6. Assalamu'alaikum

23 1 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

🌸🌸

Aku heran siapakah manusia? Yang dikerumuni banyak orang itu tanpa berpikir panjang aku berdiri dan ku hampiri semua nya.

"Maaf ini jadi kan kumpulnya? Udah sore nih dan mana ya Ka Khaidarnya Ka Furqon Ami udah lelah ni nungguin orang aja." Ujarku dengan membuka kerumunan itu.

semua terlihat aneh dengan perkataan ku, laki-laki itu pun melihatku dengan senyuman tipis.

"Assalamu'alaikum" gumam nya.

"Wa'alaikumsalam ka ini siapa si ? Banyak banget yang ngerumunin."

"Saya Khaidar Al-Kahf.."

Mendenger siapa namanya aku sontak memikirkan akan lembaran kertas yang ada di kamar ka Husna, aku yakin inilah orangnya aku juga pikir akan mengklarifikasi langsung ke Khaidar Al-Kahf

🍁🍁🍁

Semua berjalan lancar tak ada satupun yang membuatku menyesal datang ke perkumpulan ini disitu hanya ada aku, ka Furqon, dan Ka Khaidar saja ini kesempatan ku untuk bertanya soal itu.

"Maaf ka, boleh aku tanya sesuatu?" Tanyaku sedikit ragu.

"Boleh kenapa?" Ujarnya terlihat merespon.

"Kakak tau siapa Husna Nurul Huda?" Ujarku dengan memperlihatkan foto ka Husna.

"MasyaAllah Husna? Saya kenal betul dia kawan saya di SMA sampai kuliah kamu kenal juga?"

"Dia kakak ku."

"Oh begitu ? Luarbiasa Allah sangatlah baik hingga kita dipertemukan di sini nama mu siapa?"

"Aku Aminah Al-Farizi panggil aja Ami."

"Oh Assalamu'alaikum Ami." Jawabnya dengan tersenyum indah.

Jujur saat dia berbicara seperti itu ada yang aneh aku terlihat empati dengan dia..Astagfirullah aku gak boleh kayak gini.

"Wa'alaikumsalam Ka Khaidar." Balasku dengan anggukan.

"Panggil saja Hidar,kalau Khaidar kan susah."

"Oh Oke."

Dunia bukan hanya sebagai tempat singgahnya setiap insan tapi disitu pula tempat pertemuan apa yang sudah di takdirkan.

"Ka Hidar, Ka Furqon Ami duluan ya.."

"Sebentar Am ini aku punya kartu nama, kamu hubungi ku ya nanti." Ujar lelaki yang baru dikenal sembari menyerahkan kertas berukuran 15 x 5 cm itu.

"Insyaallah." Jawabku singkat dan aku langsung pergi tanpa belama-lama.

Sebetulnya disepanjang jalan semua pikiran dan mataku tertuju pada kartu itu rasanya ada yang berbeda karena hampir semua wanita jarang sekali diberinya kartu nama oleh Hidar kata nya sih tapi kenapa dengan ku ? Ah mungkin karena dia kenal dengan ka Husna.

Aku sampai rumah sekitar 18.30 WIB tepatnya sebelum shalat Isya, semua suara dirumahku lenyap dengan bulan yang cahayanya sangat putih, dahiku mengerut ketika ku lihat foto yang tergantung di atas tv ruang tamu gambar itu sangat bagus ku lihat isinya adalah gambaran bunga yang dipegang Husna dan Ilyassa yang memakai jas terlihat di sebrang bahu nya.

"Apaan ni ? Sejak kapan di rumah jadi kaya tempat kolase gini." Ujarku dengan mata yang menyipit.

"Ami udah pulang?" Ujar wanita setengah paruh baya membangunkanku dari rasa keheranan ini.

"Umi...ini apa ?" Ujarku dengan menunjuk foto yang tertera diatas tv itu.

"Oh itu foto prewedding nya ka Husna." Balasnya dengan senyum tipis.

Sebuah PatahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang