ㅤㅤ
ㅤㅤUpacara penerimaan murid baru adalah one of the most awaited event di seantero Hogwarts. Sensasi yang didapat dari gaung pantul suara menggelegar Topi Seleksi yang lantas sebabkan sorakan riuh redam hanya terjadi setahun sekali.
ㅤㅤJangan lupakan makanan berlimpah ruah juga dekorasi-dekorasi nan elok di sudut-sudut Hogwarts.
ㅤㅤMeski begitu, yang paling spesial dari hari itu adalah, itu akan jadi hari pertama murid-murid Hogwarts dapat kembali bersua dengan kawan-kawan mereka setelah liburan.
ㅤㅤPara murid baru sudah berjajar dengan rapi di depan altar dimana ditempatkan Topi Seleksi. Tegang jua penasaran bercampur dengan sukacita tergambar jelas pada wajah-wajah mereka.
ㅤㅤSatu persatu nama mereka dikumandangkan, yang lantas disusul gelegar nama salah satu asrama juga riuh redam sorakan murid-murid.
ㅤㅤDi tengah euforia dan hiruk pikuk yang merajalela, beberapa murid dibuat mengernyit keningnya lantaran sebuah bisikan yang menyapa kembar rungu mereka.
ㅤㅤ"Follow me... Follow.... Me....."
ㅤㅤ
ㅤㅤEkspresi tegang pun penasaran serta merta hadir di rupa beberapa murid. Namun hanya segelintir kecilㅡbenar-benar kecil.ㅤㅤBeberapa dari mereka mengernyit dalam diam, beberapa ada yang langsung bertanya pada teman di sebelah mereka, pun ada juga yang celingukan kebingungan.
ㅤㅤ"Follow... me... Help... me.... please..."
ㅤㅤSuara tersebut mengiba, makin mengusik para pendengarnya. Beberapa nampak kian gelisah, bergerak-gerak tak nyaman dari tempat duduknya.
ㅤㅤSeorang gadis Hufflepuff malah langsung berjingkat dari tempat duduknyaㅡmerayap menuju pintu keluar, meski dilarang meninggalkan Aula Besar selama upacara penerimaan murid baru kecuali ke toilet.
ㅤㅤTak lama, seorang pemuda Gryffindor menyusul.
ㅤㅤBeberapa saat berselang, tiga orang dari Ravenclaw menyusul. Kemudian banyak yang silih berganti melakukan hal serupa.
ㅤㅤMereka mengendap dengan begitu lihainya, pun beberapa ada yang minta izin ke toilet.
ㅤㅤHanya satu orang yang masih memiliki raut gelisah dan ragu. Ia nampak tengah menimbang-nimbang dua pilihan yang berat. Ia nampak tengah bimbang antara haruskah Ia menghiraukan bisikan yang Ia dengar atau haruskah Ia mengikutinya?
ㅤㅤ"Apa, sih, ini... Masa hari pertama udah ada beginian? Jebakan, ya, ini?" Gadis itu berdebat sendiri. Gadis dengan dasi hijau itu merasa ini betul aneh. Sudah tahun keenam Ia habiskan di Hogwarts, belum pernah Ia mendengar bisikan-bisikan macam ini yang mana orang lain tak dengar.
ㅤㅤGadis bersemat Genevieve Seo itu mengedarkan pandangan, menyadari beberapa orang yang menyelinap keluar. Penasarannya tiba-tiba membuncah menggedor-gedor akal sehatnya.
ㅤㅤShe wanted to find out and follow the voice, really. But curiousity killed the cat, and she can't help but being cautious.
ㅤㅤSetelah beberapa saat berdebat dengan diri sendiri, Genevieve akhirnya memutuskan untuk beranjak dari posisinya semula, lalu mengendapㅡdengan sangat hati-hati, di antara murid-murid. Semua pertanyaan dari kawan-kawannya Ia abaikan, demi mengejar suara itu.
ㅤㅤSuara itu menuntun mereka menjauhi Aula Besar, perlahan-lahan makin menuju Barat. Sepi, mereka mesti berhati-hati, silih berganti.
ㅤㅤMereka mengikuti suara itu dengan tiap langkah yang dituai penuh teliti, tanpa tahu bahwa yang 'kan mereka dapat 'kan kian membawa mereka masuk ke lubang yang bisa saja membawa mati.
ㅤㅤTapi, juga merupakan tanda bahwa mereka adalah orang terpilih.
ㅤㅤIya, suara itu akan membawa mereka menuju Rasmodeus Vivaldi, apabila mereka memang pantas bergabung dengannya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤto be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasmodeus Vivaldi
Fiksi PenggemarCuriousity killed the cat . . . but not the wolves. A harry potter themed NCT apply fic.