Spring Day

0.8

Untuk sementara waktu Jiyeon tinggal di apartmen pribadi Jaehyun. Meskipun awal nya manager menolak dan menawarkan tempat yang lain, namun Jaehyun tidak setuju. Ia meyakinkan akan berhati hati dan hanya sesekali akan mengunjungi Jiyeon.
"sampai kapan kau akan menahan ponsel ku ?" tanya Jiyeon kala ia duduk di meja makan. Sudah tiga hari ia berada di apartmen Jaehyun, dan pria itu masih belum memberikan ponselnya. Sejak pulang dari rumah sakit itu adalah hari ia tidak bertemu dengan Jaehyun lagi. Lalu malam ini Jaehyun datang tiba tiba. Bahkan disaat ia sudah tidur karena kelelahan berjalan jalan.

"temani aku makan ya" kata Jaehyun
"kau belum makan ?" tanya Jiyeon sedikit mengeraskan suara kala pria itu pergi ke kamar mandi. Ponsel Jaehyun tergeletak di atas meja, ada sedikit pemikiran haruskah ia mengambil ponsel pria tersebut. Tidak, Jiyeon menggeleng kepala. Notifikasi sebuah pesan masuk terdengar, ponsel itu menyala dan tidak sengaja ia melihat nama Jungkook tertera. Sejak kapan mereka berdua dekat dan saling mengirim pesan.
"Jungkook, dia mengirim pesan" kata Jiyeon kala pria itu kembali. Jaehyun hanya menganggukkan kepala, ia memilih kembali ke dapur menuangkan segelas susu hangat. Sedangkan dia memilih makan roti pangang dengan telur setengah matang dan irisan alpukat.

"kau sangat sibuk ? Aku bosan jika bepergian sendiri" kata Jiyeon.
"maafkan aku Jiy, tapi akan aku usahkan sering menemui mu"
"tidak, aku hanya sedikit bosan" jawab Jiyeon dengan di akhiri senyum nya. Mereka berdua pun kembali berbicara ringan. Membicarakan mengenai banyak hal, hingga tidak terasa sudah pukul tiga pagi. Dan Jaehyun harus kembali ke dorm.

•

"aku kesal !!" seru seorang wanita. Dia meletakkan ponselnya di atas meja, sedangkan temannya yang lain menepuk pundaknya. Mengatakan bahwa kemungkinan ini dampak dari foto tersebut.
"Jungkook, dia jarang sekali live. Bahkan di live bersama pun dia tampak sedikit bicara"
"sejujur nya aku memang kesal saat itu. Harusnya agency menuntut orang yang menyebarkan foto, tapi mereka bahkan diam. Dan kita di buat menjadi dua kubu" kata dari salah satu dari mereka. Jiyeon yang awal nya tidak menotice apa pembicaraan mereka kini ia malah penasaran hingga memilih menguping.

"pasti dia sedang di disiplinkan mulai saat itu"
"jadi, kau percaya bahwa itu Jungkook ?"
"ah !!! Molla !!!" seru nya kesal sembari mengacak acak rambut nya kasar.
"permisi, memang ada apa dengan Jungkook ?" tanya Jiyeon. Ia memang duduk bersebelahan dengan meja ke tiga wanita asing tersebut. Ia berada di salah satu kedai untuk makan siang.
"ah aku kehilangan ponsel ku selama beberapa hari, jadi aku tidak tahu apa yang terjadi" kata Jiyeon lagi memberi alasan kala ke tiga wanita itu menatap nya aneh.
"aku rasa, agency mendisiplikan Jungkook setelah foto di rumah sakit tersebar. Dia menjadi berbeda daripada sebelumnya"

"foto ?" kata Jiyeon tidak mengerti. Salah satu dari mereka mengambil ponsel dan menunjukkan foto yang mereka maksudkan. Sembari menjelaskan jika ini hampir satu minggu sejak menyebarnya foto tersebut. Agency tidak mengambil tindakan apapun untuk membantah atau pun membenarkan. Jadi para fans terpecah menjadi dua kubu.
"tapi, yang membuat kami penasaran siapa wanita ini"
"mereka menganggap jika Jungkook bersama dengan wanita"
Sontak Jiyeon menelan ludah dengan susah payah. Ia meremas kedua jari jarinya ketika saling bertautan. Itu dirinya, meskipun hanya terlihat buram dari belakang.
"lalu, bagaimana dengan Jungkook sekarang ?" tanya Jiyeon.

"itu yang kami cemaskan" balas mereka.
Jiyeon gusar, kecemasan yang dia rasakan benar benar nyata kala menghawatirkan Jungkook jika bersamanya.
"terimakasih" kata Jiyeon sembari mengambil sling bag nya. Ia pun bergegas keluar dari kedai. Mengingat kembali sikap Jaehyun dan Jungkook yang aneh membuat ia berfikir kemungkinan kedua pria tersebur bersekongkol untuk menyembunyikan ini. Jaehyun tahu, maka dari itu pria tersebut enggan memberikan ponselnya. Dan mengenai Namjoon yang datang, kemungkinan besar karena pria itu sengaja ingin menjemput Jungkook karena kekacauan yang ia buat.