بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Pertemuan adalah bagian Skenario-Nya apakah kita juga bagian dari Skenario-Nya izinkan aku menjadikan mu sebagai pelabuhan hati "
~ Sebuah Patahan ~
Pagi yang cerah kembali menyapaku di hari Minggu ini aku yang kemarin lemas dan sedih karena berita itu jadi membuat aku malas untuk menyapa orang-orang yang ada dirumah ku tapi berbeda saat itu Ummi lebih memilih menyapaku lebih dahulu dan membawakan makanan kesukaan ku alias roti kornet.
"Anak ummi ini kenapa?"
"Ummi pernah gak suka sama orang eh orangnya udah suka sama yang lain."
"Anak ummi lagi jatuh cinta?"
"Ih bukan gitu."
"Ya kalo ummi pasti sakit hati dan suka males gitu ngomong sama wanita yang disukai laki-laki itu."
"Oh gitu berarti aku gak salah dong kalo aku jarang mau ngomong."
"Sebenernya salah sih,cuman kamu bisa apa nak?"
"Iya lah.....Ka Husna mana?"
"Ada Husna lagi di kamarnya tadi ummi liat dia lagi beresin kertas gitu, kok gak tidur di kamar?"
"Oh..aku mau kamar nya misah sama Ka Husna."
"Lah kok misah biasanya gak mau kalo ditinggal Husna, Lagian ka Husna kan mau nikah dia bakal pindah lah rumahnya."
"Aminah udah dewasa, dan kalo bisa kamar ini buat Ami aja...nanti Ami dekor."
"Ya udah deh boleh mau beres-beresnya kapan?"
"Hari ini juga."
"Kok anak ummi yang lucu ini tiba-tiba jadi pemarah dan kesel gitu."
"Ami udah dewasa dan hari ini Ami tau apa yang salah dalam kehidupan ini, Ami yang sering mengalah hari ini gak mau mengalah."
"Gak boleh gitu dong Am.."
"Assalamu'alaikum maaf ya ganggu Ummi, kata Ummi nya Ilyassa Husna mau diajak cari kebaya, ummi mau ikut?"
"Oh gitu...ya sudah kamu aja yang pergi ummi nemenin Aminah dulu."
"Oh.. adik kecilku kenapa ?"
"engga sana ka Husna cepetan pergi nanti kebaya nya kerebut orang."
"Oh iya hahaha." ujar nya dengan tertawa dan meninggalkan kami.
Aku tak mengerti kenapa secepat ini pernikahannya akan dilaksanakan hari Selasa, dan semoga saja ada hal yang menghambat jadi aku masih bisa mengagumi ka Ilyassa tanpa harus menyakiti Ka Husna.
"Tadi katanya mau beresin kamar."ujar ummi membangunkan lamunanku.
"Ah iya lupa." balasku segera memasuki kamar ka Husna dan kamarku saat itu.
Semua barang aku angkat tak ada yang tertinggal sama sekali namun tak sengaja ketika aku akan membuka kotak rahasiaku buku tulisan tanganku semasa SMA sudah tak ada aku takut jika buku itu terbaca oleh Ka Husna dan aku takut dia membenciku, tapi gak mungkin karena dia terlihat bahagia tadi.
Ah kemana ya
gumamku dalam hati.
Aku tak memikirkannya lagi tapi ada setumpukan kertas yang kulihat dibawah ranjang Ka Husna menurutku itu yang tadi ummi kira, kertas itu ukurannya sedang dan warna nya bagus-bagus lantas ku baca-baca saja surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Patahan
Teen FictionTak ada yang ku sesali di dunia ini selain ketika aku mencintai seseorang yang tak seharusnya aku cinta,dan hal yang paling ku ingat adalah ketika dia menunjukan cinta yang sebenarnya bukan pada siapa-siapa melainkan pada Alloh SWT ❤ 📌 Tag me in In...