Seorang remaja terduduk diatas tumpukan karung pasir yang baru saja selesai diturunkannya bersama pekerja yang lain dari sebuah truk besar.
Hari sudah larut malam kala itu,sudah menjadi hal biasa bagi dirinya bekerja dari pagi hingga larut malam.Seharusnya jam sepuluh malam ia sudah ada di kontrakan tempatnya tinggal. tapi karna malam ini akan ada kiriman barang yaitu pasir yang baru saja ia turunkan jadi terpaksa jam kerjanya ditambah sampai jam dua belas malam.
Waktu menunjukan pukul 23:11 wib ketika pria remaja itu duduk diatas tumpukan karung pasir yang baru saja beres di kerjakannya,itu artinya masih ada sekitar 49 menit lagi untuknya menghilangkan lelah dan sisa-sisa keringat yang ada ditubuhnya.
Pria itu kemudian merebahkan badannya di atas tumpukan karung pasir itu,kepalanya beralaskan kudua tangan yang dilipatnya.
Setelah lelah bekerja dan meraskan sakit dipinggangnya merebahkan diri diatas karung pasir sudah sangat mewah sekali rasanya bagi pria itu.Cuaca sangat cerah malam itu,dilihatnya awan-awan kelabu diatas kepalanya,langit begitu lapang dan udara dingin terasa bersabat dengan tubuhnya yang penuh keringat.
Dilihatnya juga gedung-gedung tinggi menjulang dan orang-orang berlalu lalang diantara remang-remang lampu gedung.
Pikirannya melayang-layang mencari setiap harapan yang dulu pernah ia sembunyikan.
Pria itupun memejamkan matanya,mencoba membayangkan semua hal yang selama ini dirinya mimpikan.********
Cerita berlanjut ke halaman berikutnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
SILOKA "Kumpulan cerpen"
القصة القصيرةUdah jangan banyak mikir, ini hanya sekumpulan cerita fiktif yang di imajinasikan seorang lelaki utopis. Dan yang pasti enggak akan seberat memahami novel filsafat. Klik ajah, dan ikuti alurnya. Salam Koala :)