6》Fact

19 2 3
                                    

                            -_-_-_-

"Apa yang ada di kepalamu brengsek? Kenapa kau bertindak sejauh ini?" Pemuda dengan gurat lelah yang jelas terpatri mengamuk tidak terima di hadapan yang lebih tua.

"Kau menyebut aku brengsek? Aku ini lebih tua, jangan lupakan itu." Yang lebih tua kini merasa tersinggung.

"Dan ingat, aku ini kakakmu. Daripada berteriak kepadaku, lebih baik kau beri hyung mu ini salam dan sapaan manis. Kau benar-benar tidak merindukanku, Namjoon?"

"Persetan dengan kenyataan itu. Hyung ku sudah lama mati setelah dengan gilanya membunuh ibu kandungnya sendiri. Kau iblis, Seokjin."

                          -_-_-_-

"Kau ini kenapa, Jung?" Taehyung bingung dengan raut Jungkook yang terlihat tidak bersahabat.

"Hyung, kenapa kau mengambil keputusan tanpa membicarakannya terlebih dahulu denganku?" Jungkook menatap Taehyung dengan pandangan marahnya.

"Jungkook.."
"Kau bisa saja terbunuh, hyung."

"Apa maksudmu, Jung?"
Jungkook menyerahkan lembaran dan menaruhnya di hadapan Taehyung.

"Kau berencana menemui Yoongi dan menyerahkan Seehi? Segila apa kau ini? Dan, dapat dari mana perjanjian ini?"

"Jungkook, aku bisa menjelaskan semuanya."

"Jelaskan semuanya sekarang, hyung. Dan aku akan tau sejauh mana kegilaannmu."

"Orang kepercayaan Yoongi menemuiku kemarin. Dia bilang, kita bisa menemui Yoongi kalau Seehi juga datang. Aku hanya ingin semua cepat selesai, Jung."

"Dan kau percaya? Yoongi itu licik, dia terlalu licin untuk ditemui."

"Aku tau, Jung. Tapi kita tidak akan tau kalau kita hanya diam dan menyekap Seehi. Sampai kapan?"

Jungkook mendengus mendengar ucapan Taehyung yang terlihat seperti orang putus asa. Di hadapannya ini bukan hyungnya. Taehyung tidak pernah terlihat seputus asa ini.

"Hyung,.."

"Dan ada informasi yang nyatanya kau lewatkan,...

Yoongi. Dia, tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang sudah terjadi."
Jungkook tersentak kaget.

"Maksudmu, hyung?"
"Amnesia."

Setelahnya mereka berdua terdiam menerima kenyataan gila barusan. Sampai suara teriakan dari kamar di dekat mereka sekarang duduk terdengar.

---
Taehyung dan Jungkook memasuki kamar itu dengan terburu. Pemandangan kamar yang berantakan menjelaskan semuanya.

"Keluarkan aku brengsek. Aku tidak mengenal kalian semua. Kalian gila, tidak waras." Seehi berusaha menahan emosi agar tidak mencakar kedua wajah tampan kurang ajar di hadapannya kini. Wajah yang selalu terlihat meremehkan dan kelewat santai.

"Tidak sebelum kau memberi keuntungan untuk kami." Taehyung mendorong Jungkook, memerintah segera menghampiri Seehi yang sekarang terlihat akan memakannya hidup-hidup.

"Aku mendengar semuanya brengsek. Aku tidak mengenal siapa itu Yoongi. Aku tidak tau ada masalah apa dan dengan siapa. Aku sungguh tidak mengenal kalian, tolong keluarkan aku."

"Apa lagi kali ini, Seehi?" Jungkook berjalan mendekati Seehi yang beringsut mundur.
"Oh, sekarang kau pun ikut andil dalam kekacauan ini, Jiyoon?" Jungkook memandang dua gadis yang tampak berantakan dengan pandangan tajamnya.

"Hyung, sepertinya kita terlalu baik selama ini?"
Taehyung berjalan mendekati Jungkook.

"Emm, kita harus mengikat mereka lagi, Jung. Mereka semakin liar."

Fact -end-











Next?

First story nih :)...
Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan, Terima kasih. :)

EVADERETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang