____________________________________
Jadi malam itu benar-benar gelap dihutan. Setelah berganti pakaian, seluruh murid disuruh keluar untuk bermain games.
"Jadi setiap kelompok yang dibagi, kalian akan berjalan kedalam hutan untuk mencari harta karun. Diberbagai pohon sudah diikat oleh kain kuning dan merah kalian tinggal ikuti kemana kain itu berada mengerti? Jangan pergi kejalur lain kecuali jalur yang sudah kita tandai!"
Mendengar penjelasan dari kakak pembina mereka tadi membuat beberapa murid sedikit takut ada pula yang beralasan sakit.
Untuk donghyuck sendiri ia tidak yakin bisa menang tapi ia akan tetap melakukannya.
Masuk kedalam hutan dengan berbekal senter dan tas, tim jeno benar-benar banyak mengeluh.
"Kenapa harus malam malam sih?! Kenapa ga pagi aja gitu?" Hyunjin yang paling pertama mengeluh.
"Kalo pagi yah bakal keliatan lah jalanan sama kainnya! Banyak dong orang yang bakal menang" Jeno menjawab.
"Donghyuck bawain nih tas gue! Pegel!" Jeno berhenti bersama donghyuck.
"Jeno tasku juga berat!" Ucap donghyuck, memang benar tasnya berat.
"Gak usah banyak bicara! Bawa aja. Gue capek" Donghyuck memaki dalam hati saat itu juga.
"Ets berhenti! Gue pengen pipis deh" Hyunjin memutar bola matanya malas.
"Banyak mau lo jen! Pipis sana! Jangan disini tapi, noh dibelakang pohon" Ucap hyunjin kemudian.
"Hyuck gue sama soobin duluan ya? Lo tungguin tuh jeno" Belum sempat menjawab, hyunjin sudah berjalan lebih dulu.
Tak menunggu lama, akhirnya jeno datang.
"Mana hyunjin sama soobin?" Tanya jeno pada donghyuck.
"Udah jalan duluan" Jawab nya.
"Lo goblok banget sih! Kita kan gak pegang petanya! Bisa bisanya lo biarin mereka jalan duluan! Sekarang kita mau kemana?! Mau lewat mana?! Lo yang pimpin jangan gue! Awas aja kalo kita tersesat" Jeno kesal, donghyuck merutuki dirinya sendiri, kenapa tidak terpikirkan olehnya.
"Y..yaudah jen, kita coba jalan dulu. Semoga mereka belum jauh" Jeno memutar bola matanya malas, lalu mengambil kasar tasnya ditangan donghyuck.
Mereka pun berjalan mengikuti arah dimana kain berada.
"Ini kain jen, lewat sini berarti"
"Yaudah jalan!" Perintah jeno.
Karna pada dasarnya saat kakak pembina menjelaskan mereka tidak menyimak sama sekali. Akhirnya mereka melewati pohon yang terikat oleh kain putih.
Alhasil.
Sudah 1 setengah jam mereka jalan dan mereka benar-benar lelah.
"Hyuck ini beneran jalannya gak sih?!" Jujur jeno sudah hampir menangis.
"Aku juga beneran gak tau jen!"
"Lo yah!" Jeno hampir saja memukul donghyuck jika ia tidak ingat kalo mereka sedang tersesat, kalo donghyuck mati jeno tidak mau cari jalan keluar sendiri.
"Istirahat dulu deh, lo sih ah!" Jeno kesal, ia menyandarkan punggungnya pada pohon sambil sesekali mengelus lengannya karna dingin. Bodoh sekali jeno tidak memakai jaket.
"Dingin ya jen?" Tanya donghyuck, jeno hanya menatap sinis dan tidak menjawab. "Nih pake jaket aku"
"Lo juga pasti dingin, lo aja yang pake. Gue tahan kok" Ucap jeno kemudian.
"Nggak, lagian lengan bajuku panjang" Donghyuck memberi jaketnya pada jeno lalu berdiri. "Ayo lanjut jalan, kita gak mungkin disini mulu" Ucapnya.
"Lo gila? Kalo kita jalan lagi yang ada kita makin masuk kedalam hutan!" Ucap jeno yang kini ikut berdiri.
"Tapi setidaknya kita cari dulu jalan keluarnya jen!"
Sreekk...sreekk...
Suara seseorang berjalan diatas daunan kering. Mereka tau suara itu.
"Si..siapa? Hyunjin? So...soobin?" Jeno mencoba memanggil.
Sampai orang itu menampakkan diri didepan donghyuck dan jeno sambil membawa senapan, membuat keduanya terdiam kaku disana.
"Si..siapa kamu?!" Donghyuck memberanikan diri bertanya.
"Mangsa baru" Ucap pria itu tanpa menjawab pertsnyaan donghyuck barusan.
"Jen, lari!" Donghyuck menarik tangan jeno tiba-tiba, mereka berdua sama-sama berlari dikejar oleh dua orang -sepertinya penjahat? Atau mungkin pemburu.
Yang penting sekarang baik jeno dan donghyuck sama sama dalam bahaya.
"Hyuck pelan!"
"Jen mereka ngejar gimana mau pelan!"
"Gue capek!"
"Sabar jen, kita bakal cari tempat sembunyi"
Nafas mereka memburu ditambah lagi denyut jantung mereka tidak karuan sekarang. Suara senapan beberapa kali terdengar.
Mereka benar-benar ingin menangis saat ini juga. Akhirnya mereka mendapat tempat sembunyi walau hanya dibalik pohon besar.
"Jen, semoga ini tempat yang aman" Donghyuck berbalik menghadap jeno yang sudah basah dengan keringatnya.
"Hyuck belakang!"
Terlambat, donghyuck sudah lebih dulu dibekap oleh seseorang dibelakangnya menggunakan sapu tangan hingga kesadaran donghyuck lebih dulu hilang.
"Lepasin donghyuck!!" Jeno menendang orang itu hingga terjatuh.
"Hyuck! Sadar! Plis gue takut -eumphh" Jeno tidak melanjutkan bicaranya, orang itu tiba-tiba membekap mulut jeno sama seperti yang dilakukan pada donghyuck, kesadaran jeno menjadi berkurang. Ia masih bisa melihat dirinya dan donghyuck sama sama dibawa masuk kedalam mobil.
Brukkk....
Bahkan badan mereka dilempar begitu saja didalam bagasi mobil yang lumayan besar hingga saat itu kesadaran jeno benar-benar menghilang.
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Home ㅡLee Haechan
Fanfiction[Complete ✔] Saat kamu membiarkan orang disekitarmu menderita, artinya kamu juga sedang menyiksa jiwamu yang lain. ',-This Story about Twin with Role LEE HAECHAN. -121719