Part 3

590 59 0
                                    

Renjun menghabiskan malamnya menginap di kamar jaga dokter setelah menangani pasien terakhir di jam jaganya. Ketika terbangun bau khas rumah sakit segera menyapanya kembali. Ia terduduk sebentar di atas kasurnya, memijat kepalanya yang pusing akibat menangis semalam. Untung saja ia sempat mencuci mukanya sebelum tidur sehingga matanya tidak terlalu sembab pagi ini. Ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan yang akan menghujaninya jika orang-orang melihat matanya yang sembab, Ia memang orang yang selalu mempersiapkan segala kemungkinan jangka panjang.

.

Renjun bersiap untuk pulang, dan meninggalkan ruangannya. Ia berjalan menuju pintu keluar sembari mengecek ponselnya. Hingga, satu pesan membuatnya memutar arah jalan.

.

Ia berjalan menuju tempat parkir karyawan dan menuju mobil yang sudah sangat familiar baginya. Di dalam mobil itu dapat ia lihat seorang pria tertidur di kursi pengemudi. Renjun mengetuk kaca mobil itu pelan. Pria di dalam terlihat tertidur cukup lelap, ketukan kecil itu masih belum dapat membangunkannya. Renjun tersenyum, kemudian meraih ponsel dan menelpon Si pria.

Pria didalam mobil akhirnya terbangun ketika ponsel yang berada disakunya berdering dan bergetar. Seketika ia terbangun ia refleks melihat kearah kaca mobil yang terketuk, dan seketika tersenyum.

...

Pria berambut pirang itu terbangun dari sandaran bahu pria berambut hitam legam yang masih terlelap. Ia menatap wajah pria itu dengan seksama sebelum memutuskan untuk segera mandi. Pria itu terlihat tertidur sangat dalam, sehingga ia tak tega untuk membangunkannya. Ia membenarkan selimut yang menutupi tubuh pria itu sebelum menuju kamar mandi.

...

" Maafkan aku... aku ketiduran..."

" Jisung-ah... kenapa kau menjemputku segala? Sudah berapa lama kau menungguku?"

" Ingin saja...", Jisung yang berada di kursi pengemudi itu hanya menjawab singkat dengan senyum.

" tsk, kau sudah makan?"

" Belum...", jawab Jisung cengengesan. Renjun sudah paham jika Jisung telah menunggunya cukup lama di lapangan parkir ini.

" tsk... Ayo kita sarapan dulu... aku yang teraktir...", Ajak Renjun lalu mengacak rambut Jisung yang malah tertawa nakal.

...

" oh... kau sudah bangun?... sudah mandi?", Jeno baru saja terbangun dari tidur, matanya bahkan belum sepenuhnya terbuka dan langsung melihat Jaemin telah berada di dapur dengan apron indigo yang telah terpasang ditubuhnya. Ia kemudian mulai melirik kesana-kemari, " Jam berapa ini?"

" Jam 08.00 pagi, mandilah...aku siapkan sarapan..."
" kau masak apa?",
" Bibimbap dan sup untuk mengobati pusing karena mabuk",
Jeno melangkah dengan langkah yang berat berjalan menuju kamar mandi.
...

Jisung dan Renjun makan dirempat yang di pilihkan oleh Jisung. Seperti biasa, urusan makanan Renjun serahkan pada Jisung.
.
Duduk berhadapan mereka hampir menyelesaikan sarapan mereka pagi itu.
" Hyung... apa kau tidur dengan nyenyak semalam?"
" eum..." ,
" Jisung-ah... jangan selalu mengantar-jemputku seperti itu suatu kewajiban untukmu..."
" Aku tidak merasa keberatan atau direpotkan, hyung... "
" Tapi, kau datang sangat pagi, itu artinya kamu belum dapat cukup tidur..."
" eum... tidak, aku cukup...", sebelum Jisung menyelesaikan kalimatnya Renjun langsung memotongnya, menatapnya dengan mata memicing.
" bohong..." ,
" Ok, iya. Tapi, kau juga tidak pernah mendapatkan cukup tidur... kau lebih parah..."
" hey, kau lebih muda daripada aku ...lagipula...tunggu, kau protes??", Renjun bangun dari duduknya, kemudian Jisung langsung berada diposisi siap siaga.
"bukan begitu hyung ...duduklah..."
Renjun langsung memiting kepala Jisung yang ada dihadapannya. Sempat-sempatnya mereka ribut ditempat makan dimana orang-orang terlihat tenang sarapan.
Kemudian mereka tertawa bersama,
" aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja setelah bekerja dengan jadwal yang cukup gila itu...",
" Jisung-ah... gomawo..."

" nevermind Renjun-ah..."

" Ya!...", seru Renjun sambil mengangkat sendoknya kesal. Sementara Jisung justru terlihat tertawa puas setelah menggoda hyungnya. Jisung rupanya cukup bernyali untuk memanggil Renjun tanpa honorifics bahkan setelah Renjun memiting kepalanya.

" jam berapa sekarang? "

" Jam 08.00"

...

" Terimakasih... kau repot-repot masak segala..." Jeno duduk di meja makan dengan rambut yang masih basah dan handuk yang masih menggantung dilehernya.

" Ah tidaak, aku juga butuh sup ini... tadi aku juga bangun dengan kepala yang berat...", jawab Jaemin yang makan dengan apron yang masih terpasang di badannya.

" benarkah...? aku bahkan tidak ingat apa yang terakhir kali aku lakukan sebelum tidur... kau ingat??",

" Oh ya? ...mm, tidak...aku juga tidak ingat...", jawab Jaemin terdengar ragu, lalu kembali menyesap supnya.

" Hei... maafkan aku mengajakmu mabuk padahal besoknya kita masih harus masuk kantor...", Ucap Jeno terdengar sangat menyesal.

" tidak apa-apa... " Jawab Jaemin diakhiri dengan senyum hangat dibibirnya.

...

" Kau yakin kau tidak ingin aku mengantarmu sampai depan kamar?" tanya Jisung nakal.

" Tidak perlu, kau pikir aku anak kecil...!",

" ya...Cuma tanya... hati-hati hyung, jaga kesehatan...", Ucap Jisung sambil melihat Renjun keluar dari mobil.

" Ok, kau juga hati-hati ya... bye-bye...", Renjun tersenyum sambil melambaikan tangannya lalu lanjut berjalan menuju lift basement.

Jisung tidak langsung meninggalkan basement itu. Ia sebenarnya lelah dan kurang tidur tapi ia benar-benar berusaha menyembunyikannya dari Renjun. Ia memainkan ponselnya dan berniat untuk beristirahat sebentar lagi di mobilnya.

Saat itu Jisung hanya memainkan ponselnya dalam keadaan tenang. Ia terkesiap ketika mendengar suara alarm mobil berbunyi dari jarak yang tidak cukup jauh darinya. Secara refleks ia mencari asal suara itu. Matanya memicing kemudian membesar seketika ia melihat sosok yang ia kenal. Pria berambut hitam legam dan pria berambut pirang itu berjalan bersama menuju dua mobil yang terparkir berdampingan.

...

Renjun terdiam ditempatnya, jantungnya masih berdegup kencang. Ia benci perasaan ini. Ia mencoba mengambil nafas panjang dan mencoba menstabilkan lagi degup jantungnya.
Matanya berkeliling.
Ia melihat piring kotor di tempat cuci piring yang ditinggalkan kedua orang yang baru saja buru-buru pamit dari hadapannya.

...

Kau yakin ia tidak apa-apa? – Jaemin-

kau tidak perlu khawatir. – Jeno-

.......................

Pelan-pelan ya bacanya... banyak deskripsi tersiratnya di story ini...
Makasih sudah membaca...
Love youu..,

RestlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang