7. Diary Aminah

9 1 0
                                    

Drttt....drrrtttt

Suara ponsel itu sangat mengganggu hingga aku terbangun dari mimpi indahku semalam apalagi kalau bukan mimpiin ka Ilyassa.

Astagfirullah

Sesekali tangan ku mengucek mata bagian kananku karena aku masih merasa ngantuk, kebetulan aku sedang halangan jadi subuh ini aku memilih untuk diam di kamar dan ku putar murottal dari Ka Muzammil

Suaranya membuat hati ku semakin tenang walaupun yaa kalian tau lah mataku sudah ingin terpejam lagi.

Tok..tok..tok

Suara itu membuatku mendehus karena lagi lagi mataku harus membuka karena suara yang mengganggu.

"Am..."

Rasanya suara itu tak asing .. ya bagaimana tak asing semua suara disini adalah suara orang orang yang aku sayang.

"Kenapa mi ?" Tanyaku dengan mengusap wajah ku yang masih mengantuk.

"Siang nanti antar umi ya .. umi juga mau kasih tau sesuatu.." jawab umi lalu mengelus kepalaku.

"Iya... kalau gitu Ami masuk lagi yaa hehe nanti jam 7 aku turun ke bawah." Ujar ku dengan menutup pintu dan berjalan gontai menuju kasur berwarna peach itu.

Mataku yang tadinya lelah tidak jadi memejamkan mata karena ku lihat langit langit kamarku seperti memberi isyarat agar aku segera mandi dan bersiap untuk menyiapkan semua project ku untuk keperluan Rohis.

Ting... ting...

Lalu ku buka notifikasi dari WhatssApp ternyata pesan dari Ai..

Aisyah
Assalamu'alaykum Am... hari ini kamu ada urusan ga ??

Kalian pasti sudah tau bukan apa pesan yang aku kirim padanya, ya apalagi kalau bukan " aku mau antar umi "

Begitulah percakapan kami terkesan kaku seolah kami adalah lawan jenis haha lucu sekali.

Langkah ku semakin hari semakin melamban seperti seorang sepuh saja, semangat ku juga seolah meredup ketika kabar pernikahan selalu melayang dipikiranku.

"Baru bangun ? " tanya abi

" Engga tadi udh bangun cuman diam aja di kamar." Jawabku dengan lemas.

Semua suasana di ruang tamu sangat berbeda dari sebelumnya, yang biasanya abi selalu berkhotbah kini rasanya tidak terdengar, umi pun sibuk dengan dentuman wajan dan spatula, dan Ka Husna dia tertawa kecil dengan benda persegi yang di genggamnya. Lalu aku ? Aku hanya diam melihat lihat semua keadaan rumah ini.

Tak lama wangi bawang bercampur kecap menyeruak masuk kedalam indra penciumanku....

Ah ini yang ku tunggu Nasi Goreng ala Ummi.

"Nii umi buatkan yu makan..."

"Ini apa mi ?" Tanyaku seolah seperti anak TK yang mencari tau apa yang dia lihat.

"Nasi Goreng dong kamu ini." Ujar umi sambil mengelus kepalaku.

"Kasihan.."

Sebuah PatahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang