan hingga sampai kedalam kamar. Keduanya seperti menganggap pertengkaran tadi siang tidak pernah ada. Jiyeon enggan kembali tidur di ranjang, ia memilih berada di sofa meskipun Jungkook sudah meminta nya kembali berbaring.
"kau memang keras kepala" kata pria itu.
Jiyeon tertawa ringan, ia lebih memilih menyalakan televisi dan mencari tontonan netflix yang sedang ingin ia lihat.
"kau sudah minum obat mu ?" tanya Jungkook.
"sudah" jawab Jiyeon tak mengalihkan atensi.

Keduanya menonton acara bersama, sesekali Jiyeon akan tertawa. Sedangkan Jungkook menikmati makan malam nya dan sesekali merespon apa yang Jiyeon bicarakan. Jiyeon juga sesekali menatap ke arah pria tersebut secara diam diam, terkadang ia bahkan tersenyum simpu melihat nya.
"Jung"
"apa ?" tanya Jungkook setelah ia selsai dengan makan malam dan membereskan semua tanpa meninggalkan serpihan yang kotor di atas meja. Jiyeon menepuk sisi kiri nya yang kosong dengan memberi isyarat mata agar pria tersebut duduk disampingnya.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang