I'll Find You

3. Terjebak di Hutan

Note : Semoga dengan di publishnya part 3 ini, bisa menggenapkan 200 views/lebih. Aamiin.

*Happy Reading*

Sebenarnya malam sudah sangat larut namun aku masih asyik berbincang, bahkan kantukku yang sedari tadi mengangguku kini entah pergi kemana.

Aku masih terus mendengarkan kalimat demi kalimat yang Lura ucapkan. Semua tentang Weist, kekasihku. Bagaimana bisa aku mengabaikannya?.

"Aku tidak menyangka bisa terjadi seperti ini. Aku kira kami akan bertemu di surga nantinya." Lirihku.

"Kalian sudah di surga, hanya tidak bertemu saja." Kata Lura antusias.

Perbincangan kami telah sampai disini. Awalnya tadi lura menceritakan bahwa sebenarnya ia tahu persis hal yang aku alami di dunia nyata.

"Bagaimana aku bisa ke Noudluzz?" Tanyaku.

"Hanya mengucapkan semboyannya saja"

"Apa semboyannya? Akan langsung ku ucapkan saat ini juga!" Ucapku antusias.

"Kau mau mati?"

***

Keinginanku untuk bertemu dengan Weist hanyalah harapan belaka. Mungkin selamanya kami tidak akan bertemu. Kalau begitu percuma saja aku mengakhiri hidupku dengan perbuatan yang dilarang. Ah bodoh! Baru menyesal sekarang. Aku kira kami akan bertemu nantinya, entah itu di neraka ataupun surga. Tapi kenyataannya aku malah masuk ke dunia Zamorasira, yang isinya orang mati bunuh diri semua.
Lain halnya dengan Noudluzz, tempat itu berisi orang - orang yang meninggal secara tidak sengaja, seperti Weist yang mati karena kecelakaan.

Kedua dunia ini dulu terbuat karena perpisahan Raja Luzz dan Ratu Sira yang kisahnya sama sepertiku. Luzz mati karena tak sengaja maka Sira sebaliknya, dia bunuh diri. Mereka akhirnya bersekutu membuat sekumpulan para orang - orang yang memiliki nasib yang sama dengannya. Memisahkan mereka dengan dunia berdasarkan cara mereka meninggal.

Begitulah ceritannya yang ku tahu dari Lura semalam.

Sedangkan Lura sendiri anak dari Luzz dan Sira. Dia lebih memilih ibunnya di banding ayahnya sendiri. Dia juga bunuh diri, oleh karena itu ia sedunia bersamaku.

Baiklah, tidak perlu menyesal dengan apa yang telah di perbuat. Kita jalani saja, entah apa yang akan terjadi kedepannya nanti.

***

Aku berfikir untuk jalan - jalan dengan tujuan mengenal lingkungan sekitarku. Karena rasanya bosan ada di dalam rumah terus. Kebetulah ini masih siang, masih ada waktu!

Kakiku melangkah menuju tempat yang belum pernah ku lintasi.

Selama berjalan,aku sering berpapasan dengan seseorang dan mulai saling menyapa. Di saat itu juga kami menjadi teman.

Rumah demi rumah sudah ku lewati. Hingga kini benar - benar sudah bukan kawasan tempat orang berlalu lalang lagi.

Aku tidak melihat orang lewat, bahkan aku juga tidak melihat pedagang keliling disini. Apa aku sudah terlalu jauh? Kurasa belum!

Bodohnya aku terus melajukan langkahku sampai akhirnya aku buta dengan wilayah keberadaanku saat ini.

Mataku terbelalak dan aku tercengang di tempat. Wilayah ini sangat gelap, sinar matahari seolah terhalang dengan pohon - pohon lebat ini. Aku susah melihat jalanan.