بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Jika ikhlas adalah ujung dari harapanku ku harap dia adalah penantianmu dalam setiap doa"
~ Sebuah Patahan ~
"Assalamualaikum..pulang nih" suara ku yang lantang dengan membuka pintu berwarna coklat, saat ku masuk tak ada seorang pun menyambutku lalu ku simpan tas ku di dekat meja ruang tamu sambil melihat-lihat keadaan rumah.
"Ami!!!"
"Ka Husna apa ? pada kemana ?"
"Ada di taman,tau gak lagi ngomongin soal kemarin."
"Soal apa ?"
"Itu Ilyasa,yang lamar-lamar itu loh."
"Hah?aslian ka ?"
"Iya..ternyata dia udah bener-bener siap, sekarang bantuin aku bawa ini." ujarnya dengan menyokongkan gelas berisi air dan kue kering yang kemarin Umi buat.
"Hemmm."
Kami berjalan sedikit lambat dari biasanya mungkin ini tak tik ka Husna kali aja dia deg degan.
"Husna kok lama."
"Maaf Bi, ini tadi ada Ami jadi aja."
"Loh kok aku ?"
"Ini adikmu nak Husna ?"
"Iya bu..adik Husna."
"Wah anaknya bu Khumaira ini cantik-cantik ya."
Wah dalam hati serasa dunia ini milikku dan Ka Husna karena kami dibilang cantik.
Aku lihat Ka Ilyassa dia ganteng banget andai aja dia itu jodoh aku bukan jodoh ka Husna.
"Ah ibu Rani bisa aja, ibu punya anak berapa ?"
"Oh iya lupa Ilyassa juga punya adik namanya Fahmi dia seumuran kayak nya sama adiknya Husna."
"Oh gitu...sekarang dimana?"
"Oh dia di Jawa Tengah sedang pesantren, adakah niat di jodohkan?" Ujar ibu Rani sontak membuat kami terkejut.
"Umi jangan gitu." ujar laki-laki yang mungkin akan menjadi bagian dari keluarga kami nantinya.
"Hahah Ibu Rani ini bisa aja..."
"Jadi gimana nih Pa Imran pernikahannya mau di adakan kapan?"
"Sebaiknya sesudah ananda Husna lulus saja."
"Oh ya sudah, gimana nak Ilyassa setuju?"
"Insyaallah saya ikut aja, kalau Husna?"
Ya biasalah ka Husan hanya mengangguk saja tanpa keluar sepatah kata dari mulutnya.
Yahh kalo aja dia jodohku ganteng banget sih ka Ilyassa apalagi saat itu dia pake baju warna putih dan jas hitam dengan peci hitam legam ala-ala Ustadz pada biasanya.
"Saya dan keluarga pamit ya Umi Abi dan...Ami ya ?"
"Aminah Al-Farizi ka." jawabku dengan semangat.
"Oh iya Aminah Al-Farizi dan Husna saya pamit ya."
Hati melayang ketika dia sebut namaku andai dia sebut namaku saat perjanjian sakral alias akad hehe Astaghfirullah masa sih aku mau menikung Ka Husna.
"Ka dia ganteng ya." ujarku ketika kami masuk kedalam kamar.
"Iya sih hehe, banyak loh wanita yang ngomong gitu dan kamu pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Patahan
Teen FictionTak ada yang ku sesali di dunia ini selain ketika aku mencintai seseorang yang tak seharusnya aku cinta,dan hal yang paling ku ingat adalah ketika dia menunjukan cinta yang sebenarnya bukan pada siapa-siapa melainkan pada Alloh SWT ❤ 📌 Tag me in In...