*Happy Reading*
Aku terus mencerna kata demi kata yang telah dia lontarkan barusan. Aku sama sekali tidak mengerti, apa yang harus di mulai malam ini? Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, hanya untuk memastikan bahwa bukan hal - hal aneh yang ia lakukan nantinya. "Maksudmu apa?" Ucapku cepat.
Dirinya terpelonjak kaget akibat pertanyaanku. Lima detik sebelumnya, dia terus memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah. Aku sangat risih! Kemudian dia mengakhiri kegiatannya itu dan mulai menjawab, "Ah maksudku, kita mulai berteman malam ini."
Dia menjawab dengan tenang, namun aku tak langsung mempercayainya begitu saja. Karena saat ia mengatakan hal itu, terlihat kecemasan dalam wajahnya. Dia menutupinya dengan meneguk minuman yang sedari tadi ia pegang.
Bibirku tersenyum simpul, "Baiklah." Ucapku. "Kita berteman."
Sedetik kemudian, dia membalas senyumanku dengan perasaan sangat senang. "Senang bertemu denganmu. Ah ya namaku Byan." Dia menjulurkan tanganya ke arahku.
Spontan aku menyambutnya, "Namaku Asla, dan ingatlah, jangan main - main denganku." Aku tersenyum miring padanya.
***
Setelah berbincang panjang lebar dengan Byan. Aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya dengan alasan ingin ke toilet. Semua itu hanyalah argumen semata, karena sebenarnya aku risih padanya. Aku yakin dia bukanlah pria baik - baik. Aku bisa menebaknya setelah dia mencoba untuk menciumku tadi. Untung saja aku bisa kabur darinya, kalau tidak aku bisa di lecehkan olehnya.
Sesampainya di toilet, aku membasuh muka agar terlihat segar lagi. Lantaran aku tahu, inti dari pesta yang tengah berlangsung ini berakhir sampai malam tiba.
Setelah aku mencuci wajahku dan melakukan hal kecil, aku tidak langsung keluar. Aku masih takut dengan pria brengsek itu akan menemuiku lagi. Alhasil aku termenung di dalam sana.
Tak lama, seseorang mengetuk pintu toilet yang ku masuki. Dia meneriakiku dan menyuruhku untuk cepat keluar karena katanya. "Aku tidak tahan lagi mau pipis. Cepatlah."
Dengan rasa bersalah aku membuka pintu kamar kecil itu dan, aku mendapati Lura yang tengah melompat - lompat kecil sembari menahan kebelet yang ia rasakan. Tentu, aku dan dirinya sama - sama kaget. Kami melongo satu sama lain, sampai akhirnya Lura yang menegurku duluan.
"Asla,.... arggh aku tidak tahan lagi." Ucapnya. Setelah itu dia buru - buru masuk toilet dan mengunci pintunya.
Aku menunggu bocah itu sampai keluar dan menegurnya. "Kau ini dari mana?"
Lura membenarkan gaunnya yang sedikit berantakan, "Aku ada urusan dengan ibukku. Dan... eh? Kau habis dengan siapa?" Tanyanya yang membuatku mengerutkan dahi.
"Memangnya kenapa?" Aku menanya balik.
Lura berdecak sebal sambil berkacak pinggang, "Jangan balik tanya Asla. Aku serius bertanya padamu, kau habis dengan siapa?" Setelah kembali bertanya, Lura mendekatkan hidungnya ke arah leherku seakan ingin mencium. Otomatis aku menjauh darinya.
"Ey kau ini kenapa, mau menciumku ya?"
"Kau habis dengan Byan?" Tunjuk Lura ke arah dadaku.
Aku kembali mengerutkan dahi.
Bagaimana bisa ia mengetahuinya? Padahal aku tidak melihat tanda - tanda kedatangan Lura saat bercengkrama dengan pria brengsek itu.Kuputuskan untuk menjawab yang sebenarnya, "Iya, Lura." Lirihku sembari menundukkan kepala. "Dan dia hampir menciumku." Aku mengigit bibir bawahku, kemudian kembali menatapnya.
Lura kaget luar biasa setelah mendengar penuturanku itu. "Apa? Hampir menciummu? Gila!" Kedua tangan Lura mengepal kuat, tanda ia ingin menghantam Byan.
"Asla, sekarang kau harus ikut denganku."
***
Lura menarik tanganku hingga akhirnya kuputuskan untuk terus mengikutinya. Walau sampai sekarang, aku masih belum tau kemana dia membawaku pergi. Padahal tadi aku sempat bertanya padanya, namun sialnya dia mendiamiku seolah masih kesal dengan ceritaku tadi.
"Ayo masuk."
Kami tiba di ruang perpustakaan kecil. Saking sempitnya ruang ini hanya cukup untuk tiga atau empat orang saja. Lagian, atap serta dinding kayu yang ku lihat kali ini sudah jelek menandakan sudah tua. Terbelit rasa takut akan robohnya tempat ini.
"Cepat pakai, setelahnya aku akan mendandanimu." Ucap Lura membuatku berhenti menatap buku - buku yang tersusun di lemari itu.
Dia memberiku sebuah gaun putih panjang. Entah sejak kapan ia membawanya, aku tidak lihat.
Aku menatap raut muka Lura yang masih menunjukan kekesalannya. Aku bingung harus melakukan apa, sebagai gantinya aku menuruti permintaanya yang menyuruhku untuk mengganti pakaian dengan gaun indah itu.
Setelah gaun itu tertempel di badanku, Lura menatapku dengan senyum merekah di bibirnya. "Kau sangat cantik Asla."
Lain halnya dengan aku, yang sangat tidak nyaman dengan pakaian ini. Menurutku terlalu seksi, apalagi punggungku terekspos dengan bebas. Membuatku untuk terus menyenderi dinding. "Tidak ada pakaian lain?." Tanyaku berani.
Lura menarik tanganku kembali dan menyuruhku untuk diam dan duduk di kursi yang sudah di sediakan. Aku menurutinya sampai akhirnya dia melepas ikat rambut yang sedari tadi ku pakai. Dia menyisir rambutku sampai benar - benar rapi dan di pastikan tidak ada yang kusut.
Lebih mengejutkannya, dia mendandaniku!.
Tentu saja aku menolak cepat tapi sayangnya Lura terus mampu membungkam mulutku. Membuatku diam dan tak berkutik dengan apa yang ia lakukan padaku. Baiklah, aku mengalah padamu Lura. Untuk kali ini.
Kami menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menitan di dalam perpustakanan ini. Sama sekali tidak membaca buku dan tidak saling ngobrol. Sampai akhirnya Lura kembali tersenyum padaku.
"Cantik, kau benar - benar cantik Asla." Tutur Lura penuh penekanan di setiap kata.
Tanganku mencoba memegang pipiku, memastikan bahwa dandanan Lura tidak membuatku malu nantinya. Sekejap ia menepis tanganku, "Hei, jangan di sentuh! Aku susah payah mendandanimu."
"Untuk apa kau melakukan ini semua?" Tanyaku.
"Supaya kau tidak di ganggu oleh Byan lagi. Oh ya, aku akan memanggilkan Marda, supaya kau di beri sedikit kekuatan."
~To be Continued~
.
.
.
.
.6 April 2020...
Terima kasih yang sudah membaca cerita ini sampai menemukan tulisan 'To be Continued'. Sebenarnya aku mau kasih rules GA untuk kalian. Tapi ternyata belum sampe 1k, sedangkan part sebelumnya sudah mencapai 100 views.
Tunggu kelanjutannya ya + GAnya jika sudah 1k :)
Salam,
Deryxmpm.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Find You
FantasySepasang kekasih yang meninggal di hari yang sama namun dengan cara yang berbeda. Keduanya diserap masuk ke dalam dunia yang saling bertolak belakang. Mereka seolah hidup kembali! Hasrat untuk bertemu sangat menggebu. Namun kendala yang mereka alami...